54. Terlibat

100K 13.5K 6.9K
                                    

Part ini panjang



























































Tapi boong pale pale

Dah ah, yang selalu vote dan komen semoga rezekinya lancar, sehat selalu, dimudahkan segalanya aamiin

Thank uuu❤

Part ini agak bengek sih karena ada riri, tau riri kan? Kalo baca MCG pasti kalian tau.

Janlup komen yg banyak biar cpt up!!!

Budayakan vote sebelum membaca, biar nanti ngga lupa karena keasyikan baca <3

Jangan lupa follow Instagram :

@tamarabiliskii
@drax_offc
@draxfanbase
@draxfanbase2

@alan.aileen
@meisyanata_
@galaarsenio
@ilhamgumilar1
@akbar_azzaidan
@sarahadeeva
@erlangaileen

______________________________


"MEISYAAA!!!" teriak Sarah menggelegar.

Meisya keluar dari dalam kelas. "Ck! Kenapa sih? Ngapain lo balik lagi? Katanya udah dijemput bokap lo?"

Sarah menetralkan deru napasnya yang tidak teratur. "Gue tadi liat anak-anak Drax pada kumpul semua. Kayanya mereka mau berantem."

"Berantem? Kata lo mereka udah gak ada musuh lagi? Bima juga udah dipenjara kan semenjak kasus kecelakaannya kak Riri? Siapa lagi musuh anak Drax?" tanya Meisya bingung.

"Lo kira musuh mereka cuma abang sepupu lo doang itu apa? Musuh mereka gak cuma Bima doang kali!"

Meisya mendengus kasar. "Lagian ngapain sih ngurusin musuh mereka? Gak ada hubungannya sama gue!"

"Ck! Gue cuma khawatir sama lo. Mending lo pulang bareng gue sekarang. Takutnya nanti lo kejebak. Soalnya dulu mereka pernah tawuran di depan gerbang sekolah. Gue khawatir nanti gitu lagi." Sarah menarik pergelangan tangan Meisya tapi langsung ditepis oleh gadis itu.

"Gue masih piket, Sar!" tolak Meisya. "Lo pulang aja duluan. Gue gak papa. Nanti gue minta jemput sopir."

Sarah mengalah. "Oke. Gue gak bisa nunggu lo, nanti bokap gue ngomel. Gue duluan kalo gitu. Hati-hati."

Setelah Sarah pergi. Meisya melanjutkan piket nya. Hari ini Meisya memang melakukan piket sendiri karena teman piket nya yang lain sedang tidak masuk sekolah.

"Bayar sekolah mahal-mahal. Masih aja disuruh nyapu kelas!" gerutu Meisya sembari mengusap peluh di dahinya. "Gak elit banget nih sekolah. Gak kaya sekolah gue dulu."

"Kalo aja dulu gue gak pindah ke sini demi ngejar tuh demit. Gak bakal gue ngerasain nyapu kaya gini!"

"Sya!"

"Eh, kenapa?" Meisya menoleh kaget saat rifki, ketua kelasnya memanggil dari luar kelas.

Rifki berjalan menghampiri Meisya. "Lo kok masih di kelas sih? Buru pulang. Mau ada tawuran tuh."

"Gue kan ada di dalem kelas, Rif. Aman lah. Emang tawurannya nyampe sini?" balas Meisya. Bertanya dengan raut wajah bingung. Masa mereka tawuran sampai area sekolah sih? Mustahil kan?

ALAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang