52: Jieun Rewel

2 0 0
                                    

Mobil itu pun memasuki pekarangan mansion tersebut, kawasan yang telah dimiliki Chae Dohyuk dari hasil kerja kerasnya sendiri.

Pria itu berhasil membeli sebuah rumah mewah yang ditinggalinya sendiri setelah berpisah dengan Cha Selena, dan kini tanpa merasa kesepian karena ia punya sebuah peliharaan di rumahnya.

***

Suasana syuting kembali menegang, bagi Gaby saat ini adalah hal yang pertama kali ia lakukan setelah kegagalannya kala itu.

Dengan dress yang ia kenakan, memang apa yang bisa membuatnya menjadi peran support role? Pesona atau kah kekurangan orang untuk melakukan hal itu.

"CUT!"

"Kita pindah lokasi! Kerja bagus semuanya," kata sutradara Lim.

Cha Suho pun melangkah berdamoingan dengan Gaby yang telah didandani sebelumnya, dipakaikan polesan make up yang membuat gadis itu semakin menawan dan rambut yang tertata rapi.

"Hei, kau lebih baik jangan memakai sepetu itu lagi." Cha Suho mengatakannya saat melihat kaki Gaby sedikit kemerahan.

"Aku baik-baik saja," ujar Gaby tidak memedulikan kondisinya.

Cha Suho yang tidak bisa menunjukkan rasa kepeduliannya lebih itu pun memutuskan untuk memanggil manajernya, dan kemudian datanglah Kim Jihyang dengan tergopoh-gopoh membawa tas yang diingkan pria itu.

"Hyeong, sudah bawa yang kuminta?"

"Hhuh-hhuh, aku bawa semuanya. Kenapa kau menginginkan ini? Kau tidak berpindah haluan bukan?" curiga Kim Jihyang yang menduga bahwa Cha Suho sudah tidak jantan lagi seperti image-nya.

Beberapa saat lalu sebelum adegan di mulai, Shim Geurim memberikan waktu bersiap sebelum take selama lima menit.

Dan saat itu juga Cha Suho mendapati ketidaknyamanan Gaby yang terus saja menggerakkan pergelangan kaki, terlihat seperti tidak cocok memakai sepetu itu.

Semuanya karena dandanan yang terlalu mendadak,  dan Feng Chaini menyuruh Gaby memakai aksesoris beserta atribut apa adanya.

Alhasil Gaby yang sedikit gugup pun salah memilih ukuran sepatu, waktu yang diberikan hanya lima menit dan belum lagi ia harus segera menghafal naskah dadakannya.

Padahal tugas stylist style yang sebenarnya hanya menata gaya, tapi Gaby justru menjadi artis dalam menata gaya.

Sangat mengherankan, dan hal ini tidak biaa Cha Suho tolak. Rupamya dia juga menginginkan hal yang sama, ia harus bisa menemukan celah ingatan yang terbagi dalam dua jalur.

Sampai saat ini Cha Suho belum bisa mngatakan apa alasannya bisa menyebut Gaby dengan dua nama yang berbeda, dari mana juga ingatan itu muncul seakan mereka pernah bertemu di kehidupan sebelumnya.

Rasanya semakin dekat, benang takdir mempertemukan mereka di tempat dan waktu yang kurang tepat tapi seiring masa berlalu pun keduanya diharapkan bisa menjadi satu hingga akhir jaman.

Tapi, dia adalah Cha Suho versus Jung Minji alias Gaby. Yang ketika bertemu pun tidak ada yang bisa mendapat keakuran walau itu terjadi hanya satu kali dalam sehari, berapa oersen kemungkinan takdir bisa bertahan pada jalur mereka.

"Adegan lima, take and---ACTION!"

Proses perekaman kembali terjadi, dan hal itu membuat suasana yang tadinya sedikit bising pun menjadi cukup hening.

Para kru film, dan juga beberapa orang ikut menyaksikan berjalannya syuting. Adegan  berjalan dengan lancar dan sukses, namun ada hal yang tidak disadari keduanya.

Tidak ada Mizuko Nakamoto dan Bryan Kim di lokasi syuting saat mereka berdua beradu akting, sesuai dengan iai naskah untung saja Gaby bisa berakting walau hanya sedikit hal yang bisa ia kuasai.

Menangis, marah, tertawa, lalu melakukan gerakan imut. Hal itu membuat Cha Suho diam-diam tertawa dalam hati, dengan tingkah lucu gadia itu seakan ia juga bisa ikut merasakannya.

Perasaan itu, terasa mengalir juga dalam Cha Suho. Sama-sama ingin melakukan hal yang sama, namun oria itu ngat profesinya sebagai artis haruslah profesional dalam menjalani aktivitasnya terlebih lagi dalam bersyuting.

***

Penerbangan malam, saat ini sedang Cha Selena lakukan demi menemui anak-anaknya.

Segala pekerjaan harus ia batalkan jadwalnya, agar dapat melakukan kepulangannya dengan tepat waktu.

Setelah melihat pesannya yang beberapa waktu lalu ia kirimkan pada Chae Dohyuk ternyata hanya terbaca, namun tidak ada balasan yang ia dapatkan dari sana.

Wanita berambut panjang tersebut pun memasukkan ponselnya ke dalam tas kecilnya kembali, lalu dengan menarik kopernya ia berjalan lagi menuju lorong pengecekan.

Sesampainya di kursi penumpang pesawat, ia segera mengisi tempat kosong sesuai apa yang tertulis pada nomor di ticket-nya.

Dengan memandang etalase di sampingnya, ia berharap perjalan yang ia tempuh akan aman dan lancar.

Di belahan bumi lainnya dengan waktu yang sama, tepatnya di mansion Chae Dohyuk.

Triple J tampaknya sedang amat menikmati film kartun kesukaan mereka yang sama-sama dilihat, dengan banyak camilan yang ada di sana menambah keasyikan anak-anak dalam menonton serial kesuakaan mereka.

"Papa! Kapan mama pulang?" tanya Chae Jieun tiba-tiba menanyakan kepulangan Cha Selena.

Chae Dohyuk yang terlihat sedikit tersentak setelah berada di keheningannya meneguk segelas air putih. "Hm? Entahlah, mungkin satu minggu lagi?" balasnya.

"Hah?! Lama sekali," sungut Chae Jieun.

"Satu minggu lagi? Tadi mama sudah mangatakan akan menjemput kami tepat sepuluh hari?" Chae Jaeno pun bersuara teringat perkataan mamanya waktu itu.

Saat Cha Selena menitipkan Triple J pada Cha Suho pada awalnya wanita itu hanya berkata selama sepuluh hari tepat dari saat itu, namun nyatanya sudah terlewat menjadi sebelas hari sudah ia pergi.

Dan tanpa diketahui oleh mereka, Cha Selena sedang dalam perjalanan pulang ke Korea. Setelah dirasa cukup untuk menyelesaikan pekerjaannya, dan agar bisa kembali menemui triple J.

"Begitukah?" pikir Chae Dohyuk lalu manggut-manggut santai.

"Papa ... Apa kalian tidak bisa kembali rujuk?" tanya Chae Jaeyu yang merupakan kakak tertua Triple J.

Chae Dohyuk tampak sedikit terkejut dengan perkataan anak kecilnya, yang dengan tanpa ragu menanyakan hal sedewasa seperti itu.

Dilontarkan dari mulut mungil Chae Jaeyu dengan sangat jelas ia dengar, tapi rasanya cukup tidak bisa ia pungkiri bahwa sebenarnya perasaannya pada Cha Selena pun tidak akan pernah berubah.

Dari dahulu hingga sekarang, tidak akan pernah memberikan nuansa yang berbeda saat pertama kali mereka bertemu.

"Tidak, Papa tidak bisa memutuskannya sekarang ...," lirih Chae Dohyuk menjawab pertanyaan Chae Jaeyu itu.

"Kenapa?" tanya Chae Jaeno dengan polos.

"Ya, Papa hanya---"

"Kenapa? Aku merasa Papa sangat payah!" ejek Chae Jaeyu yang kemudian anak itu meletakkan kotak camilannya lalu berlari menuju kamarnya dan membanting pintu sekuat tenaga.

Walau tenaganya tida sekuat orang dewasa, namun benda itu cukup mengeluarkan suara benturan yang keras hingga telinga Chae Dohyuk.

"Papa, aku mau mama kembali," rengek Chae Jieun meminta ayahnya mengabulkan permintaannya.

Hanya sekali untuk selamanya.

Stylist Love | Oh SehunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang