52.

1K 153 18
                                    

Lia melemparkan tubuhnya ke arah sofa. Tangannya mengusap perut datarnya sambil meringis. Sesekali mendesis kesakitan sambil merengek kecil. Tangannya melambai pelan. "Bin tolong cepet!"

Soobin berjalan cepat ke arahnya dengan botol kaca berisi air hangat dan segelas air gula hangat. Lelaki desember itu segera duduk di bawah kemudian tanpa ijin melepaskan sepatu Lia. Saking paniknya.

Menyerahkan botol kaca itu. Lia mendorong muka Soobin agar melihat ke arah lain. Kemudian memasukkan botol kaca itu ke dalam bajunya. Berniat mengompres perutnya. Kebiasaannya kalau sedang datang bulan.

"Aku buatin air gula. Masih anget. Mau langsung diminum?"

Lia hanya mengangguk kecil. Dia membenarkan posisinya sedikit bersandar pada pegangan sofa. Kemudian menerima gelas berisi air hangat itu. "Makasih."

Lia meminumnya sedikit sedikit. Sesekali meringis ketika nyerinya kembali datang.

"Mau dibeliin kiranti?"

Lia meletakkan gelasnya di atas meja kembali. Kemudian menggeleng kecil. "Engga usah. Kamu pulang aja, Bin. Udah sore. Waktunya bersih bersih."

Soobin geleng. "Ada mami di rumah."

Lia menggeleng kecil. "Kasian Tante Chae harus bersihin dua rumah."

Soobin berpikir sebentar. Memang sih. Tapi Lia? Dia sendirian di rumah dalam keadaan seperti ini? Soobin tidak tega, kawan kawan.

Akhirnya dia pulang ke rumah sebentar. Menghampiri maminya yang sedang menyapu halaman. "Mami?"

Chaeyoung menatapnya sebentar kemudian lanjut menyapu. "Apa?"

Soobin menggaruk tengkuknya. "Soobin mau bantuin Lia di rumah boleh gak? Dia lagi nyeri haid. Di rumah gak ada siapa siapa. Soobin khawatir."

Chaeyoung mendadak ikut khawatir. Dia segera mengangguki perkataan anak sulungnya.

"Mami siapa yang bantu?"

Chaeyoung memutar bola matanya. "Papi nganggur tuh. Kenapa gak dimanfaatin aja sih? Tuh, lagi nyuci piring orangnya."

Soobin terkekeh. "Yaudah mi. Makasih ya. Maaf gak bisa bantu sore ini."

Chaeyoung mengangguk. "Jagain yang bener."

Soobin berhormat. Tak lupa memberikan satu ciuman di dahi maminya. Dan melesat ke rumah si pujaan hati. Kembali.

Tapi Lia sudah tidak ada di sofa yang tadi. Soobin segera berjalan menuju kamar Lia. Gadis itu meringkuk di atas kasur.

Soobin kedua kalinya masuk kesini. Pertama kalinya karena kejadian kamar Lia yang engsel pintu kamar mandinya rusak dan minta tolong pada Soobin membenarkannya.

Soobin mengusap dahinya yang berkeringat. Kemudian mengatur suhu AC kamar gadis itu. Soobin bisa melihat fotonya dengan Lia di kelulusan SMA di pajang di nakas gadis itu. Bersebelahan dengan fotonya Lia dengan Taehyun. Di tempat lain ada foto berempat dengan Yeonjun dan Yeji juga ketika kelulusan Yeonjun dan Yeji. Soobin diam diam tersenyum.

Setelah memastikan keadaan Lia, Soobin kembali keluar. Dia pertama menuju ke dapur. Mencuci segala peralatan kotor yang menumpuk di wastafel.

Sebenarnya pekerjaan seperti ini dia lebih sering melakukannya. Soobin itu bukan anak manja. Apalagi semenjak kejadian Yuna kemarin. Dia harus lebih banyak membantu mami di rumah melakukan segala hal terkait bersih bersih dan kerapian rumah. Makanya, lama lama dia menjadi kebiasaan. Mulai dari mencuci peralatan dapur, mengepel, menyapu, mencuci baju, melipat baju, dan belanja.

Dari awal, Soobin memang sudah pembersih. Tapi kekurangannya dia dalam hal bersih bersih, dia kurang rapi dan gampang malas ketika ingin mengembalikan barang ke tempat semula.

Tetangga [TXT X ITZY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang