57. Pembawa Sial

98.8K 13.9K 11.3K
                                    

Halo temen-temen, aku minta doanya ya, soalnya aku lagi sakit, doain semoga cepet sembuh dan gak terjadi apa-apa, karena di sini posisinya lagi zona merah. Aku overthinking terus :')

Sejauh ini gimana cerita ALAN menurut kalian? Alurnya ribet? Atau gak nyambung atau gimana gitu?

Siapin banyak kesabaran untuk part ini yaa :))

Janlup komen yg banyak biar cpt up!!!

Budayakan vote sebelum membaca, biar nanti ngga lupa karena keasyikan baca <3

Jangan lupa follow Instagram :

@tamarabiliskii
@drax_offc
@draxfanbase
@draxfanbase2

@alan.aileen
@meisyanata_
@galaarsenio
@ilhamgumilar1
@akbar_azzaidan
@sarahadeeva
@erlangaileen

_______________________________

"Lo apa-apaan sih Sya?! Dateng-dateng marah-marah ke gue?!" Angel menatap bingung ke arah Meisya yang tiba-tiba datang ke kelasnya lalu marah-marah.

"Gue yang harusnya nanya sama lo! Maksud lo apa-apaan ngehasut bokap sama nyokap gue buat narik semua fasilitas yang dulunya mereka kasih ke gue?!" marah Meisya.

Meisya tidak bisa diam saja. Angel sudah keterlaluan. Karena tuduhan Angel beberapa hari yang lalu mengenai penyebab Angel jatuh dari tangga. Meisya mendapatkan amukan besar-besaran dari papi dan maminya. Bahkan mulai hari ini mereka menyita ponsel Meisya dan tidak memberi Meisya uang jajan selama satu bulan sebagai hukuman.

"Gara-gara lo gue berangkat sekolah jalan kaki! Gue kehujanan karena gue gak ada uang buat naik angkot atau taksi! Puas kan lo?!"

Melihat Angel hanya diam. Meisya jadi semakin geram. Tanpa banyak kata gadis itu mendorong bahu Angel hingga terhuyung ke belakang. "Semuanya gara-gara lo Angel! Lo itu bermuka dua!"

Angel masih menampakkan wajah tidak bersalahnya. "Gue gak pernah ngehasut mereka, Sya!" tekan Angel tidak terima.

Meisya tertawa miris. "Liat! Baju gue basah gara-gara kehujanan! Puas kan lo liat hidup gue kaya gembel gini, hah?!"

"Itu semua..."

"Apa?!" Meisya langsung menyela. "Lo mau bilang kalo ini semua salah gue karena gue gak mau berangkat sekolah satu mobil sama lo gitu?! Najis! Sampe lebaran monyet pun gue gak akan mau satu mobil sama lo!"

Angel menyingkirkan tangan Meisya dari bahunya dengan kasar. "Itu semua emang kesalahan lo sendiri! Lagi pula kalo kemaren lo ngaku lo yang dorong gue dari tangga. Mereka gak bakal kaya gini ke lo!" balas Angel mulai terpancing emosi. "Ini semua karena lo ngebantah dan gak mau ngaku!"

"Ya itu karena gue gak ngelakuin apa yang lo tuduhin ke gue bangsat!"

Meisya hendak melayangkan sebuah tamparan ke pipi Angel. Kesabarannya sudah habis di hari ini. Tapi sayangnya sebuah tangan menggagalkan tindakan Meisya.

"Meisya! Lo apa-apaan sih?!"

Napas Meisya memburu naik turun. Ia menatap sengit ke arah seorang cowok yang sekarang mencekal pergelangan tangannya itu.

"Oh pengawalnya dateng," kata Meisya sembari tersenyum miring.

Meisya berusaha melepaskan tangannya dari cekalan tangan Alan. Gadis itu sama sekali tidak takut dengan kehadiran Alan. Ingat, Meisya tidak sama seperti cewek-cewek pada umumnya yang akan diam saja dan menerima dengan lapang dada ketika dirinya ditindas. Bahkan difitnah. Meisya tidak bisa seperti itu.

ALAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang