48: Si Cantik Nona Jung

4 2 0
                                    


Kembali teringat kopi dan jaket yang dipesan oleh Cha Suho, gadis itu pun segera mencari letak Van bosnya yang terparkir tidak jauh dari deretan mobil korban keisengan orang bertopi tersebut.

Yang mungkin saja itu sebuah ulah anti penggemar, membuat gaduh dan rusak apapun barang artis yang ia benci mungkin bisa saja membuat hidup artis tersebut jadi hancur.

Semua hanya dalam bayangan haters, seseorang yang berniat membuat setiap moment sang artis menjadi kacau atau tidak berarti.

"Tolong dua es Americano, hm ... kadar gulanya sedikit saja," pinta Gaby.

Sembari menunggu pesanannya siap, gadis itu pun memilih duduk di dekat etalase yang terpajang di kafe tersebut.

Tempat itu menjadi kafetaria saat syuting, beberapa kru yang sudah mendapat waktu istirahat mereka pun berdatangan membuat ruang tersebut jadi penuh dan ramai.

Gaby mengamati nomor pesanannya, ia mendapat angka '13' dan pastinya akan selesai tidak lama lagi.

Tangannya pun merogoh saku celana, dan mencari ponselnya. Dengan santai ia memainkan benda pipih itu, melihat beberapa pesan yang masuk.

Mata Gaby tertuju pada sebuah kontak yang terapit di antara kontak 'manajer' dan 'Cha Suho' "Mama?" gumamnya mendapati puluhan oesan belum terbaca olehnya.

Tanpa menunggu lagi ia segera menekan tombol panggil, dan menghubungi ibunya itu.

Tepat pada nada sambung pertama, panggilannya diterima.

"Halo? Gaby ...." Suara Sarah terdengar dari ujung sana.

Membuat netra Gaby tiba-tiba jadi menggenang air bening yang mulai memenuhi kantungnya, "Mama ...," lirihnya seraya mengusap pipinya yang nyaris.

"Sayang, kamu sibuk ya? Papa lagi khawatir sama kamu, tuh," ujar Sarah halus wanita itu tampaknya tidak ingin mengungkit masalah rumor Gaby dan Cha Suho beberapa waktu lalu.

"Gaby baik-baik aja kok, Ma," jawab Gaby menggunakan bahasa ibunya yaitu Indonesia.

Karena ia lahir dengan darah campuran, Indonesia-Korea sehingga membuatnya memahami arti dua bahasa dengan baik.

"Oh, yaudah kalau gitu. Kamu masih sekolah? Kayak ramai banget suaranya," ucap Sarah dari sambungan telepon yang ikut mendengar suara bising dari beberapa kru menggunakan bahasa Korea.

"I-iya, Ma. Lagi di lokasi syu---maksudnya di kafe dekat kampus," sanggah Gaby.

Aur matanya kembali berlinang, tiba-tiba ia sangat merindukan keluarganya di Indonesia. Tapi untuk pukang saja ia masih belum bisa, karena ia rasa suasananya belum cukup tepat.

"Kalau gitu yang rajin belajarnya, jangan sibuk pacaran ya ... kalau kamu mau pulang ke Indonesia jangan lupa kabarin, nanti Mama kirim uang tambahan."

"Masih lama kok, Ma," gumam Gaby masih mengusap air matanya.

Setelahnya ia mendengar suara yang tidak asing, itu adalah suara Jung Ram yang ia dengar dari sambungan telepon.

"Oh, itu Papa kamu baru datang," ujar Sarah.

"Yaudah ya, Ma, aku tutup dulu ... nanti aku telepon lagi," tutup Gaby.

Lalu dengan sepihak ia menutup sambungan itu lebih cepat, sebelum Sarah bisa menjawabnya lagi.

Dengan alasan Gaby takut ayahnya itu akan marah padanya, dan mengungkit rumor saat ia terlibat kala itu adegan pertamanya dengan Cha Suho yang menjadi ramai.

Kali ini, seiring waktu berjalan telah banyak yang berubah dan beberapa orang pun sudah mulai melupakan episode itu.

Dengan Gaby tidak tampil lagi, walau hanya sebagai stylist Cha Suho ia harus sedikot menjahga jarak dari pria itu.

"Pesanan nomor tiga belas!" panggil si pegawai kasir dengan menyodorkan dua cup es Americano.

"Ah, pesananku," gumam Gaby teringat hal pembeliannya.

Gaby pun beranjak membereskan rautnya, dan memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku.

"Ini, pesananan Anda. Totalnya ...."

"Baik, terimakasih." Setelah Gaby membayarnya, ia segera pergi ke tempat Cha Suho menunggu.

Dengan membawa jaket dan dua es Americano, itu juga kesukaannya jadi ia beli dua sekaligus.

Di sisi yang bersebelahan, terlihat Mizuko Nakamoto sedang berjalan ke arahnya juga.

Namun sepertinya ia sedang sibuk berbincang dengan seorang perempuan berkalung ID card, dan terlibat dalam perbincangan santai.

Sambil sesekali terlihat tersenyum, namun Gaby yang melihatnya pun sontak menolehkan pandangannya pada arah lain agar tidak terjadi kontak mata.

Namun detik ia berpapasan tepat dengan Mizuko Nakamoto, sengaja atau tidaknya lengannya terasa ditabrak oleh lengan lain.

'Dug!'

'Crat!'

Ugh! Cairan dingin sempurna membasahi separuh bajunya, Gaby nyaris basah kuyup. Dan tersangkanya adalah Mizuko sendiri.

Staf yang tadinya berada di samping Mizuko pun menjadi terkejut akan kejadian itu, ia pun beralih menghampiri Gaby dan menanyakan keadaannya.

"Astaga! Minji-ssi? Kau tidak apa-apa?" tanya Shim Geurim yang merupakan asisten sutradara, nampaknya wanita itu tengah dekat dengan Mizuko.

Gaby pun merasakan hawa dingin menjalar ke area perutnya yang terkena air es kopi itu, rasanya saat ini kesialan sedang menimpanya.

Salahnya juga saat melihat saingan cintanya---bukan, melihat Mizuko yang sudah melontarkan tatapan sinis saja Gaby masih nekad ingi melewati perempuan berprofesi sebagai model idola tersebut.

"Y-ya, a-aku baik-baik saja," lirih Gaby berbohong. Ia masih sangat kedinginan dengan pakaiannya berharap ada seseorang yang datang menolong.

"Tapi bajumu basah, ayo Ikut aku. Kebetulan stok pakaian untuk syuting masih ada yang tidak terpakai, kau bisa memakainya untuk sementara. Bagaimana?" tawar Shim Geurim.

Nyatanya masih ada yang memperhatikan Gaby, dan tampak rait Mizuko seperti tidak ingin peduli. Tanoa rasa bersalah telah menabraknya, dan perempuan itu juga belum melontarkan kata maaf.

"Baiklah," jawab Gaby mengiyakan kata Shim Geurim.

"Maaf ya, aku tidak sengaja," ucap Mizuko lalu tersenyum kecil.

Dan Gaby hanya menanggapinya dengan anggukan singkat, ia bisa merasakan bahwa raut wajah seperti itu sangat palsu.

Setelahnya, Gaby mengikuti Shim Geurim ke tenda tertutup yang dijadikan ruang ganti.

Aman saja ia berganti di dalam, karena tenda tersebut terdapat dua ruang yang khusus digunakan pemain berganti kostum.

Gaby pum mengambil dress selutut yang tersisa, kata Shim Geurim hanya itu yang tidak terpakai untuk syuting hari ini.

Jadi masih dapat digunakan oleh Gaby, karena bajunya bahkan basah kuyup dari area perut hingga bawah tubuhnya.

'Sret!'

Tirai telah terbuka, kini Gaby selesai berpakaian dengan dress selututnya dan terlihat begitu anggun daripada penampilannya yang biasa terlihat bar-bar.

"Wah, luar biasa! Kau sangat mengagumkan, Jung Minji-ssi," puji Shim Geurim yang dibuat takjub melihat tampilan Gaby berbeda dari sebelumnya.

Belum terbiasa memakai pakaian seperti itu, ia kembali mengenakan tas selempangnya itu dan mengambil jaket milik Cha Suho.

Untung saja jaket tersebut tidak basah, hanya pakaian Gaby saja yang terkena. Ia berganti dengan dress yang diusulkan Shim Geurim agar badannya tidak masuk angin karena cuaca yang dingin justru ia terkena guyuran es kopi Americano, yang pasti membuatnya sedikit menggigil walau sudah memakai baju tertutup sekalipun.

____________
Note: Find Gaby & Suho on Instagram! @Crownie_Shi

*Jangan lupa Vote dan komentar jika suka dengan karya ini ya kak( ╹▽╹ )
*Dan dukung author dengan Gift juga jika kamu sangat menyukai karya ini 。◕‿◕。
____________

Stylist Love | Oh SehunWhere stories live. Discover now