133.

821 130 24
                                    

Yeonjun segera melemparkan handuknya ke gantungan ketika melihat Yeji yang baru membaringkan Yunji di atas tempat tidur. Dia berjalan mendekat, kemudian ikut berbaring di sebelah kanan dua bayi perempuan itu. Tersenyum sok gemas pada Yeji.

Dibalas dengusan kecil. "Ternyata aku punya anak cowok juga ya."

Yang laki laki cemberut, kemudian mulai tengkurap. Mencium pipi merah milik si kembar. "Udah sana mandi, biar aku yang jagain."

Yeji memicingkan matanya. "Jangan diganggu, biar gak nangis."

Yeonjun mengangguk. "Iya iya engga. Udah sana mandi."

Yeji mengangguk kecil. "Awas aja klo sampek nangis."

Yeonjun terkekeh. "Engga kok. Kita kan berteman. Iya kan dek?"

Yeji memutar bola matanya malas. Karena tidak ingin lebih lama menyaksikan ketengilan Yeonjun, dia segera berjalan ke kamar mandi dengan baju yang sudah dia siapkan di atas nakas.

Yeonjun tersenyum memperhatikan dua putrinya. Tangannya terangkat mengusap dahi yang diberikan bedak bayi. "Mmm, harum banget. Kenapa ya, kalian kalo mandi kok nangis?"

Dua bayi itu hanya bergerak acak sesekali berusaha menggapai wajah si papa yang menurut mereka tampak menyebalkan.

"Lain kali gak boleh nangis. Mana kalo nangis barengan gitu. Nangis satu, nangis semua. Seharusnya gak boleh janjian gitu kak, dek. Satu satu aja, biar mama, sama papa gak panik.."

Yeonjun diam sebentar. Memerhatikan dua pasang mata kecil itu. Terkekeh gemas setelahnya. "Woahh, matanya lucu banget. Fiks, nanti kalian kalo udah gede, salah satunya harus punya tahi lalat di pipi bawah mata, kayak papa. Biar gan- biar cantik maksudnya."

Yeonjun ganti mengusap pipi Yunji dan Jiyun. Setelahnya mencium ujung hidungnya dengan gemas. "Di antara adek sama kakak ada yang mau sama Kak Steve gak? Lumayan, cakep, alim, sopan, pinter, kaya lagi. Ya walaupun lebih kaya papa kalian. Seenggaknya dia bakal jadi pewaris lima perusahaan unggul. Itu juga kalo dia bener bener jadi anak laki laki tunggal sih. "

Jangan menghujat Yeonjun.

"Bibir kalian bentuknya mirip bibirnya mama ya. Kayak kucing," Yeonjun terkekeh sendiri. Ganti memencet dua pasang pipi itu hingga bibir putri kembarnya menjadi mengerucut. Menggigit bibirnya sendiri karena kegemasan.

"GEMES BANGET ANAK GUE!"

"YEONJUN JANGAN TERIAK TERIAK! NANTI ANAKNYA TAKUT!"

Yeonjun menutup bibirnya. Memeluk boneka ryan milik Beomgyu yang tertinggal di kamar si kembar.

Dan baru saja disebutkan, pelakunya sudah teriak teriak di bawah. Yeonjun beranjak dari tempat tidur. Berdiri di ambang pintu kamar putri kembarnya. "Heh, kenapa?" Memanggil Beomgyu dan Taehyun yang berjalan naik ke tangga.

"Anak anak masih tidur?"

Yeonjun menggeleng. Menujuk ke dalam kamar. "Masuk aja. Kalian dari mana?"

"Habis jalan jalan."

Yeonjun mengernyitkan dahi. "Berdua? Ryujin Chaeryeong?"

Taehyun memutar bola matanya. "Chaeryeong kumat mesra mesraan sama Ryujin. Makanya kita keluar berdua."

Beomgyu bersedekap dada sambil mengangguk angguk. "Palingan habis ini Chaeryeong nyariin Taehyun, kalo udah dijutekin lagi sama Ryujin."

Yeonjun geleng geleng kepala. Mendelik, nyaris jantungan ketika Beomgyu dan Taehyun menjatuhkan tubuhnya tengkurap di dua sisi Yunji dan Jiyun. Mendaratkan tabokan keras di pantat dua laki laki itu. Bagaimana tidak?! Keduanya itu berbadan besar, bagaimana kalu sampai dua bayi perempuan itu terlempar. Untungnya ini hanya terguncang saja.

Tetangga [TXT X ITZY]Where stories live. Discover now