101.

891 141 29
                                    

Lia menutup pintu kamarnya pelan. Melangkah ke tangga. Sempat bingung ketika pagi pagi begini suaminya sudah tidak ada di tempat tidur. Lia pagi ini tidak menjumpai Soobin dengan muka bantalnya. Bahkan saat ke kamar mandi, sudah tercium harum sabun yang artinya tempat itu sudah digunakan mandi sebelumnya.

Mengucek matanya sebentar. Dia baru saja bangun tidur. Matanya masih lengket dan tenggorokkannya masih perih. Tapi keinginannya ke kamar mandi tertahan dahulu karena tidak menjumpai Soobin di tempat tidur.

Ketika telinga mendengar suara tabrakan benda, barulah senyum terulas sedikit demi sedikit. Setelah langkah kakinya mendekat ke dapur, tubuh tinggi tegap itu langsung menyapa pengelihatannya pagi ini.

"Eh?"

Yang dipeluk menoleh.

"Love?"

"Hmmm," Lia mengusakkan ujung hidungnya di punggung suaminya. Malu sendiri, dia kan tidak pernah seperti ini. "Udah wangi, aku aja belum mandi. Malahan baru bangun."

Si lelaki terkekeh. "Kepagian tadi bangunnya. Jadi bangun langsung aja, sambil nungguin kamu bangun, aku ke dapur aja mau bikin sarapan."

Lia merengut. "Kenapa gak bangunin aku, Bin?"

"Gak tega tau, pules banget tidurnya."

Lia tidak menjawab. Sebenarnya sudah terlampau hapal dengan kebiasaannya Soobin yang katanya tidak tega setiap ingin membangunkan Lia dari tidurnya.

"Kamu bikin apa?" Lia mengintip lewat samping tubuh yang dia peluk.

"Mau bikin nasi kari, sama chicken katsu. Gimana?"

Lia mengangguk angguk mengerti. Mengeratkan pelukkannya di pinggangnya Soobin, kembali menenggelamkan wajahnya di punggung itu.

"Love?"

"Hmm?"

"Masih ngantuk ya?"

Lia menggeleng. "Engga kok."

Soobin tersenyum, rasanya seperti ini ya dipeluk Lia dengan sukarela? Biasanya Soobin dulu yang memulai, baru Lia mau membalas. Sudah bukan rahasia lagi kan kalau perempuan itu sedikit tsundere.

Soobin susah payah membalikkan badannya. Menemukan si istri dengan mata yang masih sayup sayup sekarang sedang kesal karena pelukkannya terlepas begitu saja.

"Ucapan selamat paginya."

Lia menerbitkan senyuman. "Good morning, my hubby."

Soobin dengan gemas menangkup kedua pipi itu. Sedikit mencubitnya. "Morning too, my love," setelahnya mencium dahinya Lia.

Lia tersenyum kecil merasakan tubuhnya di dekap. Ikut melingkarkan tangannya pada pinggang suaminya.

"Capek ya? Semalem tidurnya kayak gak nyaman."

Lia mengangguk kecil. "SOCA di depan mata, tapi persiapan masih setengah setengah, belum lagi ada urusan di BEM. Jurusan lagi hectic banget."

Soobin mengangguk mengerti. Dagunya bertumpu di atas kepalanya Lia. Mengusap usap belakang kepalanya. "Gak usah sungkan kalo mau minta bantuan."

Lia cemberut. "Emang kamu bisa bantu?"

Yang laki laki terkekeh. "Engga tau juga sih. Mungkin bisa bantu catet, atau gak cariin referensi, aku juga pinter ngetik."

Lia menghela napas. "Kamu sendiri gimana?Persiapan sidang udah?"

Soobin diam sebentar. Kemudian mengangguk pelan, nyaris tidak terasa. "Udah, tinggal pamahaman lebih lanjut lagi."

Tetangga [TXT X ITZY]Where stories live. Discover now