78.

1K 142 61
                                    

Beomgyu menghela napasnya lelah. Tangannya yang akan menyuapkan makanan ke dalam mulutnya berhenti mendadak ketika melihat Ryujin selesai meniriskan beberapa biji tahu krispi. Segera meletakkan kepalanya di atas meja ketika Ryujin memindahkan tahu krispi itu ke dalam wadah.

Mengerang kesal ketika lagi lagi tangannya Ryujin menjejalkan makanan ke dalam mulutnya.

"Heh, jangan sambil tiduran!"

Beomgyu menangkup pipinya. Rahangnya sudah terlalu lelah untuk mengunyah makanan yang masuk. Tapi sepertinya perempuan di depannya ini belum puas menghabiskan bahan makanan menjadi olahan olahan aneka macam yang Beomgyu sendiri yakin tidak mungkin habis untuk mereka berdua.

"Mbak sini!" Ryujin menganyunkan tangannya.

Mbak yang dipanggil segera menaruh sapunya. Kemudian menghampiri Ryujin. "Iya non?"

"Cobain cobain. Nanti kalo enak Ryujin bikin yang banyak buat dibawa kalian pulang," Ryujin menyuapkan potongan bakwan. Tersenyum cerah ketika melihat yang disuapi langsung melotot, kemudian mengacungkan jempolnya.

"Wahhh, Nona Ryujin udah pinter masak ya sekarang," mendengar pujian yang dilontarkan, Ryujin berbangga diri. Beda dengan Beomgyu yang mendecih.

"Ya pinter masak sih gak papa mbak. Tapi Beomgyu yang jadi mesin giling dadakan. Suruh habisin mulu. Padahal belum habis satu macem. Udah muncul macem lain lagi. Abs gue hilang, lo tanggung jawab ya Jin.."

"Kayak lo yang punya abs aja sih."

"Idih ngeremehin," ketika Beomgyu mau mengangkat bajunya, Ryujin langsung merangkul pinggangnya.

Mbak itu terkekeh, kemudian menggeleng kecil. "Ndak papa mas. Kan gratis." Tersenyum kecil kala melihat raut muka Ryujin yang kesal mendadak. "Enak banget non. Saya lanjut nyapu ya. Habis ini mau bersihin ruang gym, kalo ada apa apa panggil aja kayak biasa."

Ryujin tersenyum tipis. "Oke mbak."

Setelah mbaknya pergi, baru Ryujin menatap tidak suka ke arah lelaki di pelukkannya ini. "Gak boleh buka buka baju."

Beomgyu terkekeh. "Kenapa?"

"Nanti ada yang lihat."

Beomgyu terkekeh kecil. Tapi berubah canggung ketika banyak orang orang di rumah Ryujin yang melihat ke arah mereka. Apalagi bibi bibi yang seolah olah melontarkan kalimat 'jangan berani beraninya ngambil Mbak Ryujin dari kami!' Lewat tatapan matanya ke arah Beomgyu.

Beomgyu ingin melepaskan tangannya Ryujin. Tapi si perempuan menggeleng. "Gemes banget sih kalo salting, sini sini, muach!"

Beomgyu mendelik ketika merasakan bibirnya Ryujin mendarat di rahangnya. Ryujin mendecak. Niatnya mau cium pipi. Tapi hanya sampai rahang karena perbedaan tinggi mereka dan posisinya yang di belakang.

"Lepasin lepasin!"

Beomgyu meronta ronta dengan brutal. Sampai akhirnya Ryujin melepaskan dirinya. Setelah itu mendaratkan tabokan di lengannya Ryujin.

"Gitu aja ngambek," Ryujin menjulurkan lidahnya. "Cewek apa cowok dih."

Beomgyu memejamkan matanya. Tapi memilih acuh. Dia duduk kembali di kursinya. Kembali memasukkan suapan seblak yang dia sendiri sebenarnya geli setengah mati dengan makanan itu.

"Makan yang bener. Kalo gak habis gue tabok, sampek mampus."

Beomgyu mulai nyinyir. Bibirnya berkomat kamit tidak jelas. Dengan mata yang terputar ke atas. Nyaris terlihat warna putih saja di bola matanya.

Ryujin yang sempat melirik, melemparkan lap yang belum kotor ke arahnya Beomgyu. "Apasih jangan kek cewek!"

"Lo yang terlalu laki. Makanya lama lama malah gue yang kayak ceweknya."

Tetangga [TXT X ITZY]Where stories live. Discover now