20.

1.3K 195 12
                                    

Sialnya hampir semuanya sulit dikendalikan sekarang. Hanya karena satu di antara mereka sedang berkelana dalam tidur panjangnya, karena insiden perundungan itu, membuat banyak orang meruntuki segala ketidaktahuan mereka terhadap si rambut blonde.

Semuanya sulit dijangkau sekarang. Soobin yang menjadi lebih pendiam, walau tidak se-pendiam itu. Dia hanya pulang di pagi hari kemudian berangkat kuliah. Kemudian pulang kuliah kembali ke rumah sakit menjaga Yuna. Mengerjakan tugas, bahkan beberapa bukunya dia tumpuk di meja kamar inap Yuna. Sudah seperti rumah keduanya.

Hueningkai menjadi sedikit dingin. Dia tidak mau mengobrol panjang selain kepada mama papanya serta Yuna yang bahkan masih belum bangun.

Taehyun dan Beomgyu lebih sering berduaan. Mereka seperti merenungi segala kesalahan mereka. Apalagi Yeji yang semakin makin memojokkan mereka dengan kata kata yang belum tentu semuanya adalah salah mereka.

Ryujin dan Chaeryeong tidak seceria dulu. Mereka berdua terlalu berlebihan. Apalagi Ryujin yang memang lebih dekat dengan Yuna. Perempuan berambut pendek itu terlalu memforsir dirinya untuk melupakan masalahnya dengan belajar. Mereka berdua bahkan sering mendapatkan sindiran menyakitkan dari Yeji. Sedangkan Lia berusaha lebih banyak lagi memerhatikan teman temannya. Dia tidak mau semuanya kembali terulang, ataupun, circle pertemanan mereka sukses merenggang jauh.

Semua tidak akan terasa jika kamu belum pernah mengalaminya. Sensasinya sangat berbeda dengan yang sudah mengalami. Seperti Lia

Yeonjun sendiri menjadi bingung. Dia terlalu pusing untuk membereskan yang mana dulu. Semuanya terlalu keras kepala. Bahkan saat ini kakinya sudah berada di pinggir pembatas balkon kamarnya.

Kemudian loncat.

















Bukan mau bunuh diri.

Dia melompat ke balkon sebrang. Kamarnya Yeji. Entah kenapa tubuhnya semudah itu berputar putar bagai roda hingga mendarat dengan tepat di tempat tujuannya.

Pintu balkon itu terbuka lebar.

"Ji?"

Yeji menoleh. Yang asalnya berbaring memunggi posisi Yeonjun, sekarang berdiri menghadap Yeonjun. "Kenapa?"

"Gue mau bicara."

Yeji menghela nafas. Dia dengan ogah ogahan melepaskan kucing kucingnya kemudian duduk di atas ranjang dengan bersila.

Yeonjun menghampiri, kemudian mengambil kursi plastik rendah di bawah. Kemudian mendudukinya. "Awas kalo rusak. Itu kursinya Jinu."

"Ck, elah."

Yeonjun akhirnya duduk di depan Yeji. Dia menggaruk tengkuknya. "Gini-"

Yeonjun menghela nafas kembali. "Gue disini ngomong sebagai yang paling tua."

"Gak setua itu."

"Jangan ngelak. Dengerin gue. Gue lebih duluan ngerasain nasi dari pada lo."

Yeji mendengus, memalingkan wajahnya.

Yeonjun menolehkan Yeji untuk menatapnya. "Bisa gak sih? Lo jangan terlalu mojokin Taehyun, Beomgyu, Ryujin, Chaeryeong, apalagi Kai. Lo tau? Taehyun sama Beomgyu udah kelewat nyesel sama Yuna atau bahkan orangtua Yuna dan kita kita semua."

Yeji mendelik. "Lo nyalahin gue?! Gue emang kasar ya Jun, tapi gue gak mau sampek hal-"

"Okey! Lo emang bener. Lo bener udah kecewa sama mereka. Lo bener udah buat mereka ngerti apa itu penyesalan. Gue juga ngerti lo kehilangan Yuna sementara gini. Gak cuman lo. Kita semua."

Yeonjun menghela nafas melihat Yeji yang masih nampak acuh.

"Plis lah Ji. Lo gak sendiri. Lo gak boleh segitunya. Kasian sama gue Ji. Gue yang paling tua. Gue yang harusnya nengahin. Gak gini caranya," lelaki itu menatap si mata sipit dengan frustasi.

Tetangga [TXT X ITZY]Where stories live. Discover now