117.

816 143 107
                                    

Yuna mendengus kecil. Matanya menatap layar laptop di depannya, bergantian dengan laki laki yang berada tepat di depan laptop itu.

"Terus gue ngapain?"

Hueningkai menoleh. Bersyukurlah karena itu Hueningkai.

Lelaki itu sempat didiamkan oleh Yuna nyaris berhari hari setelah kejadian itu. Hueningkai terus berusaha sedikit sedikit mengais permintaan maaf. Dan setelah dua minggu berlalu, Yuna mulai luluh. Gadis itu memang kesal setengah mati. Merasa dirinya dipermainkan oleh dua laki laki itu. Tapi tau apa yang mengalahkan semuanya?

Dia tau Hueningkai bekerja keras untuknya. Dia tau Hueningkai melakukan semuanya untuknya. Dan lagi, Yuna sudah rindu. Dia tidak bisa berbuat apa apa lagi selain kembali pada Hueningkai.

Katakan saja bucin.

"Belajar lah. Bulan depan ujian akhir dimulai kan?"

Yuna mengangguk. "Gue masih males. Nanti malem aja."

"Taehyun mana?"

Yuna mendongak mendengar suara Chaeryeong yang berjalan ke arah mereka sambil melipat jaket putihnya. "Keluar sama Bang Soobin gak sih? Soalnya Kak Lia ada di dapur."

Untuk informasi saja, mereka berada di rumah Soobin dan Lia. Berencana merusuh di tempat pasutri yang satu itu. Setelah kemarin berhasil merusuh di kediaman Yeonji yang berakhir kerja bakti karena rumah menjadi super kacau.

"Ryujin mana?"

Yuna menunjuk ke arah sofa ruang tamu. Ada satu orang di sana. Dengan kemeja putih dan rok span hitam yang terdapat outer hitam yang menutupi pangkuannya. Ryujin yang hampir dua bulan ini menggantikan posisi papinya untuk sementara. Mengambil cuti masa kuliahnya. Memilih membantu papinya yang sekarang mengurus cabang perusahaan diluar negeri yang kondisinya sedang terguncang.

Chaeryeong menarik sudut bibirnya ke bawah. Ryujin terlihat lelah. Dengan tubuh menyandar di sofa, tangan kanan di atas dahinya, menutup wajah, tangan kiri yang memeluk bantal sofa

dan mata terpejam.

Ryujin berubah. Gadis yang dulu suka bermain main sekarang sudah berubah. Ryujin lebih suka menghabiskan waktunya di kamar, ruang belajarnya atau ruang kerja papi. Gadis itu berubah semenjak Beomgyu pergi dari sini. Lebih suka menghabiskan waktunya dengan segala materi perkuliahan dan berkas berkas penting perusahaan.

Semuanya dilakukan hanya untuk melupakan tentang Beomgyu yang menghilang begitu saja hampir sembilan bulan ini.

Chaeryeong mengeratkan genggamannya pada tali tas.

Dia merasa bersalah diam diam.
"Ryujin, gue harus gimana?"

---Tetangga---

Seseorang di tengah tengah ruangan dingin itu berdecak. Rambutnya yang mulai melewati bahu dia ikat acak. Belum sempat merapikan rambut karena kesibukannya selama ini. Memakai kaos sleeveless putih dengan training abu abu tanpa memedulikan hembusan udara dari AC dan dinginnya angin malam yang berhembus lewat jendela.

Mata bonekanya melirik sebentar ke arah jendela yang sudah terbuka tirainya sejak lima belas menit yang lalu. Kemudian berdecak.

"Jangan lupa buka jendela kalo ngerokok."

Suara suara itu terus menghantuinya. Seberapa keras dia mencoba untuk melupakan, nyatanya suara suara itu terus terdengar oleh telinga. Menjadi habit tersendiri untuknya yang akan terus menurut pada setiap ucapan itu.

Beranjak membuka jendela. Menghembuskan asap lewat celah bibirnya.
"Hah, Ryujin.."

Menjentikkan batang rokok yang terselip di sela sela jarinya. Membiarkan abu rokok itu jatuh terjun dari lantai 15 gedung ini.

Tetangga [TXT X ITZY]Where stories live. Discover now