23. PMS

111K 15.7K 3.4K
                                    

Kalian yang baca vote dan komen dong, aku marah nih 😠 tinggal pencet aja gamau, jahat 😠

Vote dan komen 2k baru up ya, bisa kan? Kalo bisa nyampe hari ini ya oke-oke aja sih, aku uda siap! 😋

Budayakan vote sebelum membaca, biar nanti ngga lupa karena keasyikan baca <3

Jangan lupa follow Instagram :

@tamarabiliskii
@drax_offc
@draxfanbase
@draxfanbase2

@alan.aileen
@meisyanata_
@galaarsenio
@ilhamgumilar1
@akbar_azzaidan
@sarahadeevaa

"Sya..."

Alan menghadang Meisya. Membuat gadis itu sedikit terkejut. Meisya baru saja keluar dari kelas setelah izin pada guru yang sekarang sedang mengajar di kelasnya. Ia ingin pergi ke kamar mandi. Tapi dihadang Alan di tengah koridor.

"A-alan? Ngapain?" bingung Meisya.

Alan dengan muka datarnya menjawab. "Gue pengen nanya sesuatu sama lo."

"Apa?"

"Boleh?"

"Boleh apa?"

Alan menghela napas. "Gue boleh nanya?"

"Hm," balas Meisya sok cuek. Padahal dalam hatinya ingin menjerit girang. Jiwa bar-bar Meisya memang susah untuk ditahan.

"Lo sama Kenan putus karena Angel?"

Meisya mengerjapkan mata terkejut. Tunggu-tunggu, kenapa Alan bertanya mengenai hal itu? Lagi pula kenapa Alan bisa tahu?

"Lo tau dari mana?"

"Jadi beneran lo putus sama Kenan karena Angel?"

Meisya mengangguk santai. Namun ekspresi wajahnya tidak bisa berbohong. Meisya memang agak sensitif kalau diajak bicara tentang hubungannya dengan Kenan dulu. Apalagi dengan menyangkut-pautkan Angel. Sebenci itu Meisya pada kisah cinta di masa lalunya.

"Angel...jadi orang ketiga?" tanya Alan hati-hati. Ia tahu ini bukan urusan dia. Seharusnya Alan memang tidak perlu menanyakan atau kepo tentang masalah ini. Tapi entahlah setelah mendengar pembicaraan Meisya dan Kenan di rumah sakit kemarin. Membuat Alan jadi kepikiran. Kenapa Meisya bisa bilang kalau dia tersakiti oleh orang yang sama untuk kedua kali.

Mata Meisya memincing ke Alan. "Bentar deh, lo ngapain nanya soal masa lalu gue?" selidik Meisya curiga.

Alan dengan sikap tenangnya, mengedikan bahu santai. "Gue cuma pengen tahu gimana masa lalu pacar gue," alibi Alan.

Jelas-jelas Angel bukan pacarnya. Masih saja Alan berbohong. "Oh gitu," angguk Meisya pura-pura percaya. Padahal ia tahu kalau Alan sedang berbohong. Angel bukan pacar Alan. Hanya sahabat.

"Btw sorry gue ngga bisa jawab pertanyaan lo. Kalo lo pengen tau, tanya aja ke pacar lo." Meisya menampakkan senyum termanisnya di hadapan Alan. "Emm...gue duluan bai!"

"Sya!"

Setelah beberapa langkah Meisya berjalan. Ia kembali berbalik badan. Menatap Alan dengan satu alis terangkat. Kedua tangannya bersedekap dada. Sepertinya Meisya sudah berhasil menjalankan acting dengan baik. Pura-pura sudah tidak menyukai Alan lagi. Padahal....ya tentu kalian tahu sendiri isi hati seorang Meisya.

"Apa?"

"Lo beneran udah...." Alan sedikit ragu untuk bertanya. Ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Nyerah?"

Meisya tertawa sumbang. "Bukannya lo yang udah nyuruh gue buat ngga berharap lebih?"

"Gue emang ngga bisa hapus rasa suka gue ke lo semudah itu, tapi gue bakal berusaha kok," lanjut Meisya tersenyum manis. Ah, lebih tepatnya itu senyum palsu.

ALAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang