4. Pertengkaran

144K 18.8K 3.6K
                                    

Haloo?

Masih setia nungguin Alan up?

Budayakan vote sebelum membaca, biar nanti ngga lupa karena keasyikan baca <3

Jangan lupa follow Instagram :

@tamarabiliskii
@drax_offc
@draxfanbase
@draxfanbase2

@alan.aileen
@meisyanata_
@galaarsenio
@ilhamgumilar1
@akbar_azzaidan

Sejak kejadian di lapangan dan kantin beberapa hari yang lalu. Meisya sadar bahwa sekarang dirinya menjadi bahan gosip seantero Cakrawala. Bukan hanya dari kalangan murid saja yang membicarakan tentang keberanian Meisya untuk menyatakan perasaan pada Alan tempo hari. Namun guru-guru, ibu kantin, satpam sampai tukang kebun pun, semua ikut bergosip tentang Meisya dan Alan.

Sebagian dari mereka ada yang bilang Alan dan Meisya itu cocok. Bahkan sangat cocok. Mereka juga tidak segan-segan untuk mengatakan secara langsung pada Meisya, semoga kelak Meisya akan berjodoh dengan Alan. Tentu saja Meisya senang bukan main jika ada yang mendukungnya seperti itu. Setidaknya Meisya punya support sistem selain Sarah.

Alan dan Meisya juga digadang-gadangkan akan menjadi couple goals kedua setelah Gala dan Riri. Meski begitu, masih banyak juga orang yang tidak suka pada Meisya. Dan berujung memberi Meisya hujatan super pedas.

Meisya tahu, bahwa semua ini terjadi karena ulahnya sendiri. Meisya menerima semua konsekuensinya. Bahkan dengan santainya gadis itu tetap menyapa dan tersenyum pada mereka yang secara terang-terangan menghina atau menatap Meisya jijik .

"Sar," tegur Meisya lembut. Meisya menarik tangan Sarah lalu menggandengnya.

Meisya tahu kuping sarah mulai panas karena mendengar hujatan-hujatan dari orang-orang yang jelas ditujukan untuk Meisya. Mulai dari ujung lorong hingga mendekati kelas, semua orang menjelek-jelekan Meisya. Namun Meisya tidak mau Sarah terpancing emosi. Kemudian berujung menjadi masalah. Hal itu akan membuat Sarah rugi sendiri.

"Gue kesel, Sya," dengus Sarah. "Biar gue tampol tuh mulutnya. Kurang ajar banget."

"Ngga papa. Pura-pura ngga denger aja," santai Meisya tersenyum manis. Sarah sampai geleng-geleng heran. Sebenarnya hati Meisya itu terbuat dari apa? Kenapa bisa kuat sekali. Sarah sangat yakin, jika dirinya ada di posisi Meisya sekarang. Sarah pasti tidak mau masuk sekolah karena tidak kuat mendengar hujatan dari seisi sekolah.

"Eh itu ya cewek yang kegatelan sama Alan?"

"Anjir, najis banget sih. Sok cakep dih."

"Modal tampang doang tapi harga diri rendah."

"Cewek kaya gitu mana mungkin Alan mau, model cabe-cebean doang mah lewat."

"Ngga pantes buat Alan."

"Yang ada Alan pasti jijik banget sama dia."

Sarah yang sudah geram. Akhirnya mendatangi salah satu dari mereka. "Heh! Punya mulut tuh dijaga bukan dibuat gibah!"

"Lah kok malah lo yang ngamuk?" tanya salah satu dari gerombolan cewek yang berdiri di depan kelas.

"Ya gue ngga terima lah, lo ngatain Meisya kaya gitu. Emang lo pikir gue ngga denger?" Sarah mendorong bahu cewek itu.

Tidak terima, cewek yang diketahui bernama Selena itu balas mendorong bahu Sarah. "Ngga usah dorong-dorong dong!"

"Sar!"

Sarah menatap Meisya sekilas. Napasnya masih memburu naik turun. Entah kenapa Sarah juga ikut sakit hati mendengar perkataan buruk dari mereka tentang Meisya. Karena Sarah sangat tahu dan paham kalau Meisya bukanlah gadis seperti yang mereka bicarakan. Mereka yang menghujat hanya sekedar tahu tentang Meisya bukan mengenalinya seperti Sarah.

ALAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang