27: Sebuah Bingkai

3 0 0
                                    

Hal yang belum terpecahkan dalam memori pikiran Gaby adalah mengenai sebuah figura yang terpajang di dalam ruang tamu apartemen Cha Suho, dengan gusar ia melangkah ke atas ranjang dan melentangkan tangannya menatap langit-langit.

"Cha Suho ... sebenarnya dia siapa? Aktor angkuh, paling sombong, dan sangat menyebalkan," gumam Gaby.

'Tok.Tok.Tok.'

Bunyi ketukan pintu didengarnya, ia beranjak dan segera membukanya. Melihat siapa yang datang membuat nyalinya kembali menciut, ternyata Kwang Jongsu kembali datang.

Sudah Gaby duga bahwa wanita mata duitan ini akan menagih uang sewanya, belum juga waktu dua hari berakhir.

Kejam sekali pikir Gaby.

"Selamat pagi," sapa Kwang Jongsu.

"Ada apa lagi, Bu? Kau masih belum bisa memberikan waktu bagiku? Tolonglah ... Menghasilkan uang juga tidak semudah itu," protes Gaby sudah tidak sabar lagi.

Kali ini gadis itu terima apa saja yang akan keluar dari mulut wanita paruh baya tersebut, sekali pun ia harus diusir dari sana karena tidak membayar uang sewa.

"Siapa yang bilang tidak memberimu waktu?" Kwang Jongsu pun berdeham pelan. "Ehm, aku kemari hanya untuk memastikan kau tidak bunuh diri karena desakanku kemarin. Maaf, ya," katanya sangat berbeda dari saat terakhir kali ia menemui Gaby.

"A-apa?"

"Hm, akan kuberikan waktu satu bulan lagi. Kalau tidak bayar, aku terpaksa menjual rumah ini ke lain pemilik," ujar Kwang Jongsu yang akhirnya memberi kesempatan baginya untuk memperpanjang tenggang pelunasan uang sewanya.

Gaby sontak terkejut, karena heran saja seperti ini sebuah keajaiban yang datang.

Bagaimana bisa seorang Kwang Jongsu berubah pikiran dalam waktu semalam, apa di zaman sekarang masih ada kepercayaan mitologi dan peri?

Dan saat ini Gaby masih mengerjapkan matanya. "Jadi aku masih bisa tinggal di sini, ah ... terimakasih, Bu," ucapnya pada Kwang Jongsu.

Syukurlah ia tidak harus pindah dadakan, tapi apa yang sebenarnya terjadi. Gaby sudah terlanjur sakit hati dengan perkataan wanita tersebut pada tempo hari lalu, malah 'ibu kos' berubah pikiran.

Saat wanita gendut tersebut berbalik santai, Gaby pun menatap heran punggung lebar orang itu lalu tersenyum sekilas. "Jangan-jangan peri dalam mimpiku yang mengabulkannya," gumamnya.

Gaby pun menggelengkan kepalanya tegas, ia sudah mulai berpikir melantur. Tapi tetap saja, itu menjadi suatu kebaikan baginya.

***

"Hei, Suho. Kita harus cepat, kenapa kau malah melamun," tegur Jihyang selaku manajer pria tersebut.

Tampaknya Cha Suho masih belum fokus terhadap pekerjaannya, memikirkan 'Triple J' yang ia pasrahkan pada seorang baby sitter untuk menjaganya.

Sebab Cha Selena---kakak Suho masih berada di Sydney dan belum juga kembali dari rapat bisnis, dengan begitu ketiga bocah kembar pun harus ia rawat sebelum kakaknya kembali.

"Hah, baiklah."

"Kau itu kenapa? Jangan bilang karena Triple J? Sudah kau pekerjakan baby sitter?" tanya Jihyang dengan tatapan selidik.

Alasan Jihyang selalu mengawasi artisnya dengan sangat ketat, hal ini ia lakukan guna melindungi artisnya juga dari hal-hal yang tak diinginkan.

Contohnya rumor Cha Suho terus berdatangan satu persatu saat orang asing ingin memberinya tantangan melalui media, dan selalu saja mendapat masalah dengan pihak agensi akibat skandal yang terjadi.

Stylist Love | Oh SehunWhere stories live. Discover now