71: Kemarahan Jihyun

1 0 0
                                    

Akhirnya Gaby turun ke bawah dan bergegas memanggil Kim Jihyang, dan yang benar saja manajer tersebut masih terlelap sembari bersedekap.

'Tok.Tok.Tok'

Gaby pun mengetuk pelan kaca mobil tersebut, namun tidak mendapat balasan.

'Tok!Tok!Tok!'

Sedikit keras ia mengetuknya membuat Kim Jihyang sedikit tersentak dalam tidurnya, dan menurunkan kaca mobilnya sejenak.

"Kenapa kau mengetuknya dengan keras? Kalau pecah bagaimana?" dengus Kim Jihyang.

"Jihyang-ssi, turunlah Cha Suho tidak bisa turun tanpamu. Ayo sarapan bersama," bujuk Gaby pada manajer tersebut.

Kim Jihyang pun berpikir sejenak lalu memutuskan untuk kembali memakai mantelnya dan keluar dari Van dengan keadaan seadanya.

Akibat ulah Cha Suho membuatnya menjadi seperti itu, jadi menunggu di luar gedung selama berjam-jam fan membuatnya sedikit curiga dengan apa yang dilakukan kedua insan itu.

Tapi sebelum rasa curiganya itu menyeruak, ia melihat Yumi yang masuk ke gedung itu. Dan saat terlibat pertengkaran dengannya, Jihyang teringat pernah bertemu dengan Yumi.

Sampai di dalam apartemen Gaby lagi, dia hampir lupa memberikan Cha Suho handuk.

Setelah mempersilakan Jihyang untuk duduk sebentar, ia pun segera membuat sarapan dengan ala kadarnya saja.

Karena pekerjaannya yang hampir sama seperti menjadi asisten Cha Suho dan harus mengikuti ke mana artis itu pergi dan ia juga bersama Jihyang waktu itu.

Jadi Gaby juga kurang mengawasi rumah, soal uang sewanya waktu itu sudah ia luruskan dengan Kwang Jongsu bila ia akan membayar tepat waktu.

Namun, tidak dia ketahui jika sebenarnya uang sewa Kwang Jongsu telah terbayar lunas. Dan diserahkan kepada seseorang, hanya saja hal utu tidak Gaby ketahui karena tujuannya hanyalah mendapat tempat tinggal di sana.

Yang terpenting ia bisa tinggal dan menetap untuk sementara waktu agar uangnya terkumpul dan dapat kembali pulang ke Indonesia, tapi saat ini ia harus melayani Cha Suho dan omelan manajernya itu.

"Minji! Kau punya handuk tidak?"

Gaby yang mendengarnya pun segera menyahut. "Ada! Tunggu sebentar," sahutnya kemudian mencarikan sehelai handuk untuk lelaki itu.

Namun gadis tersebut mengingat jika ia punya satu bathrope, namun ada satu kekurangan yaitu soal warna.

Seleranya jelas berbeda.

"Ehm," deham Jihyang yabg sudah meSa seperti terkacangi menjadi nyamuk diantara dua insan itu.

"Oh, Jihyang-ssi. Aku akan buat sarapan dulu, kau bisa meenyalakan TV-nya jika bosan." Gaby pun segera menuju ke kitchen set dan membuatkan masakan.

***

Chae Dohyuk dan Park Jungwo menunggu Michael selaku dokter yang menangani Cha Selena selesai memeriksa perempuan itu.

"Bagaimana keadaannya, Dok?" tanya Chae Dohyuk segera menyahutnya sebelum Park Jungwo berhasil menyampaikan ucapannya

"Baik, Cha Selena hanya sedang menunjukkan reaksi akan rasa yang ia simpan. Itu bisa menjadi efek obat yang dimakannya, dan juga dia mulai mengingat sedikit demi sedikit memorinya yang hilang," ujar Michael.

"Jadi ... Cha Selena mengalami amnesia?" Park Jungwo seakan baru mengetahuinya, dan bersikap seperti tidak mengetahui ini sebelumnya pada Chae Dohyuk.

"Apa? Kau tidak tahu hal ini?" celetuk Chae Dohyuk memincingkan matanya tajam menyoroti raut Park Jungwo yang seolah tidak bersalah apapun.

"Tidak, aku tidak mengetahuinya," timpal Park Jungwo.

"Hh, omong kosong. Jika kau tidak mengametahuinya lalu kenapa kau mengaku-ngaku sebagai tunangan? Sekarang jelaskan padaku," geram Chae Dohyuk menatapnya tajam seperti hendak memangsa seorang manusia sekarang juga.

"A-aku hanya---"

"Uhuk! Uhuk!" Tiba-tiba Cha Selena kembali tersadar melalui batuknya.

"Kau baik-baik saja?" tanya Chae Dohyuk berusaha mendekat namun dihalangi oleh dokter tersebut.

"Tenang Tuan Chae, dia baik-baik saja. Dan aku mohon kedua belah pihak tidak bertengkar karena ini adalah rumah sakit---bukan ring tinju," ujarnya mencoba menenangkan Chae Dohyuk dan Park Jungwo.

"Air," ucap Cha Selena.

Tangan Chae Dohyuk dan Park Jungwo bahkan kalah cepat dengansi dokter yang dengan sigap menyambar gelas berisikan air putih, dan mengulurkannya ke depan Cha Selena untuk diminum wanita itu.

Dalam tiga tegukan, gelas tersebut pun kosong juga. Kini Cha Selena memandang aneh pada dua lelaki yang ada di hadapannya itu.

"Kalian ... Kenapa?" tanya Cha Selena sedikit bingung.

"Dokter, jangan bilang kalau dia menunjukkan gejala lagi?" Chae Dohyuk mulai curiga dengan pandangan mantan istrinya itu.

"Hahaha, tidak ada. Anda tenang saja, dia mungkin merasa aneh melihat raut kalian seperti sedang menghadapi ujian akhir semester," gurau Michael.

Hal itu semakin membuat raut kedua lelaki itu sedikit membatin ingin memilih pukul dengan tinju kanan atau tinju kiri, buat dokter itu dan mungkin saja pria itu ingin menjadikan sang dokter sate bakar sekalian.

Akibat ulahnya, Chae Dohyuk menjadi senam jantung. Dia sudah sangat khawatir melihat kondisi Cha Selena yang tidak memungkinkan untuk dia bawa pulang.

Terlebih lagi, dia memiliki saingan yang sama-sama tertuju pada Cha Selena.

Sejenak Chae Dohyuk terpikir pada keluarganya di Korea Selatan, dia mungkin akan segera merasakan pamasnya hawa amarah Cha Jihyun dan pedasnya omongan Velicia yang tak lain mertuanya tersebut.

***

Gaby dan Jihyang punduduk di meja makan yang sama, sementara menunggu Cha Suho yang mandi terlalu lama membuatnya sangat kelaparan.

Alhasil mereka berpikir ingin mendahului sarapan saja, daripada mebunggu Cha Suho yang tidak kunjung muncul.

Namun beberapa saat kemudian, munculah pria itu dengan jubah mandinya.

'Ceklek!'

Kim Jihyang yang tidak sengaja menolah pun langsung tertawa. "Pfftt, hahaha! Unik sekali jubahmu, cocok untuk dijadikan brand merek," celetuknya seraya menciba menahan tawa namun gagal.

"Hyeong! Berhenti meledekku, hanya ini yang Minji punya," ujar Cha Suho.

Gaby pun ikut tertoleh penasaran dengan apa yabg Jihyabg lihat, namun ia sadar sesaat itu adalah pemandangan di mana otaknya sudah berpikir ke lain arah.

Gaby pun menggeleng-gelengkan kepalanya, berusaha untuk tidak memikirkan yabg tidak-tidak.

"Aku sudah menyiapkan pakaian, itu ... milik Hyunsoo---sepupuku, kalau kau cukup maka pakai itu saja sementara," cetus Gaby tanpa menoleh.

Karena saat ini Cha Suho hanya bertanggalkan Jubah mandi saja, dan mungkin tidak memakai helai apapun setelahnya.

Jika sesama pria itu sudah biasa, namun Gaby itu perempuan maka tidak pantas buatnya mengotori mata sucinya itu---walau first kiss-nya dimiliki Cha Suho seorang.

Sejenak menunggu Cha Suho selesai berpakaian, dan segera selesai dia lalu ikut duduk di sebelah Gaby.

Mereka bertiga pun melanjutkan sarapan mereka, sesaat kemudian sudah berlalu.

Kini Gaby memulai aktivitasnya mencuci piring yang kotor, karena jam kerjanya dibutuhkan di antara siang dan sore sesuat jeda jadwal Cha Suho maka ia masih ada waktu senggang di saat seperti ini.

Namun beda dengan Cha Suho yang profesinya adalah seorang artis, yang harus berangkat disesuaikan agenda yang telah terjadwalan dari sang manajer.

Stylist Love | Oh SehunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang