112.

789 132 71
                                    

Beomgyu turun dari motornya, melepaskan helm dan meletakkannya di atas jok motor. Lanjut merapikan rambutnya, kemudian mengambil tiga kantung kresek berisi kotak martabak yang semula dia gantung di setir motor.

Mata bergulir menangkap figur Ryujin yang kembali menutup gerbang setelah tadi membukakannya untuk Beomgyu. Beomgyu mendekat, mengulurkan apa yang dia bawa.

"Pak satpam kemana emang?"

"Pulang, istrinya lahiran. Udah cuti seminggu masa lo gak sadar? Btw, apa ini?"

Beomgyu menghela napas. Beberapa hari ini sedikit apatis dengan sekitarnya. Dia sibuk memastikan Chaeryeong aman dimanapun tempatnya, dan pastinya menjauhkan gadis itu dari jangkauan orang jahat, terutama Minhee. Selain itu, sebenarnya juga ada suatu hal yang membuatnya sibuk belakangan ini.

"Eumm, tadi mampir beli martabak. Gue inget, kemarin lo sempet bilang pengen, tapi kita belum jadi beli juga dari waktu itu. Yaudah gue beliin sekarang."

Ryujin melemparkan senyuman haru. Itu kejadian sepuluh hari yang lalu, sepulang mereka dari kantor polisi untuk menyerahkan Minhee. Tapi Beomgyu masih ingat. "Gyu, gue makin jatuh cinta kalo gini."

Beomgyu mendengus kecil. "Ada ya orang jatuh cinta bilang bilang?"

Ryujin terkekeh kecil. Sekarang balas menggandeng lelakinya, menariknya ke dalam rumah.

"Dari mana Gyu?" Mami Irene yang sedang duduk di depan televisi sambil membaca buku majalahnya bertanya.

"Baru pulang dari kampus, tan. Ada urusan, bantu bantu BEM, bantu dokumentasi.."

Mami membulatkan bibirnya, memahami penjelasan Beomgyu. "Ohh gitu. Ngomong ngomong rambutmu udah panjang banget loh, sebahu. Bisa bisa Ryujin kalah cantik."

Beomgyu terkekeh, mengusap tengkuknya. "Gak tau tan. Iseng aja, malah suka. Kata Ryujin juga bagus."

Mami terkekeh kecil. "Iya iya. Yaudah sana disusul Ryujinnya."

Beomgyu mengangguk kecil sambil membentuk jarinya menjadi OK. Kemudian berjalan menyusul Ryujin yang sudah ke dapur lebih dahulu mengambil piring. "Bang Yeonjun sama Kak Yeji mana? Gak di rumah?"

Ryujin mengendikkan bahunya. "Ada di rumah. Palingan juga lagi pacaran di kamar."

Yang laki laki terkekeh geli. Mengusak sebentar rambut blonde Ryujin. "Jangan iri dengki~"

"Idih, engga kok."

Ryujin menyuapkan satu potongan martabak ke mulutnya. "Eumm, enak. Sini aa!"

Beomgyu membuka mulutnya. Menerima suapan dari Ryujin. Merasakan manis gurih martabak itu di dalam mulutnya. "He em enak. Mami dikasih sana, satu buat lo, satunya lagi buat Kak Yeji sama Bang yeonjun."

Ryujin berjalan mengantarkan satu piring martabak untuk mami dan Yeonjun.

Beomgyu mengambil gelas, mengisinya dengan air putih, dan meminumnya hingga tandas. Dia duduk di salah satu kursi kemudian melepaskan jaketnya, menyampirkannya di sandaran kursi.

"Lo habis ini mau kemana?"

Ryujin kembali, menyelesaikan kegiatannya menata bahan makanan di kulkas yang sempat tertunda karena kedatangan Beomgyu.

"Ya gak kemana mana. Kayak ada yang kurang, seharian belum lihat lo."

Ryujin tertawa kecil. Melempar satu buah apel yang langsung di tangkap oleh si lelaki. "Tenyata gue ngangenin banget ya?"

Beomgyu tidak menjawab, hanya diam saja, kemudian mencuci apelnya. Buah berwarna merah itu tampak menggiurkan.

"Btw, lo habis dari mana?"

Tetangga [TXT X ITZY]Where stories live. Discover now