60. Tentang El

99.9K 14.7K 11.3K
                                    

Nungguin ya?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nungguin ya?


Gatau mo ngomong apa lagi pusing. Maap kalo banyak typo soalnya aku gak baca ulang. Nulis chap ini udah agak lama.

Janlup komen yang banyak. Semoga nanti ALAN bisa nyampe 2M sebelum end yaa. Aamiinin yok!

Budayakan vote sebelum membaca, biar nanti ngga lupa karena keasyikan baca <3

________________________________


"Lo tau gak cara balas dendam terbaik ke mantan itu gimana?"

Meisya tampak berpikir sejenak mendengar pertanyaan dari Sarah. "Pacarin bapaknya?" ceplos Meisya asal.

"Ck, ngawur banget lo. Emang lo mau pacaran sama bokap nya kak Alan?"

"Gak papa, kalo gue jadi emak tirinya sialan kan gue bisa siksa dia." Meisya mengedikkan bahu tampak tidak peduli. Sepertinya rencananya boleh juga.

"Gila!" decak Sarah. "Gue serius nih, Sya!"

Meisya menatap Sarah jengah. Padahal hari ini ia sedang tidak mood membahas apapun yang berkaitan dengan mantan brengseknya itu. Namun Sarah justru membahasnya terus-terusan. Kalau seperti ini, bagaimana Meisya bisa move on sepenuhnya?

"Terus gimana? Pacarin sahabatnya gitu?" tanya Meisya malas. "Siapa yang mau gue pacarin? Kak Gala? Dia udah cinta mati sama kak Riri. Kak Ilham? Dia udah bucin banget sama kak Nenda. Kak Akbar? Dia kan punya..."

Sarah melotot. "Jangan bilang punya gue!"

Meisya terkekeh geli. Sebuah ide untuk menjahili Sarah pun muncul di benaknya. "Dih, pd banget lo. Orang gue mau bilang kak Akbar punya kak Choline. Kemaren dia pulang boncengin kak Choline kan?"

"Gue gak tau dan gue gak mau tau!" sewot Sarah. Kenapa pembahasannya jadi ke Akbar sih. Sarah kan jadi salto. Eh salting.

"Hm, gak mau tau, ya?" angguk Meisya dengan ekspresi yang terlihat sangat menjengkelkan di mata Sarah. "Tapi pas kemaren liat mereka, mata lo berkaca-kaca. Jangan-jangan lo langsung nangis bombay pas nyampe rumah? Ngaku lo?!" desak Meisya.

"Enggak!" bantah Sarah galak. "Ngapain gue nangisin buaya. Stroberi mangga apel! Sorry gak level!"

Meisya tertawa keras melihat Sarah yang mengibaskan rambutnya dengan ekspresi bergidik jijik. Niatnya menggoda Sarah ternyata berhasil. Sarah semakin panas mengingat kejadian kemarin saat Akbar pulang bersama Choline. "Iya-iya, serah lo dah. Terus gue harus gimana nih sekarang? Rencana pacarin om Anton jadi gak?"

"Bisa-bisa ditebas pala lo sama nyokap nya kak Alan. Gue ada ide nih." Sarah memberikan isyarat agar Meisya mendekat ke arahnya.

Setelah Meisya mendekat. Sarah membisikkan sesuatu ke telinga Meisya. Sontak hal itu membuat Meisya terpekik kaget.

ALAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang