44. Permintaan Angel

96.3K 14K 6.6K
                                    

Ada anak kuliahan atau yang udah kerja tapi baca cerita ini gak sih? 😂

Atau ada orang yang kenal aku di RL terus baca ini diem-diem? 😂 pliss kalo kalian temen aku di RL gausah baca ya hihi

Eh iya lupa, siapkan banyak kesabaran sebelum membaca. Karena part ini penuh dengan drama wkwk

Budayakan vote sebelum membaca, biar nanti ngga lupa karena keasyikan baca <3

Jangan lupa follow Instagram :

@tamarabiliskii
@drax_offc
@draxfanbase
@draxfanbase2

@alan.aileen
@meisyanata_
@galaarsenio
@ilhamgumilar1
@akbar_azzaidan
@sarahadeeva
@erlangaileen

_________________________________


Seminggu setelah kepergian Fira. Ibunya Angel. Orang-orang terdekatnya masih dalam keadaan berduka. Semua turut merasakan kehilangan sosok Fira yang kuat dan tidak pantang menyerah. Wanita paruh baya itu mampu bertahan belasan tahun dengan penyakit yang tidak main-main. Meskipun dulu, saat Angel masih kecil, Fira sempat divonis oleh dokter hanya akan bertahan hidup sampai beberapa tahun lagi. Namun nyatanya Fira masih bisa bertahan hingga Angel berusia tujuh belas tahun.

Semua orang merasakan kesedihan yang mendalam atas kepergian Fira. Terutama Angel, Gadis itu terlihat lebih murung dari biasanya. Bahkan setiap waktunya makan. Meca harus membujuknya terlebih dahulu. Kalau tidak begitu. Sampai malam pun Angel tidak akan makan.

"Mi, Meisya mau keluar bentar, ya?" Pamit Meisya pada maminya yang saat ini tengah duduk di ruang tengah.

Belum sempat Meca menjawab. Sadam datang bersama Angel. Tadi memang Meca meminta Sadam untuk membujuk Angel agar mau keluar dari kamarnya. Biar Angel tidak berlarut dalam kesedihannya.

"Mau kemana, sayang?" tanya Sadam.

Meisya menatap Angel sekilas lalu beralih menatap papinya. "Mau keluar sama Alan, pi. Boleh kan?"

Sadam mengangguk pertanda mengiyakan. "Boleh dong," kekeh Sadam. "Gini-gini papi juga pernah muda. Pernah ngerasain yang namanya pacaran."

Sadam mengeratkan pelukannya di pundak Angel. "Kamu kapan punya pacar? Lihat tuh adek kamu aja udah pinter pacaran," tanya Sadam pada Angel. Sadam terkekeh pelan meskipun respon yang Angel berikan hanyalah senyuman tipis. Sadam hanya ingin berusaha mengajak Angel berkomunikasi agar gadis itu bisa kembali ceria. Tapi ia melupakan fakta kalau Angel menaruh rasa pada Alan.

"Ya udah deh Meisya pergi dulu, bye mami! Bye papi!" kata Meisya lalu beranjak keluar dari rumahnya.

Saat Meisya menunggu Alan di teras rumahnya sembari membenarkan tali sepatu. Tiba-tiba seseorang berdiri tepat di hadapannya. Hal itu tentu saja membuat Meisya sedikit terkejut.

Meisya mendongak. Dugaannya tidak salah. Ternyata orang itu Angel.

"Ngapain?" Kali ini Meisya bertanya baik-baik. Tidak dengan nada ngegas seperti biasanya. Sebenci apapun Meisya pada Angel. Meisya masih ingin menghargai perasaan Angel yang baru saja kehilangan sosok ibu kandungnya dengan bersikap baik.

Angel menghela napasnya pelan. Gadis itu menatap Meisya dengan pandangan yang sulit diartikan. "Lo beneran cinta sama Alan?" tanyanya tanpa basa-basi.

ALAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang