10. Hamilin Anak Orang

Začít od začátku
                                    

"Eh mama," cengir Erlang dengan wajah sok baik.

"Mau ngomong apa tadi?"

"Itu ma em..." Erlang menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Erlang mau ngomong kalo Erlang punya temen baru namanya Anjayani," alibinya sambil cengengesan tidak jelas.

Andin yang sebenarnya sudah paham apa yang akan Erlang ucap tadi menggeleng tidak habis pikir. "Ngga, ngga, tadi kamu mau ngumpat ke Aksa 'kan? Ngga boleh ngomong gitu di depan Aksa," tutur Andin.

"Kalo di belakang Aksa berarti boleh?" tanya Erlang mencoba menggoda mamanya. Sudah bisa terlihat 'kan? Seberapa durhakanya seorang Erlang Aileen. Mamanya sendiri digoda.

Andin menghela napas lelah. Menghadapi sikap anaknya yang satu ini memang membutuhkan tenaga dan kesabaran yang super duper ekstra. Kalau tidak, bisa-bisa Andin terkena tekanan darah tinggi. "Awas aja ya, kalo ngajarin adek ngomong gitu," ancam Andin.

"Gitu gimana sih, ma?" tanya Erlang pura-pura tidak mengerti. "Orang Erlang beneran mau ngomong Anjayani kok."

"Ya gitu, ngomong kotor sama kasar."

"Kotor! Kasar!"

Erlang tersenyum jahil. "Gitu ma?" tanyanya membuat Andin ingin memasukkan Erlang ke dalam rahimnya lagi.

"Abang goblok. Maksud mama, bang Er ngga boleh ngomong anjing," sahut Aksa santai. Anak itu mencoba menjelaskan pada Erlang apa yang Andin maksud.

Andin dan Erlang menatap Aksa terkejut. Bisa-bisanya dengan sangat lancar Aksa justru mengucapkan kata yang Andin larang.

"Aksa tadi ngomong apa?" tanya Andin. Berharap tadi hanya salah dengar.

"Anjing, ma," polos Aksa menjawab. Ternyata Andin tidak salah dengar.

"Ngga boleh ngomong gitu."

"Loh, kenapa ma?" bingung Aksa. Sepertinya Aksa belum bisa menangkap apa yang Andin maksud. "Di sekolah Aksa 'kan diajarin mengenal nama-nama hewan. Malah disuruh hafalin. Kok mama ngelarang?"

Andin jadi bingung sendiri. "Maksud mama, Aksa ngga boleh ngomong gitu buat ngumpat ke orang."

"Emang Aksa ngumpat ke siapa?"

Iya juga sih. Kan Aksa ngga ngumpat siapa-siapa bun.

"Em....Aksa ngga ngumpat ke siapa-siapa kok. Pokonya Aksa ngga boleh ngomong gitu buat ngumpat ke orang ya," nasihat Andin.

"Kalo ngga bermaksud ngumpat berarti boleh?"

Kalau sudah begini Andin jadi pusing sendiri. Memang menjelaskan sesuatu pada anak kecil yang masih polos seperti Aksa itu tidak akan pernah ada habisnya. Ada saja yang akan ia tanyakan.

"Boleh kalo emang buat hafalin nama hewan," jawab Andin. "Oh iya, Aksa juga ngga boleh ngatain bang Er goblok kaya tadi ya?"

"Tapi kenyataan, ma. Kata bang Al, bang Er itu goblok. Masa nilai matematikanya sama kaya umur Aksa," adu Aksa.

"Emang berapa nilai matematika gue?" sewot Erlang.

"Tuh bang Er goblok beneran. Kan Aksa tadi bilang nilainya sama kaya umur Aksa. Sekarang Aksa tanya, emang umur Aksa berapa?"

"Lima!" nyolot Erlang.

Aksa cekikikan sendiri. "Malu loh masa umur bang Er sama nilai matematika banyakan umur bang Er hahahaha..."

"Ck, serah lo yulpong!" decak Erlang.

"Aksa ngga boleh gitu," nasihat Andin. Aksa hanya mengangguk terpaksa. Bukan Aksa dan Erlang namanya kalau tidak ribut. Bagi mereka berdua satu hari tanpa ribut itu akan terasa hampa.

ALAN [END]Kde žijí příběhy. Začni objevovat