2. Alan Modus?

184K 22.2K 4.2K
                                    

Vote dan komen tembus 1k bakal double up!

Halooo! Gimana kabar hatinya? Masih aman?

Budayakan vote sebelum membaca, biar nanti ngga lupa karena keasyikan baca <3

Jangan lupa follow Instagram :

@tamarabiliskii
@drax_offc

@alan.aileen
@meisyanata_
@galaarsenio
@ilhamgumilar1
@akbar_azzaidan

"Alaaannn!!!"

Alan menoleh ke belakang. Bu Risma, guru itu sedang melambai ke arahnya. Seolah meminta Alan untuk menghampiri.

Mendengus. Alan berjalan ke bu Risma dengan ogah-ogahan. Kalau boleh jujur, Alan itu paling malas jika sudah berhadapan dengan guru semacam bu Risma. Bukannya apa, guru yang satu ini selalu sibuk mencari letak kesalahan muridnya.

Konsep di sekolah, guru selalu benar bukan? Apalagi kalau gurunya perempuan.

Alan, cowok itu tentu saja masuk ke dalam daftar siswa yang bu Risma incar. Karena apalagi, kalau bukan karena Alan yang sering membolos diajak oleh anak-anak Drax. Terutama, Gala, Ilham dan Akbar. Ketiga manusia laknat itu rajanya membolos. Bosen dikit pasti langsung cabut ke WBS. Dan bahayanya, ketiga orang itu adalah sahabat Alan. Bu Risma yang paham kalau sebenarnya Alan itu anak baik hanya saja salah memilih teman. Membuat guru paruh baya itu tidak bosan memberi Alan wejangan.

"Kenapa, bu?" tanya Alan.

Bu Risma tersenyum lebar. "Ibu minta tolong ya, anterin buku-buku ini ke kelas sebelas ipa tiga," tutur bu Risma sembari memindahkan tumpukan buku tulis ke tangan Alan.

Alan protes. "Bu, itu bukan kelas saya."

"Siapa yang bilang kelas kamu? Lagian 'kan kamu kelas dua belas. Ibu mintanya kamu ke kelas sebelas ipa tiga."

"Ngga bisa, bu."

"Alan..." bu Risma menatap Alan penuh harap. "Masa kamu ngga mau bantuin ibu?"

Alan menghela napas pasrah. "Iya, bu. Saya mau." Dengan setengah hati, Alan berjalan menyusuri koridor menuju kelas sebelas ipa tiga.

Di sepanjang koridor yang Alan lewati, banyak sekali para siswi yang secara terang-terangan menunjukkan rasa kagum dan sukanya pada Alan. Tentu saja hal itu membuat Alan tidak nyaman.

Tapi mau bagaimana lagi? Ia tidak bisa berbuat apa-apa selain menutup telinga pura-pura tidak mendengar. Biasa, resiko orang cakep mah kaya gini. Ngga ngapa-ngapain juga banyak yang muji.

"Anjir itu kak Alan?!"

"Gue mau jadi upilnya kak Alan aja deh, biar bisa nempel terus!"

"Eh ada kakak ganteng!"

"Cakep bener anjim!"

"Aduh gue mau meninggoy!"

"Kak Alan ayok ke KUA!"

"Gimana ya rasanya ngelap keringetnya kak Alan??!!!"

Alan memasuki kelas sebelas ipa tiga. Kelas yang awalnya ramai menjadi sepi seketika saat melihat cowok yang diidamkan oleh sebagian besar kaum hawa Cakrawala datang ke kelas mereka.

Deg. Jantung Meisya berdetak cepat ketika matanya tidak sengaja bertatapan dengan mata Alan. Meisya tersenyum, berusaha menetralkan rasa gugupnya.

ALAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang