85: Satu Balon Pecah Dua

4 0 0
                                    

Mata Licea berkilat, tangannya serasa ingin menghantam langsung si Baek Kyungmi.

Sebelum dia maju, ekor matanya menangkap sosok Lee Hyunsoo di seberang sana.

Memandang nyeri, lalu berbalik pergi. Licea balik memandang pasangan yang berpelukan, dengan geram dia ikut berbalik pergi ke arah yang berlawanan.

"Eh, Lecia. Kau mau ke mana?" desis Simji--kawan Lecia.

Kedua perempuan itu pun mengekori Lecia pergi, sementara Yumi masih bersembunyi di balik dada bidang Kang Daejin.

"Hei, kau kenapa?" tanya Kang Daejin.

Sontak Baek Kyungmi menjauh, dengan gugup dia berkata, "A-aku ... Maaf tadi ada ... Mantan! Iya-iya ada mantanku. Omong-omong makasih ya." Gadis itu hendak pergi namun tangannya dicekal oleh si pria.

"Hei, kau mau ke mana?"

"Pulang, mau ke mana lagi?" timpal Baek Kyungmi seraya menarik tangannya.

"Oh, hm ... Mau kuantar?" tawar Kang Daejin.

"Tidak usah, terimakasih. Aku bisa pulang sendiri, sampai jumpa--maksudku selamat tinggal," ralat Baek  Kyungmi lalu berlari pergi meninggalkan pria tersebut.

"Hh, kita mungkin akan bertemu lagi," gumam Kang Daejin sedikit terkekeh.

Lalu dia teringat harus mengunjungi adik tirinya yang cukup menyebalkan buatnya, dengan segera dia masuk ke dalam mobil dan melajukannya kembali.

***

Cha Jihyun tengah menunggu jemputan, dengan rengekan Triple J yang selalu menanyakan di mana ibunya.

Membuat tensi Cha Jihyun semakin naik, apalagi Velicia ... Sang nenek semakin tua untuk merawat tiga cucu kembarnya.

"Nenek, aku mau ikut Kakek ... katanya mau menyusul Mama, bukan?" pinta Chae Jieun.

"Sayang, kamu di rumah saja sama Nenek. Hm? Kakek kamu harus melakukan perjalanan jauh," ucap Velicia mencoba membuat Chae Jieun tetap tenang dan tidak meronta ingin ikut lagi.

"Tapi aku mau ketemu Mama, sekarang juga!" Chae Jieun mengerucutkan bibirnya terlihat menggemaskan.

"Jieun! Ayo bermain denganku saja," ajak Chae Jaeno seraya menyambar tangan adiknya itu dia sepertinya tahu keadaan mereka.

Bahwa adik perempuannya itu tidak bisa dikatakan sekali atau dua kali, walau berkali-kali sudah diberitahu pun tetap ngeyel.

"Aduh, Cha Selena ... cepat kembali ya, Nak," lirih Velicia memandang kosong .

Sementara di sudut kota yang lain, Cha Suho tengah mengemas barang-barangnya.

Mumpung Kim Jihyang tidak sedang berada di apartemen griya tawang, dia buru-buru meng-packing koper dan ingin segera pergi tanpa diketahui.

Namun naas, setelah dua koper besarnya sempurna tampak di ambang pintu kamar mendadak pintu rumah berbunyi.

'Pip-Pip---'

"Hah? Kenapa Jihyang kembali?!" desis Cha Suho lalu dia berpikir keras untuk menyembunyikan dua kopernya itu.

Di mana? Di mana! Aha! Di balik tirai---pemikiran muncul dibenaknya dengan segera dia menderong koper beratnya untuk sembunyi di balik tirai yang menjuntai.

'Jegrek!'

"Oh? Suho-ya, kenapa kau tiak beristirahat? Aku menyuruhmu untuk empty time dulu bukan? Tersisa dua jam lagi," tutur Kim Jihyang dia terlihat seperti mencari sesuatu.

"Ah, iya. Tiba-tiba badanku tidak pegal--aku ingin sedikit olahraga dulu," asal Cha Suho seraya mengukur rambutnya yang tidak gatal.

"Oh, baiklah selamat berolahraga." Kim Jihyang melesat masuk ke ruang dapur.

Stylist Love | Oh SehunWhere stories live. Discover now