32.

1.2K 187 12
                                    

Deritan pintu itu terdengar jelas ketika tangan Ryujin mendorong knop pintu kamar. Kakinya melangkah masuk dengan gerakan kaku. Menuju ke arah ranjang yang terdapat seseorang berbaring disana.

Ryujin meneguk ludahnya gugup. Beomgyu disana terlihat sangat tenang dan nyaman. Tidak seperti dirinya yang dilingkupi ketidak nyamanan.

Dia mendekap tubuhnya sendiri dengan kedua lengannya. Kemudian membuang nafas pasrah. "Tidur lo Gyu?"

Ryujin terkekeh sarkas kemudian duduk di pinggiran ranjang. Mendaratkan telapak tangannya di dahi Beomgyu sebentar.

"Udah gak panas nih. Pinter banget Kak Lia."

Ryujin kembali menautkan jemarinya. Kemudian berdehem. Dia mengangkat kakinya. Bersila di pinggiran ranjang. Sejenak menatap wajah damai Beomgyu yang memejamkan mata. Senyuman mirisnya terbit.

"E-sebelumnya gue mau minta maaf. Gue keras kepala banget," menelan ludahnya gugup. Dia kemudian mengambil boneka Chaeryeong di pojok ranjang. Kemudian memeluknya erat erat sembari menatapi AC.

"Gue gak tau kenapa gue bisa bisanya mau jadi selingkuhannya Hyunjin. Gue terlanjur sayang banget sama dia. Dan ternyata dia juga sama kayak gue. Gue awalnya bingung. Tapi akhirnya dengan nekad malah mau ada diposisi itu. Gue gak tau apa yang gue pikirin waku itu."

Ryujin tampak menengadahkan kepalanya. "Padahal gue juga perempuan. Gue harusnya bisa ngertiin perasaan Mbak Yujin kalo tau pacarnya selingkuh. Gue nyesel. Ngerasa kecewa sama diri sendiri. Tapi setelah sadar gue malah gak segera berhenti. Gue mikirnya udah terlanjur ada di posisi itu."

Ryujin mulai memunculkan isakan. "Gue pengen apa yang gue bilangin dari tadi masuk ke mimpi lo. Aneh sih. Tapi maunya gitu. Gue gengsi. Maafin gue Gyu. Lo bener. Semuanya. Yang lo bilangin bener. Gue sekarang berhenti. Gue pisah sama Hyunjin. Gue sadar bakalan kayak apa gue kalo ada di posisinya Mbak Yujin. Gue udahan."

Ryujin mulai mengeluarkan air mata yang dia tahan dari tadi. "Gue gak bisa bayangin kalo Kak Yeji sama Bang Yeonjun sama Bang Soobin tau kelakuan gue. Gue tau mungkin lo bisa baikan lagi sama gue. Tapi gue takut. Gue takut kalo yang lain tau, gue jadi dipojokin sama mereka. Gue walaupun gini juga tetep wanita, gue lemah."

Segera mengusap air matanya kemudian semakin mendongak. "Plis maafin gue Gyu. Gue sadar, gue hampa banget kalo gak bareng sama lo. Gue gak bisa," gelengannya keras. Hingga pusingnya semakin terasa.

"Gue udah capek marahan sama lo."

Ryujin kembali menoleh ke arah Beomgyu. Tapi bukan main kagetnya ketika mata itu tengah membalas tatapannya.

Beomgyu yang ternyata sudah terbangun langsung menutup kembali matanya. Berpura pura tidak melihat Ryujin.

Ryujin semakin mewek saja. Dia mengeram kemudian melemparkan boneka itu pada Beomgyu. "Anjing lo bangsat!"

Ryujin menghapus air matanya kemudian berdiri. Berniat meninggalkan kamar ini. Tapi tangannya dicekal dan ditarik. Hingga tubuhnya terhuyung dan terduduk kembali. "Apa lo?!"

Beomgyu mengerutkan dahinya. "Lo yang apa?! Ganggu orang tidur lo kira bener?!"

Ryujin melepaskan cengkeraman Beomgyu. "Lepasin!"

"Engga!"

"Terus lo mau ngapain?!"

Beomgyu menghela napas rahangnya awalnya mengeras sekarang mulai rileks. Ditatapnya Ryujin yang masih menangis. Walaupun tidak menangis separah itu. Ryujin mana bisa sih nangis sampai semewek meweknya? Dalam pikirannya dia memikirkan itu.

Beomgyu mengusap usap punggung tangan gadis itu kemudian mengubah tubuhnya menjadi duduk. "Gue cuman mau bicara aja bentar."

Ryujin diam. Tangisannya sedikit mereda ketika melihat tatapan Beomgyu seolah menenangkannya. Apalagi usapan di punggung tangannya.

Tetangga [TXT X ITZY]Where stories live. Discover now