51.

1K 138 30
                                    

Yuna kembali mendengus ketika soal yang dia kerjakan memiliki pola yang sulit. Dia menoleh ke arah Sunoo dan Doyoung yang tampak anteng dari tadi. Kemudian menghela nafas.

"Kalian-"

Keduanya mendongak. Menatap ke arahnya. Sebenarnya Yuna juga sedikit canggung sih. Tapi- hitung hitung untuk menambah teman lagi.

"Kenapa Yun?" Sunoo bertanya lebih dulu ketika melihat gelagat aneh dari perempuan di hadapannya.

Yuna menggeleng kecil. "Kalian gak capek? Kita udah dua jam nih."

Doyoung dan Sunoo berpandangan sebentar. Kemudian menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sama sekali. Yuna memutar bola matanya. Bisa bisanya sekompak itu? Biasanya yang sekompak ini adalah Soobin dan Yeonjun. Yang biasanya akan langsung saling memaki ketika menyadari gerakan mereka mirip.

"Capek sih," Doyoung yang menjawab. Dia kemudian mulai meletakkan pulpennya.

Yuna tersenyum cerah. "Yaudah. Ngobrol aja yuk. Lama lama suntuk nih."

Akhirnya mereka bertiga membereskan alat belajar mereka. Bosan mengerjakan tugas? Sudah. Pegal? Sudah. Kenyang? Sudah. Yang kurang adalah mengobrol.

Yuna menompang dagu. Menatap kedua temannya. "Kalian gak punya temen cewek ya?"

Doyoung dan Sunoo sama sama menggelengkan kepalanya. "Banyak sih Yun. Tapi juga gak akrab akrab banget. Soalnya ya cewek cewek yang deket kita ya obrolannya gitu gitu aja."

Yuna mengerutkan dahi. "Gitu gimana sih Nu?"

"Kalo gak cowok, skincare, ya film," giliran Doyoung yang menjawab masih sambil menyumpiti tiramisu yang masih sedikit tersisa. Yuna menatapnya heran? Apa tidak kekenyangan? Mereka banyak memesan makanan dari tadi. Bahkan sudah habis 2 cup minuman. Dan ada enam piring bekas makanan. Dalam dua jam. Maklum sih, biasanya orang orang yang belajar lebih mudah lapar.

"Kalo lo Yun? Banyak temen cowoknya?"

Yuna mengangguk kecil atas pertanyaan Sunoo. "Gue malah jarang punya temen cewek sebaya."

Mereka berdua mengangguk. "Kita juga udah tau kok kecelakaan kemarin. Pasti diganti sama temen yang baik kok. Sabar aja. Let it flow," Yuna tersenyum mendengar perkataan Doyoung.

"Eh woy!"

Mereka bertiga menoleh. Ada Junkyu dan Jake yang melambai ke arah mereka. Mereka bertiga melemparkan senyum, sampai akhirnya kedua orang itu menghampiri dan bergabung dengan mereka bertiga.

Doyoung yang melihat eksistensi kakaknya, mulai keheranan. "Ngapain bang? Biasanya juga ngemper di kamar."

Junkyu berdecak. "Gue baru pulang nganterin barang ke Tante Sojung. Eh dua bocil pada minta tolong nganterin ke kafe bentar. Gue sebagai orang baik ya mau mau aja lah."

"Lagian sih. Belagu lo bang, rumah deket aja nganterin barang pakek mobil," Jake menyahut.

Junkyu memukul pelan belakang kepala lelaki itu. "Gue habis kerkom, anjir. Makanya bawa mobil, kan bawa banyak orang. Kalo naik motor mau dinaikin di mana?! Jeruji?"

Yuna terkekeh. Mengusap usap pundak yang paling tua di antara mereka. "Sabar bosqyu. Orang baik dapet pahala loh bos."

Junkyu mengusap dadanya. Kemudian mengangguk. "Sangat sangat benar."

"Btw katanya dua, yang satu man-"

"Anjir, gue kek pelayan kafe," ucapannya Doyoung dipotong oleh Hueningkai yang membawa nampan yang sudah ada 3 cup minuman.

Yuna kaget.

Hueningkai mengembalikan nampannya. Kemudian bergabung dengan mereka. Duduk di depan Jake yang berada di sebelah Yuna. Tersenyum miring ketika melihat ekspresi Yuna.

Tetangga [TXT X ITZY]Where stories live. Discover now