56. Salah Siapa?

98.4K 13.4K 10.9K
                                    

Seperti yg udah aku spoilerin di Instagram kalo part ini mengundang emosi, jadi harap siapkan mental kalian ahahaha

Absen warna kesukaan kalian dong :

Kalo Alan ada versi cetaknya, ada yang mau beli gak?

Apa yg membuat kalian tertarik untuk membeli cerita wattpad versi novel, padahal cerita versi wattpadnya udah kalian baca? Biar jadi masukan buat aku aja.

Janlup komen yg banyak biar cpt up!!!

Budayakan vote sebelum membaca, biar nanti ngga lupa karena keasyikan baca <3

Jangan lupa follow Instagram :

@tamarabiliskii
@drax_offc
@draxfanbase
@draxfanbase2

@alan.aileen
@meisyanata_
@galaarsenio
@ilhamgumilar1
@akbar_azzaidan
@sarahadeeva
@erlangaileen

_________________________________


"Makasih iya sama-sama."

Mendengar sindiran Andra, Meisya menghela napas pelan lalu berbalik badan menatap Andra yang masih setia berdiri di belakangnya.

"Makasih," ujar Meisya terpaksa. Padahal tadi Meisya ingin langsung masuk ke dalam rumah tanpa perlu mengucapkan terima kasih pada Andra yang sudah mengantarkannya pulang.

Andra tersenyum tipis. "Nah, gitu dong. Makin cantik kalo mau bilang makasih."

Meisya mengarahkan dagunya sebagai isyarat agar Andra segera pergi.

"Apa?" Andra pura-pura tidak paham.

Meisya memutar bola matanya malas. "Pulang sana! Gue mau masuk!"

"Ya udah tinggal masuk," balas Andra santai.

Berdecak pelan. Meisya mendelik tajam pada Andra. "Ck. Kenapa sih lo nyebelin banget?!"

Andra mengangkat satu alisnya heran. Nyebelin? Emangnya Andra melakukan apa? Padahal Andra tidak melakukan apa-apa. Kenapa Meisya jadi sebel dengan dirinya?

Aneh.

"Gue kenapa? Gue kan cuma nyuruh lo masuk, Sya?" jawab Andra bingung.

Meisya menggaruk pelipisnya. Ia sendiri tidak tahu kenapa rasanya benci sekali pada Andra. Padahal cowok itu tidak melakukan hal yang macam-macam. "Gak tau. Gue sebel kalo liat muka lo."

Andra terkekeh dibuatnya. "Jangan gitu ntar lo jatuh cinta sama gue."

"Dih!"

"Biasanya gitu. Benci jadi cinta," kekeh Andra menggoda Meisya. "Dulu bokap kita emang gagal jodohin kita karena lo udah punya Kenan. Sekarang sabi kali Sya lo kasih kesempatan ke gue."

"Apa sih!" Meisya langsung pergi begitu saja. Tapi langkahnya terhenti saat Andra mencekal pergelangan tangannya.

"Maaf, ya."

Dahi Meisya mengernyit. Ia menatap Andra bingung. "Maaf kenapa? Maaf karena dulu lo sering ganggu gue dan lo selalu nyebelin?"

"Gak," geleng Andra. Tebakan Meisya salah. "Maaf tadi lo hampir diapa-apain sama anak buah gue. Nanti gue bakal kasih mereka pelajaran."

ALAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang