81.

884 138 37
                                    

Ryujin menaikkan kakinya di kursi seberang kursi yang dia duduki. Menatap sebentar dua lelaki yang sedang asik adu pendapat di depannya dengan tatapan yang sama sekali tidak berminat. Kemudian dengan santainya mendengus keras. Menarik atensi dua pemuda itu. Sampai salah satunya memilih berdiri dari posisi duduknya.

"Mending lo diskusiin dulu sama bagian marketing, bang. Biar gak ada kesalahan kayak gini lagi."

Soobin menggaruk tengkuknya. "Yaudah deh. Kalian berdua langsung pulang aja. Btw Gyu, nanti gue minta tolong kirimin hasil revisinya ya. Atau lo kirim langsung ke Mbak Arin. Pusing gue pusing."

Beomgyu mendecih. "Yaudah gue pulang dulu. Gue cuman mau bilang juga. Awasin bagian keuangan. Karyawan disini masih karyawan lama yang kemungkinan besar masih ada pengaruhnya sama si tua botak sialan, si mantan kepala sekolah. Gue khawatir lama lama sahamnya merosot."

Soobin diam sebentar. Paham sekali dengan ucapannya Beomgyu. Kemudian mengangguk kecil. "Oke, makasih."

Ryujin menepuk pundaknya Soobin sebentar sebelum membawa tubuhnya untuk berdiri. "Jangan sampek kecapekan."

"Iyaaa."

"Kita pulang dulu!!"

Soobin hanya melambaikan tangannya ketika melihat dua manusia yang berumur lebih muda darinya itu keluar dari ruangannya.

Beomgyu menyerahkan ponselnya pada Ryujin. Menyuruhnya menyimpannya. "Tumbenan banget kerjaannya Bang Soobin sampek serusak ini. Gue curiga ada orang dalem yang emang sengaja jatuhin."

Ryujin meringis. "Parah banget emang Gyu?"

Beomgyu menoleh ke Ryujin. Setelahnya tersenyum. Kemudian menggeleng. "Engga kok."

Ryujin hanya mengangguk. Dia tidak terlalu paham apa yang dibicarakan tadi. Bukannya apa, Ryujin sudah terlalu lelah menggunakan otaknya hari ini. Jadi ketika dua orang itu sedang membahas permasalahan krisis yang ada, Ryujin hanya diam tanpa ingin ikut campur ataupun ikut berpikir.

Akhirnya lift di depan mereka terbuka.

"Loh Ryujin? Beomgyu?"

Mereka berdua tersenyum kecil. Kemudian mengangguk.

"Habis ketemu Soobin ya?"

"Iya mbak. Mbak Arin baru selesai cuti hari ini?"

Itu Arin, asisten Soobin di tempat kerja. "Udah dari kemarin kok. Cuman ini tadi disuruh Soobin beli makanan."

Mereka berdua mengangguk. "Yaudah, kita pulang dulu mbak."

Setelahnya Ryujin dan Beomgyu segera masuk ke dalam lift. Menekan lantai dasar. "Mau langsung pulang?"

Ryujin berpikir sebentar. Menggeser posisinya ketika Beomgyu menarik tangannya. Merasakan pelukkan di sekitar pinggangnya dan bahunya yang mulai memberat.

"Iya deh. Pengen langsung istirahat di rumah."

Beomgyu mengangguk kecil. "Kira kira- nanti gimana ya reaksi orang orang waktu tau Bang Soobin sama Kak Lia mau nikah?"

Ryujin diam sebentar. "Mungkin banyak yang gak kaget, dari dulu kan kerjaannya Bang Soobin emang ngintilin Kak Lia. Mungkin kagetnya orang orang ya gara gara Bang Soobin pacarannya lama sama Yiren. Tapi nikahnya sama Kak Lia. Iya gak sih?"

Beomgyu berpikir sebentar. "Iya juga ya.."

Ryujin mengangguk. Tangannya refleks mlayangkan tabokan pada Beomgyu di belakangnya ketika sadar lehernya ditiup tiup. "Lepas gak?! Geli banget anjing!"

Beomgyu mencibir kemudian melepaskan pelukkannya. Ganti memeluk lehernya Ryujij dari belakang. Kemudian menciumi rambutnya.

"Gyu, astaga."

Tetangga [TXT X ITZY]Where stories live. Discover now