17. Khawatir (?)

118K 15.6K 6.4K
                                    

Kemaren absen inisial doi, sekarang ayo absen inisial nama orang yg kalian suka dalam diam :v biasanya banyak sadgirl di wattpad bhahaha

Budayakan vote sebelum membaca, biar nanti ngga lupa karena keasyikan baca <3

Jangan lupa follow Instagram :

@tamarabiliskii
@drax_offc
@draxfanbase
@draxfanbase2

@alan.aileen
@meisyanata_
@galaarsenio
@ilhamgumilar1
@akbar_azzaidan

"Sori ya, Lan. Gue tadi masih ada urusan. Makanya baru sempet ngasih ke lo sekarang. Semoga lo suka sama nasi goreng buatan gue ya."

Alan menerima kotak makan yang diulurkan oleh gadis di depannya. Membuat gadis itu mengembangkan senyum semakin lebar.

"Oh, iya, ini ngga pedes. Sesuai permintaan lo kemaren."

"Hm, makasih."

"Gue balik ke kelas dulu," pamitnya seraya berbalik badan dan pergi dari kelas Alan.

"Wooo!! Tenyata ini alasan yang sebenarnya kenapa lo ngga mau makan di kantin dan kenapa lo ngga mau diajak makan Meisya." Ilham mengangguk-anggukan kepala paham, saat melihat Alan masuk ke dalam kelas dengan membawa satu kotak makan.

Akbar ikut menyahut. "Ternyata dimasakin sama si anu toh."

"Si anu yang selalu anu," timpal Ilham terkekeh.

Tidak memedulikan candaan Akbar dan Ilham. Alan langsung duduk di sebelah Gala. Membuka kotak makan itu lalu mulai memakannya dengan lahap.

"Lo punya hubungan apa sih sama dia? Yakin cuma temen doang?" Kali ini Gala yang bertanya karena penasaran. Alan memang tidak pernah dekat dengan gadis manapun. Namun gadis yang satu itu entah kenapa terlihat mempunyai hubungan spesial dengan Alan.

Alan selalu siap jika gadis itu meminta bantuan. Alan juga dengan senang hati selalu menerima apa saja yang gadis itu berikan. Seperti nasi goreng ini contohnya. Padahal biasanya jika Alan mendapat sesuatu dari para fans-nya. Maka, Alan akan menyuruh teman-temannya yang memakan.

Tapi berbeda cerita jika yang memberi gadis tadi. Alan selalu memakan apapun yang dia berikan dengan senang hati. Bahkan, sampai Alan rela tidak makan di kantin hanya demi menunggu pemberian gadis itu.

"Kasian si Meisya," celetuk Akbar tiba-tiba.

Alan menghentikan kunyahan makannya. Matanya menyorot Akbar tidak suka. "Maksud lo?"

"Ck, kasian lah si Meisya lo php in. Lo seolah ngasih harapan ke dia. Tapi lo juga kaya gini ke cewek lain."

"Yang lo sebut cewek lain juga punya nama," balas Alan.

Akbar menghela napas, mengalah. "Hm iya, si anu namanya."

"Gue ngga pernah kasih harapan ke siapapun. Termasuk Meisya," kata Alan lalu melanjutkan makannya.

"Ngga ngasih harapan, tapi lo berangkat bareng, pulang bareng sama Meisya. Lo bilang ngga bakal bonceng cewek manapun kecuali orang yang lo suka. Lo bonceng Meisya maksudnya apa?" tanya Ilham sedikit nyolot.

"Itu terpaksa."

"Halah, Lan. Lo tuh lama-lama kaya Gala. Urusan cinta jadi bego," sarkas Akbar.

Gala melotot pada Akbar. "Ngapa lo bawa-bawa gue bangke!"

"Ya gimana ya, kalo gue bawa-bawa kulkas, lemari, galon, berat lah Gal," kekeh Akbar santai. Setelah itu Akbar mendapat jitakan dari Gala.

"Lagian bukan Meisya cewek pertama yang gue bonceng."

ALAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang