41. Gila?

100K 13.4K 3.1K
                                    

Buat kalian yang mungkin kemarin gagal di SNMPTN, tetep semangat yaaa. Aku dulu juga gagal di SNMPTN dan berjuang di SBMPTN

Sebenernya part ini cuma buat ngobatin rasa kangen aja ya. Jadi maaf kalo isinya menye-menye banget 😂

Untuk kelanjutan part kemarin, sabar dulu, karena aku juga lagi sabar nunggu ide di otakku muncul. Kita sama" sabar, oke?

Kalo gak suka sama part ini, bisa langsung skip dan jangan banyak protes wkwk

Budayakan vote sebelum membaca, biar nanti ngga lupa karena keasyikan baca <3

Jangan lupa follow Instagram :

@tamarabiliskii
@drax_offc
@draxfanbase
@draxfanbase2

@alan.aileen
@meisyanata_
@galaarsenio
@ilhamgumilar1
@akbar_azzaidan
@sarahadeeva

_______________________________

Erlang bersiul santai sembari memutar-mutar kunci motor yang ada di tangan kanannya. Sementara tangan kirinya ia masukkan ke dalam saku celana. Dengan gaya sok cool.

Sudah bisa dibayangkan betapa songongnya adik sialan ini?

Langkah kaki Erlang terus berjalan menuruni anak tangga. Sudut bibirnya terangkat sebelah ketika matanya menangkap objek yang cukup menarik. Aksa, adik satu-satunya itu, saat ini sedang bermain di depan televisi sendirian. Sebuah ide jahil pun muncul di otak tengil Erlang.

"Mumpung gak ada baginda raja dan baginda ratu. Tuh upil curut gue jahilin ah," batin Erlang semangat empat lima.

Kapan lagi ia bisa menjahili Aksa saat keadaan rumah sedang sepi begini. Mumpung mama dan papanya sedang pergi ke minimarket dan Alan juga belum pulang. Erlang harus memanfaatkan keadaan ini untuk balas dendam.

Tanpa memikirkan banyak hal. Erlang langsung berjalan cepat menghampiri Aksa. Sampai tiba-tiba...

Brukk!!

Erlang terpeleset di depan Aksa dengan keadaan yang sangat tidak estetik.

"Aduh pantat gue!" Erlang meringis pelan menahan rasa sakit di bagian pantatnya. Lain halnya dengan Aksa yang justru tertawa ngakak.

Ekspresi wajah Erlang dan caranya jatuh sangat terlihat lucu di mata Aksa.

Nasib mau balas dendam. Eh justru dirinya sendiri yang kena sial. Sabar ya, Lang.

Erlang mendelik tajam ke arah Aksa. Tidak terima jika dirinya ditertawakan. Bocah ingusan itu belum berhenti tertawa. Membuat Erlang semakin geram. Mau ditaruh di mana harga dirinya kalau sudah jatuh di depan Aksa seperti sekarang?

"Heh yulpong! Lo sengaja naroh kelereng di lantai kaya gini? Biar gue jatoh?" tuduh Erlang.

Aksa menatap Erlang yang berusaha berdiri sembari mengusap-usap bagian pantatnya. Abangnya itu terlihat begitu kesakitan. Tapi sayang, Aksa sama sekali tidak kasihan.

"Aksa gak tau. Kan Aksa emang lagi main kelereng," bantah Aksa dengan mata mengerjap polos. "Bang Er aja yang jalannya kebanyakan gaya. Makanya jatoh."

"Yeee! Serah gue dong mau banyak gaya kek. Mau banyak pacar kek, mau banyak apa kek. Dari pada lo! Banyak nangis!" nyolot Erlang tidak mau kalah.

ALAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang