108.

842 134 75
                                    

Hati hati ya:)

Yeji diam sebentar dalam posisinya. Mengerjab beberapa kali sambil tersenyum senang. Menikmati wajah kesal si suami dengan cara menyenyir lebar di balik bahu lebar itu.

"Ada enam, eum? Lebih deh" terkekeh jahil. Tangannya masih melingkar di pinggang kokoh itu dengan telapak tangan yang mengusap perut kerasnya, mengundang desisan kesal dari pemilik tubuh.

Yeonjun geleng geleng kepala. "Sayang, lepas. Aku mau mandi."

Yeji menggeleng. Berjinjit untuk menumpukan dagunya di bahunya Yeonjun. Mencuri satu kecupan manis di pipi lelaki september itu.

Yeonjun memejamkan matanya sebentar. Merinding seketika kala udara hangat terasa di sekitar rahangnya. "Sayang?"

Yeji terkekeh halus. "Apa?"

Yeonjun menggeleng. "Aku mau mandi dulu.."

Yeji masih kukuh menggeleng. Tangannya juga masih setia mengusap perut yang memilik 6 pack itu.

"Gak mau."

"Jangan mancing."

Yeji tersenyum senang. "Kenapa? Kan udah nikah!"

Yeonjun tersenyum kecil. "Oh jadi gitu?"

Yeji menggeleng.
Segera menyudahi acara menggodanya ketika melihat cara tersenyum Yeonjun lewat pantulan cermin di depan mereka.

Yeonjun menahan dua pergelangan tangan perempuan itu agar tetap pada tempatnya, tidak begitu lama sampai dia akhirnya memutar tubuhnya. Memilih berhadapan dengan Yeji yang mulai ketar ketir sendiri.

"Yaudah sana mandi!"

Yeonjun menggeleng. "Udah males.."

Yeji menggeleng. "Apa apaan?!"

Yeonjun mengendikkan bahunya. Sedikit menunduk, membuat dahi mereka saling bersinggungan. Sampai sampai Yeji bisa merasakan halus rambut itu di dahinya. "Emang apa?"

Yeji meneguk ludahnya susah payah. Meremat ujung piyamanya. Segera menutup matanya ketika dirasa jarak di antara mereka kian menipis.

"Open your eyes, dear."

Yeji mau tidak mau segera membuka matanya. Nyaris jantungan ketika merasakan sentuhan pada permukaan bibirnya. Jantungnya semakin berdebar tidak karuan saat samar dia melihat senyuman di ujung bibir lelakinya.

Yeji terkejut setengah mati kala Yeonjun mendorong kepalanya, merinding sendiri merasakan bulu mata pria tampan itu sukses menyapu permukaan pipi halusnya. Menghantarkan reaksi pasif pada tubuhnya. Apalagi dengan bibir yang sama sama terbungkam.

Yeji seolah membeku di tempatnya, rasanya berbeda.

Yeji menyukai bagaimana mata rubah itu menatap penuh perasaan. Terus menekan bibirnya tanpa ada pergerakan apapun. Menciptakan suasana yang semakin hangat di tengah malam yang dingin saat ini.

Sialnya Yeji terpancing. Tangannya yang semula terkepal di kedua sisi tubuhnya mulai naik, mengalung di leher Yeonjun. Menekan belakang kepala lelaki itu. Setelahnya mengisi ruang kosong di jarinya dengan rambut hitam halus milik Yeonjun. Mulai membuka bibirnya sendiri. Lebih dahulu melangkah, mengecap manis dari bilah bibir itu. Membawa dirinya sendiri untuk masuk dalam perangkap lelaki bermata rubah itu.

Yeonjun mengeratkan tangannya. Mengangkat Yeji dan mendudukkannya di atas meja Rias yang masih kosong. Satu kakinya masuk di antara dua kaki Yeji. Mengusap jarak yang memisahkan dua mata Yeji, hingga perempuan itu menutup matanya. Yeonjun ikut memejamkan matanya. Menikmati keheningan di antara mereka dengan iringan dua detak jantung yang saling beradu dalam keheningan.

Tetangga [TXT X ITZY]Where stories live. Discover now