46. Rahasia Alan & Angel

106K 13.8K 6.8K
                                    

Gimana puasanya hari ini? Lancar gak?

Sholat tarawihnya juga lancar kan?

Ini update an pertama di bulan puasa ya? Seneng gak puasa ditemani cerita Alan?

Absen pake emot kesukaan kalian yaaa!!!

Budayakan vote sebelum membaca, biar nanti ngga lupa karena keasyikan baca <3

Jangan lupa follow Instagram :

@tamarabiliskii
@drax_offc
@draxfanbase
@draxfanbase2

@alan.aileen
@meisyanata_
@galaarsenio
@ilhamgumilar1
@akbar_azzaidan
@sarahadeeva
@erlangaileen

________________________________

"Sya, satu hal yang harus kamu inget. Kalo Angel dapat satu rasa kasih sayang dari aku. Kamu bakal dapet seratus kali lipatnya lebih banyak."

-Alan Aileen-
___________________________________


Atas izin dari Meisya, Alan menghampiri Angel yang sekarang terbaring lemah di brankar UKS. Entah penyakit apa yang membuat gadis itu berada dalam keadaan seperti sekarang. Tidak ada yang tahu, karena Angel kekeuh tidak mau diperiksa oleh dokter.

"Alan," gumam Angel dengan senyuman lebar yang terus mengembang di bibirnya. Senang rasanya melihat Alan peduli. Buktinya, Alan mau menemuinya.

"Kenapa?" tanya Alan sembari menggeser kursinya lebih dekat. Membuat Angel menggeleng pelan.

"Sakit apa?" Alan mengganti pertanyaannya.

"Cuma gak enak badan aja," jawab Angel dengan suara pelan membuat Alan mengangguk sekilas. Entah suaranya pelan karena benar-benar lemas dan kehilangan tenaga karena sakit atau hanya pura-pura untuk mencari perhatian Alan.

"Makasih ya, Lan. Lo udah mau kesini," kata Angel menatap Alan dengan rasa bahagia. "Gue gak punya siapa-siapa lagi. Dan lo masih mau jadi sahabat yang selalu ada buat gue."

Alan menghela napas pelan. "Jangan ngomong gitu," kata Alan tidak suka. Ia tidak setuju dengan ucapan Angel yang mengatakan bahwa dirinya tidak mempunyai siapa-siapa. Lantas Sadam, Meca, dan Meisya itu dia anggap apa selama ini. Padahal setau Alan mereka selalu memperlakukan Angel dengan baik.

"Lo masih punya keluarga, Ngel," lanjutnya. "Om Sadam, tante Meca dan Meisya. Semua pasti sayang sama lo. Jadi jangan merasa lo sendiri dan seolah-olah menjadi orang yang tidak dipedulikan oleh siapapun."

"Lo?"

Alan menaikkan sebelah alisnya mendengar pertanyaan dari Angel. "Gue?" tunjuk Alan ke dirinya sendiri.

Angel mengangguk. Memperbaiki pertanyaannya yang tidak jelas. "Lo peduli gak sama gue?"

"Menurut lo?" jawab Alan bertanya balik. Harusnya Angel bisa berpikir, kalau Alan tidak peduli, mana mungkin sekarang cowok itu ada di UKS. Duduk di sebelah tempatnya berbaring. Meskipun Alan tidak terlalu menunjukkan rasa perhatiannya dan lebih cenderung cuek. Namun sebenarnya Alan itu peduli pada Angel. Peduli dalam artian karena Angel sahabatnya dari kecil.

ALAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang