1. Awal

261K 24.5K 5.9K
                                    

Absen dulu yuk, mana nih fans Alan garis keras???

Budayakan vote sebelum membaca, biar nanti ngga lupa karena keasyikan baca <3

Jangan lupa follow Instagram :

@tamarabiliskii
@drax_offc

@alan.aileen
@meisyanata_
@galaarsenio
@ilhamgumilar1
@akbar_azzaidan

"Hee anjirrr maju lo bacot amatt!!!" Ilham melipat lengan bajunya ke atas. Menatap sengit pada segerombolan siswa, lawan tawuran mereka hari ini.

"Bacot kaya bekicot kalian semua!" tambah Akbar. Cowok yang tingkat kebobrokannya sebelas dua belas dengan Ilham itu maju. Berdiri tepat di samping Ilham.

Ilham menoleh bingung pada Akbar. "Bar, bukannya bekicot itu diem ya?"

"Emang iya, Ham?"

"Iya anjir!"

Berbeda dengan Ilham dan Akbar. Alan cowok super dingin dan datar itu, justru memfokuskan tatapannya pada sebuah mobil hitam yang sedang dihadang oleh beberapa cowok. Yang tidak lain adalah lawan tawurannya sendiri.

Berlari. Alan menghampiri mereka yang hampir memecahkan kaca mobil menggunakan kayu balok.

"WOI!!!" teriak Alan. "JANGAN GANGGU MEREKA! LO LAWANNYA KITA BUKAN MEREKA GOBLOK!" murka Alan menarik kerah baju salah satu di antara mereka.

Bugh

Bugh

Bugh

Tanpa basa-basi Alan langsung membogem tiga cowok itu bergantian.

"Mau jadi pahlawan lo?" tanya salah satu dari mereka sembari mengusap sudut bibirnya yang mengeluarkan darah segar.

"Mau jadi bencong lo?" balas Alan sengit. "Lo kalo mau kelihatan jagoan. Lihat dulu siapa lawan lo! Mereka itu ngga tau apa-apa ngapain lo serang?!"

"Ck. Bacot!" Cowok dengan seragam yang acak-acakan itu maju. Mengangkat tangannya hendak mendaratkan satu bogeman di wajah Alan tapi gagal karena kakinya terasa ngilu saat Alan tiba-tiba menendang lututnya.

"Anjing lo!" umpatnya.

Bugh

Bugh

Bugh

Alan menyeret tiga cowok yang sudah terkapar lemah, menjauh dari mobil. Menendang tiga-tiganya hingga tersungkur di pinggiran aspal.

"Lo ngga papa?" gadis berseragam putih abu-abu dengan kuncir kuda keluar dari mobil.

Menggeleng. Alan menjawab santai. "Ngga papa."

"Makasih ya. Gue Meisya," ucap Meisya mengulurkan tangan dengan senyum ceria yang terpatri di wajah cantiknya.

Berbeda dengan Meisya yang terlihat begitu antusias. Alan justru tidak berminat menyambut uluran tangan mungil Meisya. Ia hanya menatap datar lalu berujar singkat sebelum akhirnya pergi begitu saja. "Sama-sama."

"Anjirr!!! Ganteng-ganteng sombong!" dengus Meisya sembari menatap punggung Alan dari belakang. Punggung itu terlihat begitu gagah. Membuat Meisya terpanah pada pandangan pertama.

"Duh, barusan itu gue lihat manusia titisan surga ya?" tanya Meisya pada diri sendiri. Meisya mulai senyum-senyum tidak jelas.

Dari dalam mobil mang Onang, sopir Meisya menyembulkan kepalanya keluar. Lalu berteriak, "Non Meisya ayo, nanti non telat ke sekolah."

ALAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang