11. Makan Bersama

117K 17K 5.1K
                                    

Sebelumnya mau nyampein dulu kalo cerita Alan ini ngga hanya tentang kehidupan percintaan Alan dan Meisya tapi lebih ke seluruh kehidupan Alan. Jadi, kalian jangan protes kalo adegan sama keluarga sama temen juga banyak.

Budayakan vote sebelum membaca, biar nanti ngga lupa karena keasyikan baca <3

Jangan lupa follow Instagram :

@tamarabiliskii
@drax_offc
@draxfanbase
@draxfanbase2

@alan.aileen
@meisyanata_
@galaarsenio
@ilhamgumilar1
@akbar_azzaidan

"JADI LO BENERAN HAMILIN ANAK ORANG DILUAR NIKAH BANG?!" heboh Erlang.

"Siapa yang hamilin anak orang?"

Alan dan Erlang menoleh kaget.

Anton datang dengan menenteng tas kerja di tangannya. Alan dan Erlang saling menatap bingung. Di dalam hati, Alan tentu saja menyumpah serapahi Erlang. Kalau saja adiknya yang satu itu tidak banyak bacot. Pasti kesalahpahaman seperti ini tidak akan terjadi.

"Lan, Lang? Siapa yang hamilin anak orang?"

Erlang menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Papa salah denger kali."

"Papa ngga budek ya. Pendengaran papa ini masih berfungsi seratus persen. Jelas-jelas tadi papa denger ada yang bilang hamilin hamilin," sungut Anton. "Siapa yang hamilin anak orang? Kamu, Lang?"

Anton mendelik tajam pada Erlang namun cowok itu hanya menggeleng sebagai jawaban.

"Kamu, Lan?" Anton berganti menatap Alan. Sama dengan respon Erlang. Alan juga hanya menggeleng.

"Terus siapa yang hamilin anak orang?!" kesal Anton. "Awas aja kalo kalian ngga ada yang mau ngaku."

"Bang Alan, pa," Erlang menunjuk Alan seperti tanpa dosa. Dari pada dirinya dituduh duluan mending Erlang menuduh Alan. Pinter 'kan?

Mata Anton membulat sempurna. "Jadi kamu, Lan?"

"Engg..."

"Kok bisa, Lan? Gimana-gimana? Ceritain ke papa?" Anton menepuk-nepuk pundak Alan santai. Bukannya terlihat marah, Anton justru seperti seorang teman yang ingin mendengarkan penjelasan detail dari temannya.

"Papa ngga marah?" tanya Erlang heran. Bisa-bisanya Anton biasa saja. Kalau begini caranya, Erlang gagal membuat Alan dimarahi dong.

"Marah?" Anton menggeleng sembari terkekeh. "Papa malah bersyukur banget kalo abang kamu ini masih suka sama lawan jenis takutnya selama ini Alan ngga nor..."

"Alan normal, pa!" sela Alan cepat. Enak saja dirinya dituduh tidak normal oleh papanya sendiri.

Sebenarnya Alan merasa risih dengan rangkulan yang Anton berikan di pundaknya saat ini. Pasalnya selama ini Alan tidak pernah sedekat ini dengan Anton. Justru Erlang yang sangat dekat dengan Anton. Tapi mau bagaimana lagi. Alan harus bersikap biasa saja.

"Iya tau normal, 'kan habis hamilin anak orang," kekeh Anton. Alan hanya diam malas menanggapi.

"Papa beneran ngga marah?" heran Erlang. "Masa anaknya hamilin anak orang papa biasa aja? Papa waras ngga sih?"

Anton protes. "Kalo papa ngga waras mana bisa papa bikin kamu. Buktinya papa bisa bikin tiga anak ganteng-ganteng lagi."

"Ngga nyambung, pa," dengus Erlang. "Kalo beneran papa ngga marah, Erlang juga mau."

"Mau apa?"

"Hamilin anak or...."

"Erlang ngomong apa kamu?"

ALAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang