3: Last Week

27 5 0
                                    

Pagi ini Gaby bangun terlalu siang, hingga ia lupa masih ada janji untuk menemui seseorang.

Gadis itu beranjak dari kasurnya dan segera bersiap, setelahnya tanpa sarapan ia pergi dengan naik bus setelah menunggu sekitar setengah jam untuk kedatangan bus selanjutnya.

Sudah satu minggu setelah ia putus dengan sang pacar online, yang tak kunjung juga ia lupakan dalam pikirannya.

Hyunsoo, lelaki berparas cukup rupawan itu sedang merebahkan punggung pada sandaran bangku taman.

Begitu ia merasakan kedatangan seseorang, kepalanya menoleh dan tersenyum kecil menatap Gaby.

“Ada apa?” tanya Gaby ketus.

“Aku mau bicara denganmu, sebentar saja, hm?” pinta Hyunsoo.

Gaby termenung sejenak lalu mengiyakan, dan duduk bersebelahan dengan lelaki itu. “Baiklah,” ujarnya.

“Apa kita bisa kembali lagi seperti dulu?” tanya Hyunsoo dengan raut wajah menatap manik gadis itu sendu.

Gaby balik menatapnya tajam. “Kau pikir aku mainan? Bisa kau beli lalu kau buang setelah bosan, hah!” cercanya.

Lelaki itu sontak meraup pundak Gaby dengan kedua tangannya. “B-bukan begitu, a-aku tidak pacaran dengan Junhee,” sanggahnya.

Gaby menghempaskan tangan tersebut lalu beranjak. “Sejak saat itu, kita sudah selesai, Hyunsoo-ssi,” ujarnya lalu berbalik menjauh.

“Minji-ya!” panggil Hyunsoo namun tak ditanggapi oleh Gaby, gadis itu sudah memutuskan untuk membuang kenangannya sejauh mungkin.

Gaby terus berlari, tanpa menghiraukan seruan Hyunsoo yang lama-kelamaan mulai samar ia dengar.

Sembari mengusap air matanya, teringat lagi rentetan memori di benaknya tentang masa-masanya bersama Hyunsoo---yang kini menjadi mantannya.

Rasa tidak ingin melupakan, tapi malah dia mengiyakan untuk bertemu dengan lelaki buaya itu.

Memang, Lee Hyunsoo adalah mantan paling susah ia lupakan dibanding teman dan pacar online-nya yang lain.

Mungkin karena wajah tampan lelaki itu yang terus saja mengisi kepalanya, dan masih berlalu-lalang melewati hatinya. Namun tanpa singgah, dan langsung pergi sebelum Gaby setuju.

“Hei! Gaby,” panggil Yumi membuyarkan lamunannya.

Kini Gaby sedang bersama Yumi, di sebuah kafe yang letaknya tak jauh dari Bomi-boutique tempatnya bekerja.

Dengan dihadapkan hidangan lezat, apalagi jika bukan kesukaannya yaitu Ramyeon tteobokki.

Mereka berdua sudah sering memakannya, tetap saja tidak akan bosan dengan rasanya dan lama-kelamaan usus buntu Yumi akan kumat lagi jika tidak dihentikan.

“Makanan di sini sangat enak, benaran enak banget,” puji Gaby sembari menyuap makanannya.

Yumi yang menyadari tingkah aneh sahabatnya itu pun menghentikan aktivitasnya. “Gaby, kurasa sikapmu sedikit aneh ... biasanya kau sama sekali tidak peduli ini enak--itu enak apapun bisa kau makan kecuali batu kerikil--angin--pasir, dan kayu,” ocehnya sambil memandang dengan tatapan menyelidik.

Gaby meletakkan sumpitnya. “Aku bertemu Hyunsoo tadi, dan dia membujukku untuk kembali menerimanya,” katanya.

“Apa?! Berani-beraninya si berengs*k itu! Kalau ketemu akan kuhajar dia!” seru Yumi hingga membuat beberapa pelanggan kafe menoleh ke arah meja mereka berdua, dengan Gaby yang berusaha mencegah omongan kebun bintang Yumi keluar lebih jauh lagi.

Stylist Love | Oh SehunWhere stories live. Discover now