50. Salah Paham

104K 13.9K 15.5K
                                    

Vote dan komen bisa melebihi part sebelumnya, bakal cepat up! Yukkk bisaa!!! Kalian tuh liat doang gak mau vote, kesel akutuuu

Hari ini aku pengen kalian absen sesuai nama asli kalian dan artinya apa, nanti yang namanya menarik aku mau pilih buat jadi nama tokoh baru di cerita aku wkwk

Eh iya, janlup rekomendasiin cerita ini ke temen-temen kalian. Biar otw 1M nya semakin cefattt

Semangat puasanya bagi yang puasa!!!

Budayakan vote sebelum membaca, biar nanti ngga lupa karena keasyikan baca <3

Jangan lupa follow Instagram :

@tamarabiliskii
@drax_offc
@draxfanbase
@draxfanbase2

@alan.aileen
@meisyanata_
@galaarsenio
@ilhamgumilar1
@akbar_azzaidan
@sarahadeeva
@erlangaileen

__________________________________


"Dengerin dulu," Alan berhasil mencekal pergelangan tangan Meisya setelah mengejar gadis itu hingga area parkiran rumah sakit.

Meisya menghempaskan tangan Alan dengan kasar. Rasa kesal dan dongkol beradu menjadi satu. Lagi-lagi Alan membohongi dirinya hanya demi Angel. Tidak bisakah cowok itu jujur?

"Apa? Kamu mau bilang kalo kamu bisa jelasin semua? Iya gitu?"

Alan sudah bersiap membuka mulut untuk menjawab. Namun Meisya langsung menyerobotnya. "Kaya sinetron! Basi tau gak!"

"Maaf."

Satu kata singkat padat dan jelas itu berhasil membuat Meisya menghentikan langkahnya. Padahal tadi gadis itu sudah berjalan beberapa langkah dari hadapan Alan. "Maaf! Maaf! Gitu aja terus sampe aku bosen!"

Meisya menatap Alan datar. "Denger ya, Lan. Jangan kamu kira karena aku yang suka kamu duluan. Jadi dengan seenaknya kamu bohongin aku dan berpikir kalo aku pasti bakal maafin semua kesalahan kamu."

Meisya masih menatap Alan yang sekarang menatapnya dengan ekspresi sulit diartikan. "Satu hal yang harus kamu tau. Aku orangnya egois. Apa yang udah jadi milik aku orang lain gak boleh milikin juga. Dulu aku ke Kenan juga kaya gini sampe akhirnya aku nyerah karena terlalu kecewa."

"Jangan sampe itu semua terjadi untuk kedua kalinya," tambah Meisya membuat Alan jadi ketar-ketir sendiri.

Alan berjalan mendekati Meisya. Meraih kedua tangan gadis itu dengan lembut. "Aku tau aku salah. Aku bohongin kamu demi nganterin Angel ke rumah sakit. Aku ngelakuin ini semua karena situasi tadi Angel lebih ngebutuhin aku daripada kamu, Sya..."

"Please, ngertiin posisi aku. Kamu tau kan Angel sahabat aku dari kecil?"

Meisya tersenyum miris. Ternyata Alan masih kekeuh membela dirinya sendiri. Sudah jelas-jelas salah tapi masih berlindung di balik kata 'sahabat'. "Kenapa gak kamu aja yang ngertiin perasaan aku, Alan? Kamu tau kan Angel sodara tiri aku? Aku gak suka sama dia."

"Sekarang aku tanya. Gimana rasanya liat pacar kita jalan sama orang yang kita benci?"

Alan diam. Ia tidak tahu harus menjelaskan bagaimana. "Oke. Aku minta maaf." Mungkin meminta maaf adalah jalan terbaik dari kerumitan saat ini.

ALAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang