9. Cemburu?

146K 17.8K 4.9K
                                    

Tim menanti Alan jadi bucin mana suaranya????

Alasan mau baca cerita Alan?

Budayakan vote sebelum membaca, biar nanti ngga lupa karena keasyikan baca <3

Jangan lupa follow Instagram :

@tamarabiliskii
@drax_offc
@draxfanbase
@draxfanbase2

@alan.aileen
@meisyanata_
@galaarsenio
@ilhamgumilar1
@akbar_azzaidan

"Lo cemburu?"

Pertanyaan dari Akbar itu membuat Alan gelagapan sendiri.

"Maksud lo?" Alan menaikkan sebelah alisnya.

"Lo cemburu ya kalo si Meisya ngobrol sama gue sama Ilham kaya tadi? Iya 'kan? Makanya lo teriak-teriak?"

"Ngga!" elak Alan.

"Jujurlah sayang aku tak mengapa...biar semua jelas tak berbeda..." Ilham bersenandung tidak jelas.

"Jujur, Lan. Kalo lo ada rasa sama si Meisya ngga papa kali. Mumpung belom ada yang punya," kata Gala ikut buka suara.

Ilham mengangguk setuju. "Dari pada lo nyesel karena kehilangan sebelum berjuang. Mending kaya gue, meski pun Nenda nolak terus tapi gue tetep berjuang."

"Itu lo nya aja yang ngga tau malu, Ham," ceplos Akbar terkekeh.

"Gue bukan ngga tau malu tapi gue itu yakin kalo tidak ada usaha yang menghianati hasil. Suatu saat Nenda pasti bakalan sadar, kalo cuma gue cowok yang beneran tulus sama dia." Ilham menjeda ucapannya.

Menghembuskan nafas berat. Ilham berujar, "Semakin Nenda nolak gue, gue bakalan semakin gencar juga gue perjuangin dia."

Deg. Alan mengingat kalau kemaren Meisya juga pernah berkata seperti itu padanya. Jadi, benar? Kalau orang jatuh cinta itu keras kepala? Apa Meisya juga akan seperti Ilham? Terus mengejar-ngejar Alan seperti yang Ilham lakukan pada Nenda?

"Orang jatuh cinta itu keras kepala. Mau bagaimanapun lo menasehatinya, kalau hatinya belum lelah, ya dia ngga bakal menyerah gitu aja."

"Buset udah kaya pujangga lo, Ham."

Ilham menatap Akbar. "Kita yang jatuh cinta ini, tahu kok kapan waktunya harus menyerah dan mati rasa. Jadi, ngga perlu judge seenak kalian."

"Belajar dari mana, Ham?" Gala menepuk-nepuk pundak Ilham bangga. Tumben sekali bicaranya Ilham agak berbobot.

"Ngga perlu belajar, Gal. Orang patah hati itu pinter ngerangkai kata-kata buat nutupin luka."

"Anjir!!!" heboh Akbar. "Temen gue puitis banget euyy!!!"

"Bangga gue, Ham." Akbar menatap Ilham sembari geleng-geleng kagum. "Ngga sia-sia kalo selama ini gue nistain lo mulu. Ayo bilang makasih sama gue."

"Gue mah mending, kelihatan siapa yang lagi gue perjuangin. Nah, lo, semua cewek dari gadis sampe janda lo baperin."

Akbar protes tidak terima. "Heh sembarangan. Lo ngaca! Meskipun lo ngejar-ngejar Nenda tapi lo juga masih suka baperin cewek-cewek lain, janda apalagi."

"Dah lah kalian berdua buaya," kata Gala.

"LO JUGA!" ucap Ilham dan Akbar serentak di depan wajah Gala.

*****

"Sya," Sarah menatap Meisya heran. Sedari tadi gadis itu senyum-senyum sendiri kaya orang gila. Tapi ngomong-ngomong apa Meisya beneran gila?

ALAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang