58: Sandaran Hati

1 0 0
                                    

Landing di Australia membuatnya bernapas lega, setelah merasa ia takut akna ketinggian justru harus mencari tahu keadaan sang mantan istri di negeri seberang.

Beberapa pramugari telah melayani dengan baik, jadi saat di dalam kapal terbang Chae Dohyuk tidak akan merasakan kelaparan karena masalah Cha Selena yang belum ia selesaikan.

***

Cha Suho pun bergegas kembali ke mansion, mendapati Gaby sedang bersenda gurau dengan anak-anak itu.

Dia jadi salah tingkah menganggapnya seakan ia telah berkeluarga dan memiliki anak yang sangat menggemaskan, tali nyatanya pria itu masih melajang hingga saat ini setelah mengalami parah hati yang mendalah oleh Mizuko Nakamoto pria itu tidak bisa membuka lembaran baru lagi kecuali dengan orang yang benar-benar tepat untuknya.

"Ehm," deham Cha Suho membuat Gaby sedikit tersentak dan menolehkan pandangannya.

"Oh, kau sudah datang?"

Cha Suho memgangguk lalu menghampirinya. "Kau mendapat panggilan dari manajer? Kalau belum, lebih baik jangan diangkat nanti," tuturnya lalu menjatuhkan diri ke sofa.

"Kenapa? Kau mau lari dari pekerjaanmu? Bukankah masih ada syuting tambahan, harusnya kau menuruti kemauan manajer." Gaby melontarkan jurus kata bijaknya.

"Aku sedang tidak mau bekerja, urus saja anak-anak. Aku mau menunggu kabar dari Chae Dohyuk," kata Cha Suho.

"Sampai kapan? Besok lusa? Tahun depan? Cukuplah berpikir positif. Kakakmu akan baik-baik saja," timpal Gaby menyorotnya tajam.

"Sanpai kapanpun itu, aku tidak masalah," gumam Cha Suho.

Mau bagaimana lagi, kabar kakaknya jauh lebih penting daripada mengkhawatirkan karirnya saat ini.

Lantas pihak agensi mana bisa terus berdiam, Jihyang pun sudah terus menghubungi Cha Suho namun tidak bisa tersambung.

Sementara di tempat yang lain, sepasang paruh baya mendengar berita terkini.

"Daddy! Anak kita!" Velicia berteriak melihat nama anak sulungnya terpampang di layar kaca.

"Kenapa? Ada apa?" Cha Jihyun pun darang menghampiri istrinya itu.

"Anak kita, Dad! Selena! Argh, kenapa anak kita .... Huhuhu," rancau Velicia sembari meneteskan eluh.

"Tenang, sayang. Itu pasti kabar palsu, akan kuhubungi Suho," ucap Cha Jihyun seraya mengambil ponsel di sakunya.

Tangannya dengan cepat mendial kontak, sembari masih mengusap pundak istrinya di dalam pelukan mencoba menenangkan Velicia.

'Tut ...-'

"Nomor yang Anda tuju tidak menjawab ...."

"Astaga, anak itu ... kenapa dia tidak menjawab?!" geram Cha Jihyun lalu mencoba menelepon kembali nomor tersebut.

'Tut ...-'

"Halo, Daddy?"

"Suho! Lama sekali kau menjawab, huh. Dad tanya di mana kakakmu?" tanya Cha Jihyun dengan sorot matanya yang tampak membara.

"Kakak ... kecelakaan, Dad," lirih Cha Suho dalam panggilan.

"Apa?! Jadi berita itu benar? Lalu bagaimana Selena sekarang, di mana anak-anak? Mereka. Baik-baik saja bukan?" desak Cha Jihyun perasaannya semakin resah.

"Triple J baik-baik saja di rumah, tapi kakak masih belum ditemukan. Kak Dohyuk sedang ke Sydney mencari tahu kabarnya."

"Astaga, Daddy dan Mommy tidak bisa langsung pergi ke sana. Mungkin besok akan Dad luangkan waktu ikut mencari kakakmu," kata Cha Jihyun.

"Baiklah, Dad."

Sambungan terputus, perasaan Velicia dan Cha Jihyun pun sudah sangat tidak tenang. Baru beberapa minggu lalu, Cha Jihyun selaku ayahanda Suho dan Selena memberikan pekerjaan pada putri sulungnya itu namun naas di saat seperti ini musibah menimpa janda beranak tiga tersebut.

"Sayang, sabar dulu ya. Aku janji akan cari Selena, semoga anak kita baik-baik saja." Cha Jihyun terus memeluk Velicia dengan erat mendekapnya seraya mengusap puncak kepala dengan lembut.

"Huhu--hiks, Selena ... hiks," rintih Velicia semakin dibuat hancur hatinya kala mengetahui berita mengenai anaknya itu.

Bukan apa, Cha Selena adalah putri sulung dari Velicia dan Cha Jihyun. Juga merupakan kakak perempuan kesayangan Cha Suho, bahkan pria itu rela. Tidak bekerja demi menemukan kakaknya yang hilang paska kecelakaan terjadi.

Dikarenakan Cha Jihyun masih mendapati pekerjaan yang kian menumpuk, dia harus pandai membagi waktu antara profesi dan keluarga.

Maka dari itu, pria paruh baya tersebut memutuskan ikut mencari putri sulungnya esok hari setelah hal yang menyangkut karirnya sedikit renggang.

***

Setelah pertolongan datang, segeralah mereka dibantu naik ke kapal dan mendapat penanganan darurat pertama.

Cha Selena pun diangkut ke atas kapal, dan para petugas medis segera melakukan pengobatan walau sekadar memberikan penutup untuk luka agar tidak tersobek terlalu dalam.

Setelah beberapa jam kemudian, mata Park Jungwo membuka perlahan. Menatap sekitar sedikit samar, lalu menoleh ke sampingnya.

Di sinilah perempuan yang di cari-cari, Cha Selena tengah terbaring di atas ranjang yang bersebelahan dengan Park Jungwo.

Dengan selang medis terpasang sebagai penyalur oksigen melalui lubang hidungnya, dan beberapa perban melilit pada luka di tubuh keduanya.

Park Jungwoo pun mencoba untuk bangkit dari tempatnya, namun ia urungkan niatnya karena luka-luka yang terdampak akibat kecelakaan itu belum pulih sepenuhnya.

Dia merebahkan lagi badannya, dan pandangannya sedikit beralih pada wanita tersebut.

Terlihat damai, denyut jantungnya masih berdetak stabil. Kian lama dia menatapnya, namun wanita itu masih belum sadarkan diri.

"Cha Selena, namamu bagus," gumam Park Jungwo tersenyum kecil memandanginya, walau kini ujung bibirnya terasa perih dengan luka lebam.

Harapannya adalah semoga Cha Selena lekas membaik, itu yang ada di dalam pikiran Park Jungwoo.

'Pip ... Pip ... Pip ...'

Alat monitor denyut jantung terus menunjukkan tempo detak organ Cha Selena tersebut, di sebelah Park Jungwo pun terdapat alat medis yang sama.

Beberapa saat kemudian, timbul gerakan samar dari tangan wanita itu. Hampir tidak terlihat, telunjuknya bergerak pelan.

Cha Selena mulai sadar dari pingsannya, saat suster yang bertugas merawat datang langsung memanggilkan dokter untuk memeriksa hasil pemeriksaan korban tersebut secara detail lagi.

"DOKTER! Pasien telah sadar!"

Perawat tersebut pun berlarian memanggil dokternya, hingga akhirnya datanglah orang yang terpanggil.

"Nyonya, Anda bisa mendengar saya?" tanya Michael selaku dokter yang menangani Cha Selena saat ini.

"Hh ... huhh ...." Napas Cha Selena berhembus melalui nebulizer yang terpasang.

Sedikit kesulitan dengan bicara, ia menggantinga dengan anggukan kecil. Setelah dirawat di rumah sakit Manila Doctors Hospital, tepatnya di negara Filipina beberapa korban selamat dirawat.

Termasuk Park Jungwo dan Cha Selena, akibat jatuhnya pesawat di laut teritorial perbatasan Filipina dan pulau Indonesia.

***

Chae Dohyuk pun akhirnya telah sampai di bandara Kingfords Smith, yang merupakan bandar udara Australia.

Lelaki itu masih menarik kopernya dan memutuskan untuk mencari penginapan di sekitar sana, karena tidak mungkin juga ia mencari informasi Cha Selena dengan pakaian yang sama sebelumnya.

Beberapa jam berlalu, Chae Dohyuk pun segera menjalankan misinya. Mencari sang mantan istri, ia naik taxi kembali menuju bandara.

Stylist Love | Oh SehunWhere stories live. Discover now