18. Rumah Sakit

113K 15.2K 3.3K
                                    

Absennn pake emot yang menggambarkan ekspresi kalian pas baca cerita Alan????

Budayakan vote sebelum membaca, biar nanti ngga lupa karena keasyikan baca <3

Jangan lupa follow Instagram :

@tamarabiliskii
@drax_offc
@draxfanbase
@draxfanbase2

@alan.aileen
@meisyanata_
@galaarsenio
@ilhamgumilar1
@akbar_azzaidan
@sarahadeevaa

"Alan?!"

Meisya melepaskan pelukannya dengan Kenan. Spontan, tangannya mendorong tubuh Kenan hingga terhuyung ke belakang. Meisya masih menyorot cowok yang berdiri di ambang pintu dengan ekspresi datar itu.

Alan mendekati Meisya. "Sori gue ganggu." Setelah meletakkan buah-buahan yang ia bawa di atas nakas, Alan langsung keluar dari ruangan.

"Alan!" panggil Meisya. Namun sayang Alan sudah melangkah jauh.

"Sya, lo mau kemana? Lo masih sakit," cegah Kenan saat melihat Meisya berusaha turun dari ranjang rumah sakit dengan mengangkat tiang infus.

"Minggir!"

"Sya!"

"Minggir Kenan!" sentak Meisya emosi. Tidak banyak membuang waktu, Meisya buru-buru melepas infus di tangannya. Sedikit terasa nyerih namun tidak apa, ia masih bisa menahannya.

Dengan langkah tertatih-tatih Meisya berusaha mengejar Alan. Ia tidak memedulikan tatapan aneh dari orang-orang di sepanjang koridor rumah sakit. Sampai di parkiran, Meisya mendapati Alan yang hendak masuk ke mobil.

"Alan tunggu!" teriak Meisya.

Alan menghentikan pergerakannya. Matanya bergulir menatap gadis yang saat ini berdiri di ujung sana. Meisya tampak pucat. Bahkan baju rumah sakit yang ia kenakan terlihat sangat berantakan.

Menghela napas, Alan berjalan menghampiri Meisya. Cowok itu mendengus sebal. Dalam keadaan begini, kenapa Meisya masih saja menyempatkan diri keluar ruangan. Apalagi, hanya untuk mengejar dirinya. Sangat bodoh.

"Bodoh!" cibir Alan sembari menahan tubuh Meisya yang hampir tumbang ke belakang.

"Lan tad..."

"Sssttt..." Alan meletakkan jari telunjuknya di bibir Meisya. Ia tidak membutuhkan penjelasan apapun dari Meisya. Buat apa? Bukannya ia dan Meisya tidak ada hubungan apa-apa?

Bahkan Alan sendiri juga tidak paham, kenapa tadi dirinya pergi begitu saja setelah tidak sengaja memergoki Meisya dan Kenan berpelukan. Harusnya dia biasa saja kan, kalau tidak ada apa-apa?

"Meisya!!!"

Mendengar teriakan dari Kenan Meisya buru-buru bersembunyi di balik tubuh Alan. "Lan pleasee...bantu gue. Gue ngga mau ketemu Kenan," ucap Meisya memohon.

Alan berbalik badan. Menatap Meisya dengan satu alis terangkat. "Kenapa?"

"Please bantu guee..." mohon Meisya.

Tanpa menjawab, Alan langsung mengangkat tubuh Meisya dan membawanya ke dalam mobil. Hampir saja Meisya teriak karena terkejut. Tapi ia urungkan, menyadari kalau ini lebih aman dari pada harus bertemu Kenan.

Setelah mendudukkan Meisya di samping jok kemudi. Alan menyusul masuk ke mobil. "Lo ngapain?" tanya Alan heran.

Meisya meletakkan jari telunjuknya di bibir. Masih dengan badan yang ia bungkukkan ke depan. "Ayo nunduk biar Kenan ngga liat kita."

ALAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang