29. Antara Alan & Kenan

106K 14.6K 5.6K
                                    

Komen yang banyak donggg, biar aku seneng. Udah up tiap hari nih 😠

Budayakan vote sebelum membaca, biar nanti ngga lupa karena keasyikan baca <3

Jangan lupa follow Instagram :

@tamarabiliskii
@drax_offc
@draxfanbase
@draxfanbase2

@alan.aileen
@meisyanata_
@galaarsenio
@ilhamgumilar1
@akbar_azzaidan
@sarahadeeva

__________________________________

"Katanya, jatuh cinta itu indah. Tapi bagiku, jatuh cinta denganmu adalah luka."

____________________________________

"Auhhh..."

"Ini merah banget, bang. Kamu abis ngapain sih?" Andin mengompres luka lebam yang ada di punggung Alan.

Alan menjawab sembari meringis pelan. "Ngga papa, ma."

"Bang Al abis kerja jadi kuli yang angkat-angkat barang gitu?" ngawur Erlang bertanya. "Uang papa tuh banyak, bang. Jadi ngga usah sok miskin. Sampe kerja segala."

"Orang lain mah sok kaya, masa lo malah sok miskin," geleng Erlang. "Heran gue."

"Bang Er ngga boleh sombong. Nanti dikutuk Allah jadi setan. Eh, tapi bang Er kan emang setan," sahut Aksa cekikikan. Anak laki-laki itu sedang memainkan mobil-mobilan nya di lantai.

"Yang boleh sombong di rumah ini cuma Aksa," lanjutnya tidak memedulikan Erlang yang sudah melotot-melotot ke arahnya.

"Serah lo Yulpong! Capek gue."

Aksa menoleh ke Erlang. "Capek ya? Sama kok, Aksa juga."

"Capek apa lo?!" gas Erlang. "Bocil kaya lo sok-sokan capek, dih."

"Aksa capek ngejar capung, tau ngga!" Matanya melotot dengan kedua pipi mengembung, lucu.

"Gitu doang."

"Aksa juga capek punya abang ngga waras!" tambahnya.

"Aksa, Erlang, udah jangan berantem terus," lerai Andin membuat keduanya langsung diam. Oke, berhasil.

Andin bertanya pada Alan. "Masih sakit ngga bang?"

"Agak mendingan," jawab Alan.

Alan menutup kaos bagian punggung. "Udah, ma, udah ngga sakit kok."

"Beneran?"

Mengangguk, Alan berujar. "Makasih ya, ma."

"Iya bang, tadi kena apa sih bang?"

"Ngga papa, cuma kepleset pas lagi main basket," alibi Alan. Cowok itu tidak mau Andin tahu kalau semua terjadi karena ia baru saja melindungi Meisya dari bahaya.

Kalau sampai mamanya tahu, bisa-bisa wanita paruh baya itu semakin gencar menanyakan hubungannya dengan Meisya. Pasalnya sejak acara makan malam beberapa hari yang lalu, baik Andin maupun Anton selalu saja menanyakan pada Alan, apakah cowok itu sudah jadian dengan Meisya atau belum. Padahal sudah berkali-kali Alan jelaskan. Kalau mereka hanya teman satu sekolah. Tidak lebih.

Andin geleng-geleng heran. Ia tahu kalau Alan sedang berbohong. Keadaan punggungnya sampai merah lebam begitu, Alan masih saja tidak mau menjawab jujur apa yang terjadi. Sedari kecil, Alan memang tipe anak yang sulit mengekspresikan segala hal yang dia rasakan. Berbeda dengan kedua adiknya, Erlang dan Aksa yang sejak kecil memang sudah kelihatan akan jadi biang onar. Tidak bisa diam barang sedetikpun.

ALAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang