30. Mulai Dekat

105K 14.8K 6K
                                    

Masih sanggup kawal ALAN?

Kasih tau aku mood kalian hari ini dengan emoji :

Budayakan vote sebelum membaca, biar nanti ngga lupa karena keasyikan baca <3

Jangan lupa follow Instagram :

@tamarabiliskii
@drax_offc
@draxfanbase
@draxfanbase2

@alan.aileen
@meisyanata_
@galaarsenio
@ilhamgumilar1
@akbar_azzaidan
@sarahadeeva

__________________________________

"Ternyata yang paling menyakitkan dari jatuh cinta adalah jatuh cinta sendirian."

       ___________________________________

"Tadi malem lo ketiduran?"

"Hm," jawab Meisya sembari mengunyah makanan. Saat ini mereka berdua sedang duduk berhadapan di kantin. Tadi setelah aksi tarik-tarikannya dengan Kenan, Alan langsung membawa Meisya ke kantin untuk makan. Lebih tepatnya hanya Meisya yang makan. Alan tidak.

"Kenapa ngga bilang?"

"Hah?" bingung Meisya. Ia tidak mengerti dengan maksud Alan.

Alan menghela napas pelan. Sepertinya kalau berbicara dengan Meisya memang harus detail. "Kenapa tadi malem ngga bilang kalo udah ngantuk?"

Gadis itu nyengir kuda. "Sayang banget kalo gue harus bilang ngantuk. Ntar lo matiin telfonnya. Kejadian kaya tadi malem kan langkah banget. Kapan lagi lo mau angkat telfon gue."

Tadi malam Meisya dan Alan memang sempat mengobrol di telfon meski hanya sekitar sepuluh menit. Itupun karena keisengan Meisya yang mencoba menelfon Alan dengan beralasan salah pencet. Tidak menyangka, ternyata Alan mau mengangkatnya.

"Tadi malem lo beneran salah pencet?"

"Uhuk-uhuk...." Meisya terbatuk ia langsung menerima air yang Alan sodorkan.

Setelah merasa agak membaik. Meisya kembali nyengir, menampakkan deretan gigi putihnya. "Sebenernya gue sengaja telfon lo. Iseng doang, pengen tau lo bakal angkat apa ngga hehe..."

Inilah sikap Meisya yang patut diacungi jempol. Dia bukan tipe cewek yang banyak gengsi seperti kebanyakan cewek lain di luar sana. Meskipun tadi malam sempat berbohong tapi kini ia langsung memberitahu pada Alan tentang kebenarannya.

"Besok jangan lagi," ucap Alan sebelum meneguk air putih miliknya. Jakun cowok itu bergerak naik turun saat air yang ia minum mengalir di tenggorokan.

Meisya menelan ludah. Shit! Alan sangat menggoda. "Jwang ngan telfhon lo lah gwi?" Meisya mencoba memperjelas maksud Alan. Ia bertanya dengan mulut penuh nasi.

Alan menatap Meisya lekat. Untuk beberapa detik Alan hanya diam tanpa ekspresi. Entah dorongan dari mana, tiba-tiba tangan Alan terulur untuk menyingkirkan nasi yang menempel di sudut bibir Meisya dengan jari jempolnya.

"Jangan telfon gue duluan. Biar gue aja," ujarnya lirih dengan senyum tipis. Sangat tipis.

Brusss!!!

Ya Tuhan Meisya!!!

Alan mengusap wajahnya yang baru saja kena sembur dari mulut Meisya.

"Hahahaha..." Meisya tertawa ngakak melihat ekspresi wajah Alan. Ada beberapa nasi yang tertempel di wajah tampan itu. Namun tawa itu tidak bertahan lama. Di detik berikutnya, saat dirinya sadar. Meisya langsung panik.

ALAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang