58. Kebimbangan Alan

100K 14K 33.5K
                                    

Malming lagi pada ngapain? Pasti cuma rebahan kan? HAHAHAHA sama

Setelah cerita ini end, mau dibuatin ceritanya siapa? Erlang? Apa Ilham?

Karakter yang kalian suka di cerita ini, kecuali Alan & Meisya?

Janlup komen yg banyak, kalian kalo gak diminta komen, gak komen ih😠

Budayakan vote sebelum membaca, biar nanti ngga lupa karena keasyikan baca <3

Jangan lupa follow Instagram :

@tamarabiliskii
@drax_offc
@draxfanbase
@draxfanbase2

@alan.aileen
@meisyanata_
@galaarsenio
@ilhamgumilar1
@akbar_azzaidan
@sarahadeeva
@erlangaileen

_______________________________


"MAKSUD KAMU APA MEISYA?!" bentak Sadam. "KAMU MAU MEMPERMALUKAN KELUARGA KITA, HAH?!"

"Ini bukan salah Meisya!" bantah Meisya tidak terima. "Ini salah dia!" tunjuk Meisya ke Angel yang duduk di sofa bersebelahan dengan Alan.

"Dia yang hamil di luar nikah kenapa Meisya yang papi marahin?!"

Napas Sadam masih memburu naik turun. "Kita semua sudah berusaha menutupi masalah ini biar gak jadi masalah yang panjang! Tapi kenapa dengan bodohnya kamu mengumbar aib kakak kamu sendiri?!" heran Sadam. Pria paruh baya itu menatap Meisya penuh rasa kecewa.

"Pi, udah," Meca mengusap punggung suaminya untuk memberikan ketenangan.

Meca tahu Meisya salah. Karena sudah mengumbar aib Angel yang berusaha mereka tutupi. Tapi semua ini juga bukan salah Meisya sepenuhnya. Angel yang berulah, harusnya gadis itu juga pantas disalahkan. Terlepas dari Angel hanya korban dari pelecehan atau tidak. Karena sampai saat ini, belum ada yang tahu siapa pelakunya. Setiap ditanya tentang hal itu Angel langsung menangis histeris. Bahkan Sadam dan Meca sampai harus membawa Angel ke psikolog untuk menangani masalah ini.

"Papi gak habis pikir kamu bisa bersikap se-childish ini, Meisya. Papi nyesel karena selama ini selalu manjain dan turutin semua keinginan kamu."

Sadam menghembuskan napas beratnya lalu duduk di sofa diikuti oleh Meca. Namun tatapan mata Sadam masih fokus pada gadis yang berdiri di samping sofa itu.

"Sekarang liat akibatnya, kamu jadi bersikap seenaknya tanpa memikirkan orang lain," lanjut Sadam.

"Maaf, pi...hiks...ini juga salah Angel." Tidak ada angin, tidak ada hujan. Gadis yang sedari tadi diam memerhatikan pertengkaran antara Sadam dan Meisya itu tiba-tiba terisak. Membuat fokus semua orang beralih pada Angel.

"Ck, drama," decak Meisya pelan namun terdengar oleh semuanya.

"Masuk ke kamar kamu!" titah Sadam pada Meisya. Tanpa diminta pun Meisya juga ingin segera masuk ke kamarnya. Karena ia malas menyaksikan Angel, si tukang drama.

Menatap Meisya yang beranjak pergi menaiki anak tangga. Sadam memijat pelipisnya yang terasa berkedut menahan nyeri. Akhir-akhir ini keadaan rumahnya memang tidak pernah tenang. Selalu saja ada masalah datang silih berganti. Tidak bisa dipungkiri, bahwa semua itu terjadi sejak kehadiran Angel di rumah mereka.

"Tenang, Ngel."

Melihat Angel menangis sampai terisak, Alan jadi tidak tega. Alan merengkuh Angel ke dalam dekapannya. Memberikan gadis itu ketenangan. Meski saat ini, hati Alan sendiri sedang tidak tenang mengingat tadi Meisya pulang diantar oleh Andra. Dan Meisya juga terlihat mengenakan hoodie kebesaran untuk mengganti seragamnya yang basah. Alan yakin, sepertinya itu adalah hoodie milik Andra.

ALAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang