28.

1.2K 180 18
                                    

Chaeryeong mengeram kesal. Matanya terbuka perlahan ketika terus hinggapnya tepukan kecil di pipinya. Dia risih. Tapi si oknum yang sekarang tersenyum kecil ini tidak merasa bersalah sedikitpun telah mengganggu tidur seseorang.

"Bangun Chaer. Gak solat subuh?"

Chaeryeong tampak menggeleng. Masih dengan berusaha menyingkirkan tangan jahil Beomgyu yang sekarang dengan seenaknya mencubit cubit kecil pipi mulusnya. "Ih bang! Jauhan. Gue mau tidur lagi," suaranya sedikit serak.

"Solatnya udah?"

"Gue lagi bulanan."

Beomgyu mengangguk mengerti. Lelaki itu menaikkan lagi selimut Chaeryeong kemudian menaikkan suhu AC di kamar ini. Menepuk nepuk pelan kepala Chaeryeong kemudian mengusap dahinya yang terasa hangat.

"Masih pusing?"

Chaeryeong mengalihkan pandangannya pada Beomgyu. Matanya masih lengket sebenarnya. "Dikit."

"Hidungnya?"

"Masih buntu."

Beomgyu menghela nafas. "Sebelah atau dua duanya?"

"Sebelah aja bang."

Beomgyu menghela nafas lelah. Jimin dan Yuju sedang berada di luar kota menyelesaikan urusan mereka sejak 3 hari lalu. Semalam Chaeryeong demam tinggi. Terus terus menginggau. Berkata hidungnya buntu dan kepalanya pusing. Bahkan semalam sempat mimisan. Mungkin saking pusingnya, semalam juga Chaeryeong sempat jatuh dari atas ranjangnya. Beomgyu yang kepalang panik cepat cepat menelfon Taehyun yang masih online karena mereka baru bertukar pesan malam itu. Akhirnya Taehyun dan Lia datang membantu mengurus Chaeryeong. Untungnya ada Lia si calon dokter, kalau katanya.

"Kak Lia sama Taehyun udah pulang?"

Beomgyu mengangguk. "Tadi subuh pulang. Taehyun sama gue kan masih harus sekolah. Kak Lia mau kabarin orang rumah dulu katanya kalo lo sakit. Nanti kesini lagi nemenin lo kayaknya. Dia gak ada kerjaan di kampus hari ini."

Chaeryeong mengangguk mengerti. "Yaudah lo cepet berangkat sana. Jangan lupa bawain punya gue."

Jadi sebenarnya Beomgyu, Taehyun, Chaeryeong dan Ryujin sudah tidak memiliki kegiatan di sekolah. Hari ini mereka hanya disuruh mengumpulkan beberapa data untuk menyelesaikan pembuatan ijazah mereka.

"Yaudah. Lo disini dulu. Nanti kalo Kak Lia dateng bilangin ngerasain apa aja. Gue tinggal ya."

Chaeryeong mengacungkan jempolnya kemudian berdadah. "Hati hati bang."

Beomgyu mengusap kepala Chaeryeong sebentar kemudian meninggalkan kamar adiknya itu.

Chaeryeong setelahnya hanya bisa berdiam diri. Hingga akhirnya pintu kamar terbuka. Lia menghampirinya dengan membawa tote bag berwarna hitam dan sebotol air mineral.

Gadis kelahiran Juli itu tersenyum kecil kemudian duduk di samping Chaeryeong. "Udah bangun daritadi? Maaf ya. Tadi masakin sarapan dulu buat Taehyun sama ayah. Bunda lagi di rumah nenek. Nenek sakit. Kamu udah dikasih sarapan sama Beomgyu?"

Chaeryeong menggeleng. Dia melingkarkan lengannya di perut Lia. Memeluknya sambil menyengir. Memperlihatkan senyum andalannya. "Makasih ya mbak udah bantuin gue sama Bang Beomgyu."

Lia merengut. "Jangan panggil mbak. Kamu kira aku mbak yang jaga warung."

Chaeryeong tertawa ngakak. Melihat ekspresi Lia sekaligus mendengar ucapannya. Ada yang aneh. "Yaudah maaf. Engga lagi deh."

Lia membuka tasnya kemudian mengeluarkan kotak bekal dari sana. Dia membantu Chaeryeong untuk duduk bersandar di dinding terlebih dahulu, kemudian membuka kotak bekalnya.

Tetangga [TXT X ITZY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang