94.

852 148 22
                                    

Yeji membuka pintu balkon yang terbuat dari kaca tebal dengan pelan. Melangkahkan kakinya ke balkon. Menyingkirkan beberapa bungkus snack dan minuman dari atas meja ke dalam tempat sampah. Mendecak kesal menemukan satu bungkus rokok yang sudah kosong di dalam laci meja. Turut memasukkannya ke dalam sampah, sampai beberapa barang yang mengganggu pengelihatannya benar benar menghilang.

Kembali masuk ke dalam untuk menggulung beberapa karpet tebal yang sudah waktunya di cuci. Dan mengganti dengan karpet yang sudah selesai di cuci.

"Kayak babu gue lama lama."

Pintu kamar mandi terbuka setelah itu, Yeonjun keluar dari kamar mandi dengan baju putih bersihnya dan sarung hitam khas anak muda.

"Gak ada yang nyuruh kamu bersihin juga. Kenapa kamu yang ngerasa dibabu. Padahal mbak mbak di luar juga banyak."

Yeji tampak tidak ingin membalas ucapan lelaki yang satu itu, mengalihkan topik ke arah lain.
"Udah dibilangin jangan suka nyimpen rokok sembarangan, nanti kalo kelihatan mami mampus!"

Yeonjun meringis. "Lupa."

Yeji merengut. Setelah menutup tempat sampah, dia melangkahkan kakinya ke meja rias. Mendekati si lelaki yang sepertinya bermasalah dengan matanya. "Kenapa matanya?"

"Gak nyaman aja, gara gara kaca mata patah harus pakek softlens gini," mengedipkan matanya beberapa kali.

Yeji menangkup dua pipi lelakinya. Kemudian meniup niup kedua matanya, mengusap sedikit rembesan air mata di sudut mata rubah itu. "Siapa juga yang naruh kaca mata di sofa? Bukan salahnya Ryujin juga kalo dia dudukin kaca matamu. Kamu naruhnya sembarangan, udah tau adeknya emang suka sradakan."

Yeji terkekeh mengingat Yeonjun marah marah pada Ryujin karena Ryujin menduduki kaca matanya Yeonjun yang pemiliknya sendiri menaruhnya di sofa. Juga Ryujin yang dengan keras kepalanya tidak mau disalahkan, karena kakaknya itu menaruh barangnya sembarangan.

"Habis ini aku langsung ke rumahnya Soobin. Nanti pulang jum'atan, kam-"

Yeonjun mendelik, "Yang, aku kan udah wudhu, kok dipegang sih? Ish!"

Yeji membulatkan matanya ikut terkejut. Iya juga ya, dia juga lupa. Memilih tertawa ketika Yeonjun masuk ke dalam kamar mandi lagi dengan bibirnya yang cemberut.

"Maaf yang, nanti sepulang jum'atan jangan lupa mampir kesana. Bantuin Soobin ngatur dekorasi."

Yeonjun menyahut dengan gumaman dari dalam kamar mandi.

Dengan itu Yeji memilih melangkahkan kakinya keluar kamar. Menuju ke teras depan rumah mewah ini. Menemukan beberapa orang disana. Termasuk Soobin sendiri, Taehyun, Beomgyu, Hueningkai, Hyunjin, Baejin, Yoongi dan Suho.

"Bang Yeonjun lama banget mbak. Yang lain sampek berangkat duluan," Beomgyu bertanya dengan muka cemberut andalannya.

Yeji meringis. "Habis ini keluar kok."

"Gimana perasaan udah hampir nikah, Bang Soobin?" Hueningkai iseng bertanya.

Disahuti oleh Baejin. "Bahagia lah!"

Dengan sok taunya Beomgyu ikut menyahut. "Pasti nervous. Gimana kalo sampek Bang Soobin salah nyebut nama aslinya Mbak Lia. Apalagi salah nyebut namanya Om Yoongi. Apalagi kalo salah nyebut maharnya."

Soobin mendelik pada tiga orang itu.

Yoongi menggelengkan kepalanya. "Temennya mau nikah bukannya disemangatin kok malah dibikin takut. Lagian orang lupa itu wajar."

Soobin melemparkan senyum ke arah si calon mertua. Mengucapkan terimakasih sudah membalas ucapan ketiga temannya dengan kalimat yang masih terdengar sangarnya.

Tetangga [TXT X ITZY]Where stories live. Discover now