47: Liburan

2 1 0
                                    

"Apa ... Kau masih mencintai Jung Minji?" tanya Yumi memandangnya ragu.

Membuat Lee Hyunsoo sedikit heran, dan berpikir kenapa Yumi selalu membahas kisah cinta masa lalunya.

Padahal Lee Hyunsoo dan Gaby memang telah berpisah, dan tidak ada kemungkinan bila mereka bisa kembal bersama.

Dan soal mencintai, dia rasa tidak ada salahnya membicarakan yang sesungguhnya pada gadis itu, siapa lagi jika bukan Baek Kyungmi.

"Ya." Lee Hyunsoo spontan menjawabnya, lalu membuang napasnya kasar setelah menyadari tatapan Yumi luruh. "Tapi itu dulu, dan kini semuanya terasa berbeda. Aku ingin melupakannya," lanjutnya menatap manik hazel Yumi secara intens.

Ia memutar matanya malas. "Kau semudah itu mengatakannya? Apa kau sama sekali tidak memikirkan perasaan Jung Minji sama sekali."

Lee Hyunsoo pun menatapnya dengan tajam. "Aku memang memikirkannya, tapi aku tidak pernah berfikir bahwa dia memiliki perasaan yang sama. "

Kelopak mata Yumi terpejam. "Aku hanya ingin engkau merasa bahwa sahabatku ... Sudah tersakiti olehmu. Dan kau seharusnya meminta maaf padanya ... Justru kau membawaku ke taman ini," ujarnya.

Lee Hyunsoo hanya sanggup menatapnya tanpa mengatakan apapun, perasaannya buat Gaby mungkin hanya terbilang sebentar.

Namum hatinya juga tidak bisa diajak berbohong, fix-hatinya masih terdapat secuil perasaan yang ia tujukan untuk Gaby.

***

Masih di hari yang sama, Cha Suho terlihat begitu santai memperagakan step-by-step ekspresi wajahnya sesuai dengan apa yang director maksud.

Tanpa membuat kesalahan apapun, akhirnya ia bisa menyelesaikan aktingnya untuk episode pertama dan keduanya.

Baru saja sang sutradara memberinya waktu lagi untuk beristirahat, dan Cha Suho memanfaatkan itu dengan duduk di kursinya sembari membaca naskahnya.

"Jung Minji," panggil Cha Suho memandang ke arah Gaby yang sedang berdiri tidak jauh darinya.

Gadis itu yang terlihat sedang serius memperhatikan penampilan akting Mizuko Nakamoto dan Bryan Kim pun menoleh, ia sedikit menaikkan alisnya berniat menunjukkan ekspresi bertanya dari sana.

Tapi tangan Cha Suho sudah terlanjur terangkat, dan melambai memanggilnya ke sana. Lelaki itu bukan memintanya bertanya dari kejauhan tapi menyuruh Gaby untuk mendatanginya, seakan paham alasannya karena itu pun.

Alhasil Gaby menghela napas pelan, dengan sabar ia melangkah ke arah Cha Suho, untuk menanyakan apa maunya.

"Ya? Apa yang kau butuhkan?" tanya Gaby seperti terpaksa.

"Bawakan aku jaket di mobil," titah Cha Suho.

Gaby pun mengerti ucapannya. "Hanya itu?" Pertanyaannya hanya ditanggapi anggukan oleh pria itu. "Baiklah, akan kuambilkan," ujar Gaby bergegas menuruti lelaki tersebut.

Namun belum genap dua langkah, Cha Suho memanggilnya kembali. "Tunggu, sekalian belikan aku es Americano," ujarnya.

Setelahnya Gaby melanjutkan langkahnya, dan segera pergi meninggalkan pria itu dengan lembaran naskah yang harus dibaca.

Sesampainya Gaby di lokasi parkir mobil, sebelum ia menemukan Van Cha Suho. Dia mendapati seorang bertopi mengendap-endap seperti pencuri, Gaby pun mengurungkan langkahnya sedikit mundur untuk melihat apa yang sedang dilakukan orang bertopi itu di area parkir kru syuting.

Apa mungkin itu seseorang dari fansclub Cha Suho? Kemungkinan juga orang itu sedang melakukan prank terhadap artis? Tapi tunggu--apa yang ia lihat bukan kesalahan.

Orang asing tersebut tampak mencoret-coret salah satu mobil berwarna hitam dengan sebuah pewarna berupa cat spray, yang pastinya akan sulit untuk luntur.

Dan kemudian orang itu tidak melupakan pelengkapnya dengan membuat tulisan besar, dan menempeli beberapa foto.

Gaby yang memlihatnya dari kejauhan pun membelalakkan matanya, dan hendak menegur orang tersebut.

"He---hmphh!"

Sebelum aksinya berhasil, ia merasakan mulutnya dibekap oleh sebuah tangan besar.

"Ssttt ... diam, kau mau apa?" desis seorang laki-laki yang menutup tangannya tepat di area mulut Gaby sehingga membuat gadis itu sulit bersuara.

Setelah pria itu melihat orang bertopi tersebut menghilang dari sana, dia pun melepaskan bekapan tangannya dari bibir berlipstik Gaby.

"Hei! Kau siapa?!" pekik Gaby melihat seseorang yang tidak ia kenal sebelumnya.

"Sstt, jangan keras-keras. Kau bisa mengganggu jalannya syuting. Perkenalkan, aku Kang Daejin---direktur produksi film ini."

"Y-ya?! D-direktur?" kaget Gaby menatap lelaki itu yang ternyata pimpinan direksi pembuatan film yang sedang dijalani Cha Suho.

Bagaimana ia tidak kaget, karena dia kira pria itu hanya seorang kru. Terlihat dari penampilannya yang sangat kasual hanya memakai hoodie dan celana jeans, kemudian rambut yang terurai sedikit berantakan menutupi dahinya.

Jika dilihat memang seperti bocah SMA, tapi membuat matanya tidak berkedip berasa sedang menatap seorang idol di depannya.

Kang Daejin, pria tersebut terlihat tersenyum ramah pada Gaby. Seakan sudah kenal akrab sebelumnya, gadis itu pun segera mengalihkan pandangannya saat merasa tidak nyaman ditatap pria tampan itu terus menerus.

"Ah, kau tidak perlu seperti itu. Aku masih belajar dari ayahku, yach ... dengan meneruskan proyeknya," gurau Kang Daejin.

"I-itu tadi ada orang yang mencurigakan, kenapa kau malah menahanku seperti itu?" protes Gaby dan saat ia berbalik badan ternyata orang yang ia pergoki tadi sudah tidak berada di tempat yang sama.

"Siapa?"

"Lhoh? Sudah hilang? Aduh, tapi orang itu melakukan sesuatu pada mobil tadi. Kau tidak lihat ya? Itu mobil artis, 'kan?" cemas Gaby.

"Tenanglah, sudah ada keamanan. Kenapa kau yang panik?" tanya Kang Daejin lalu melontarkan senyuman miringnya.

"Aku heran kenapa semua orang di kota ini sepertinya tidak peduli dengan barang yang berharga, semua yang dibeli dengan uang harus dihargai. Bukan diremehkan, saat terjadi sesuatu justru dibiarkan---seakan semua barang di dunia bisa dibeli, dibuang, lalu diambil lagi dengan uang," jelas Gaby oanjang lebar mencoba membuat Kang Daejin memahaminya.

"Baiklah, maafkan aku ... Nyonya---siapa namamu?" tanya Kang Daejin yang alih-alih meminta maaf justru meminta Gaby menyebutkan namanya.

"Nyo-nyonya? Kau menyebutku seakan wajahku terlihat seperti orang yang telah menikah, huh?" gerutu Gaby.

"Jadi ... kau belum menikah?" tanya Kang Daejin terlihat berseri.

"Apa maksudmu? Jelas aku belum punya pasangan---apa urusanmu menanyakan itu padaku," desis Gaby hendak pergi meninggalkan pria tersebut.

"Tunggu sebentar," cegah Kang Daejin berhasil mencekal pergelangan tangan Gaby.

Kepala gadis itu pun mendongak menatap heran Kang Daejin. "Apa lagi?" tanyanya.

"Boleh aku minta nomormu?" pinta Kang Daejin.

"Tidak bisa, Tuan. Saya permisi," pamit Gaby akhirnya memilih pergi dari sana.

Bagaimana ia bisa memberikan nomor teleponnya pada sembarang orang, yang baru ia kenal juga belum pasti orang baik.

Walaupun orang itu memiliki kedudukan tinggi sekalipun, Gaby harus tetap berhati-hati dengan setiap orang yang terlibat dalam dunia drama.

Agar hidupnya kelak tidak seperti permainan naskah, yang selalu dipenuhi oleh drama semata.

____________
Note: Find Gaby & Suho on Instagram! @Crownie_Shi

*Jangan lupa Vote dan komentar jika suka dengan karya ini ya kak( ╹▽╹ )
*Dan dukung author dengan Gift juga jika kamu sangat menyukai karya ini 。◕‿◕。
____________

Stylist Love | Oh SehunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang