65: Sutradara Lim

2 0 0
                                    

"Oi, Jung Minji. Melamun terus sedari tadi, kenapa?" tanya Lim Jini yang tiba-tiba saja muncul dari belakang punggung Gaby.

"Astaga, kau mengejutkan aku."

"Kau sedang apa di sini? Tugasmu belum selesai dengan junior yang satu itu, kau membiarkannya merias Cha Suho sendiri?" tanya Lim Jini.

"Ah, itu ... aku baru saja mau kembali." Gaby pun menanggapinya.

"Baguslah, bantu dia ya. Kau kan sudah kontrak eksklusif dengan artisnya langsung," goda Lim Jini lalu pergi dengan kekehannya.

Setelah itu Gaby kembali ke tugasnya, memandu juniornya itu. Sejenak memikirkan kesalahpahaman nya dengan sang ayah, Gaby berusaha memfokuskan kembali pikirannya dalam bekerja.

"CUT! Adegan selesai, terimakasih sudah bekerja keras," ujar Sutradara Lim pada beberapa staf dan cast yang ada di sana.

Jadwal selanjutnya, rekaman musik. Akhir yang begitu canggung buat Gaby, dia seperti menjadi asisten pribadi Cha Suho selama ini, dia pun duduk di bangku depan bersebelahan dengan Kim Jihyang yang menyupir.

***

Mizuko Nakamoto tengah berada di studio rekaman, ia berencana mengeluarkan sebuah single lagu. Yang dia buat sendiri, namun karena ai komposer belum datang juga.

Maka ia harus menunggunya sampai datang, walau manajernya sudah mendesak dia untuk segera pergi dan melanjutkan jadwal pemotretan selanjutnya.

Bukan hanya majalah yang nenampilkan Mizuko Nakamoto, namun ia juga membintangi beberapa iklan lantas membuatnya jadi popular dari sisi hidupnya yang dulu.

"Mizuko, kau di sini?" David selaku komposer dan penulis lagu telah tiba dan sedikit mengejutkan Mizuko Nakamoto yang tengah bermain ponsel.

"Ah, David-ssi. Senang bertemu Anda, uhm ... Proyek musikku apa bisa kudengarkan sekarang?"

"Oh? Musik Pop? Maafkan aku, slot jadwalku sudah terambil oleh orang lain ... maaf ya,kau bisa datang lagi nanti." David mengangkat tangan ber arlojinya. "Mungkin sekitar pukul enam sore aku sedikit longgar," katanya.

"Begitukah? Baiklah, aku akan datang lagi nanti. Aku permisi--"

'Ceklek!'

"--Hyeong," panggil Cha Suho berhenti ketika ia mendapati sosok perempuan yang telah menjadi mantannya itu.

Gaby pun ikut muncul dari punggung Cha Suho, baru saja ia masuk dan melihat pertemuan mereka bedua.

Sedikit lama bertatapan, hingga dehaman David membuyarkan lamunan keduanya.

"Ehm! Cha Suho, kau harus rekaman. Pergilah---dan Nona ... Siapa namamu?" titah David pada Cha Suho lalu berpaling ke arah Gaby yang masih melamun ke arah Mizuko.

Ia melihat Mizuko Nakamoto seperti sedang berharap, Gaby dengar jika mereka pernah menjalin rasa.

"Y-ya?" tanya Gaby tidak mendengarnya.

"Siapa namamu aku belum pernah melihat Cha Suho membawa gadis ke sini, dia selalu datang dengan manajernya. Ha-ha-ha!" gurau David pada Gaby dan itu tidak terasa sesuatu yang menurutnya bisa dibilang lucu.

"Aku Jung Minji," jawab Gaby membuat Mizuko Nakamoto melirikkan ekor matanya sesaat.

Setelah Cha Suho masuk ke ruang rekaman, gadis Jepang itu pun bergegas pergi dari tenpat itu.

Mata Gaby sempat melihatnya sejenak, dan mendapatkan tatapan sinis dari cewek itu.

Namun Gaby tidak memperdulikan sikap itu, dia pun mulai mendengar alunan musik yang terputar.

Beberapa saat lalu, sang manajer memang berhalangan hadir menemani Cha Suho karena mendakak pria tersebut dipanggil ke kantor agensi mungkin saja karena masalah Cha Suho yang belum selesai dengan si CEO.

Pesona Cha Suho mulai muncul, dan kini telinga Gaby jadi mendengar suara nyanyian pria itu secara langsung.

Jika Baek Kyungmi yang berada di sana, kemungkinan seluruh instrumen yang ada akan ia bawa ke rumah.

Karena semua itu pernah tersentuh oleh Cha Suho, dan tak disangka lelaki tersebut yang menjadi bos Gaby adalah seorang artis terkenal yang terlihat sangat tampan tapi betapa munafiknya Gaby tidak menyadari hal tersebut.

"Que!" Aba-aba dari sang komposer pun membuat Cha Suho bersiap dengan nada dan tempo yang ada.

Suaranya sangat bisa membuat telinga Gaby menjadi damai, dan sejuk apa ini yang dinamakan mendengar suara nyanyian aktor Korea Selatan secara langsung sangatlah mempesona dari sisi panggungnya.

***

Malam telah tiba dan Kang Daejin terlihat sedang berada di ruang kerjanya, sangat asyik mengedit dan mempersiapkan proposalnya untuk beberapa meeting.

Sebagai eksekutif produser, di usianya yang masih terbilang muda untuk meneruskan karya sang ayahanda dengan mewarisi rumah produksi film dan seluruh lembaganya.

Bisa dibilang dia memang seorang atau saru-satunya produser yang masih muda di antara produser film yang lainnya, karena Kang Daejin memang menyukai bidangnya sejak SMA dan ia telah lulus sarjana tiga untuk meraih gelarnya.

Beberapa penghargaan telah didapatkannya dari ajang award bergengsi, dan membawa nama baik untuk film dan banyak cinematography yang ia publikasikan.

"Jung Minji ...." Manik matanya memandang foto Gaby yang tidak sengaja tertangkap kamera di lokasi syuting, dengan wajah polosnya yang tipis akan makeup.

'Tok.Tok!'

Pintu diketuk, lalu seseorang pun masuk membuatnya segera mematikan monitor sejenak.

"Tuan Muda, ada seseorang ingin bertemu dengan Anda," ucap pelayan tersebut.

"Suruh untuk menungguku sebentar," titah Kang Daejin padanya.

"Baik, Tuan," ucap pelayan tersebut lalu berbalik pergi.

Pria tersebut membereskan barangnya, sekadar merapikan seaaanya lalu bergegas turun ke lantai bawah.

Rumahnya cukup megah, jika bagi seorang produser yang tinggal di sebuah penthouse seperti itu rasanya terlalu megah.

Tapi teruntuk Kang Daejin, semua itu hanya sebagian kecil dari keseluruhan kekayaan yang ia miliki.

Sesampainya di ruang tamu, seorang laki-laki berompi tengah duduk tampak menunggu di sofa tersebut.

Menyadari kehadiran Kang Daejin di sana membuatnya sedikit tertoleh, lalu memperlihatkan seulas senyuman kecil.

"Sutradara Lim? Ada perlu apa kau kemari?"

"Daejin, kenapa kau menyetujui adegan itu? Saat gadis penata gaya yang baru saja masuk dan berakting dengan Cha Suho, semuanya membuat rating kita sedikit memburuk," jelas Lim.

Kang Daejin terlihat santai mendengarnya, lalu menghela napas pelan. "Hh, kenapa kau mencemaskan hal itu? Semuanya berjalan sesuai rencana," dengusnya.

Hal itu membuat sang sutradara Lim masih mengerjap bingung, setelah mendengar kata pimpinannya yang tidak bisa ia mengerti.

"Rencana apa? Bukankah semua itu mempengaruhi score kita di one chart nanti? Daejin, lebih baik kita tidak perlu memyertakan gadis itu lagi---"

"--Siapa kau berani membantahku? Aku yang membiayai semua produksi film dan dramanya, kenapa kau yang merasa jadi beban? Jika kau tidak setuju lebih baik mundur dari jabatanmu sekarang juga," cerca Kang Daejin dengan jelas dan tajam.

Membuat si sutradara itu tidak berkutik lagi, ia memilih diam dan tidak meneruskan bicaranya sebelum karirnya usai sampai di sini dan mati kelaparan karena tidak ada yang menggajonya lagi.

Kang Daejin terlihat melontarkan senyuman miringnya, sembari menatap kosong. Di dalam pikirannya terbesit rangkaian rencana yang masih belum selesai juga, ia akan melancarkannya sesuai dengan kesepakatan.

Stylist Love | Oh SehunWhere stories live. Discover now