Chapter 1b

21.4K 353 6
                                    

*Jam dua belas malam di kamar yuri.*

"ah,jam bodoh.lambat sekali,kenapa dari tadi jarumnya tidak bergerak."yuri memukulkan jam bekernya ke lantai.

"ayo mata,tidurlah...tidurlah... Ah.. Kenapa masih tidak bisa tidur?"yuri sudah terlentang,menangkup,menungging(maaf he..)tapi tetap tidak bìsa tidur.lalu ia ingat handphonenya.yuri segera mengacak-ngacak tempat tidurnya."duh..lupa..lupa..lupa.. Di mana kau bodoh,kenapa tidak menjawab."yuri memaki hpnya dengan kesal penyakit lupanya kambuh.

"oh ternyata kau disitu,dasar bodoh kenapa tidak menyaut saat ku panggil?"yuri tersenyum sambil mengajak hpnya berbicara.

Yuri menekan beberapa angka lalu menempelkan hpnya di telinga.

"cepat angkat,cepat angkat,ayo cepat..Akhirnya moshimoshì,kau sudah tidur?"yuri menunggu jawaban.

"tentu saja ini jam dua belas malam."orang di sebrang menguap.

"aku tidak bisa tidur."yuri memeluk boneka nya.

"pejamkan saja matamu,nanti juga tidur sendiri."orang di sebrang menjawab malas.

"tidak bisa mine chan,o ya aku mau bertanya,seandainya kau di paksa menikah sekarang, dengan orang yang tidak kau kenal,apa yang akan kau lakukan?"yuri menggigit telinga bonekanya.

Satu detik dua detik tiga detik empat detik.

"MINE CHAN..!!,KAU MENDENGARKU TIDAK??"yuri berteriak.

"oh ya ampuun,iya aku dengar,tidak usah berteriak."mine kaget.

"jadi apa yang akan kau lakukan?"yuri kesal.

"mungkin aku akan kabur ke kutub utara,bersembunyi di gua,lalu tidur bersama beruang berbulan-bulan."mine menjawab malas.

"kau gila.!!"yuri tidak mungkin menuruti ide temannya.

"kau lebih gila,pertanyaan aneh,sudah cepat tidur.aku ngantuk."mine menguap lagi.

"aku tidak bisa tidur."yuri menggigit hidung bonekanya.

"ya sudah,dengar perkataan ku dan lakukan ok?"mine menguap lagi.

"emm"jawab yuri malas.

"baringkan tubuhmu,ambil nafas dalam-dalam,lalu rileks,lalu kau bayangkan ada domba banya..ak sekali,mulailah menghitung dombanya satu-satu,ayo hitung?"lagi-lagi mine menguap.

Yuri menuruti lalu mulai berhitung"satu domba dua domba tiga domba..."tepat di hitungan dua puluh domba yuri tertidur dengan hp masih menempel di telinga,sedang mine sudah dari tadi bermimpi kembali.

*Jam 10 siang di toko buku.*

"yuri chan,kenapa kau membeli buku-buku aneh seperti ini?lihat judulnya pun..

Pengantin impian,

Pernikahan bahagia,

Dan apa ini,

Kiat Menghadapi malam pertam..hpmfgmfhg!!"yuri membekam mulut mine.

"pelankan suara mu bodoh."yuri menarik mine ke tempat yang agak sepi."permìsì,maaf,maaf silakan di teruskan."semua mata memandang aneh.

"huh,.. Kenapa hidungku kau tutup juga,KAU MAU MEMBUNUHKU HAH!!!"mine mengakhiri omelannya dengan teriakan di telinga yuri.

"kenapa kau senang sekali berteriak di telingaku,hah?

Sudahlah ayo kita pulang."yuri menghela nafas.

"tunggu,jelaskan dulu padaku.kenapa kau beli buku semacam itu.apa kau akan menikah?"mine menautkan alisnya.

"tentu saja,tapi tidak sekarang,aku kan masih sekolah,kau gila apa?"yuri menahan nafas karena takut temannya menebak yang sebenarnya.

Mine nampak berpikir keras."kau benar,aku juga nanti akan menikah,ya sudah ayo kita pulang tapi kita beli parfait dulu yah?"kata mine riang.

Yuri bernafas lega lalu mengangguk.

'untunglah hari ini dia bodoh,aku memang tidak akan menikah sekarang tapi besok.huh.. Aku harus bagaimana?'kata yuri di dalam hati.

*dua puluh menit berlalu*

~bring bring tot bring bring tot~

"moshimoshi"kata yuri.

"kau ada di mana sayang?"orang di sebrang bertanya lembut.

"sedang di cafe bersama mine chan,ibu ada apa?"yuri memasukan satu sendok penuh parfait ke dalam mulutnya.

"segeralah pulang yuri,temani ibu ke butik sekarang,ibu tunggu di rumah yah."

"iya bu,aku pulang sekarang."kata yuri lemas.

"ada apa yuri chan."kata mine heran.

"ibuku minta di temani ke butik sekarang,aku pulang duluan yah?tak apa kan mine?"yuri bersiap-siap.

"aku juga mau pulang sekarang,ayo".mine ikut berdiri.

*tiga puluh menit berlalu*

"sayang coba gaun yang ini"ibu yuri menunjuk gaun putih pendek selutut.

"ibu itu terlalu pendek,"yuri memandang aneh.

"sayang kau pengantin muda,jadi ibu pikir yang ini bagus.cepat di coba."ibu yuri memaksa.

Yuri hanya mengangguk pasrah.saat sedang berada di kamar pas bersama pelayan butik,samar-samar yuri mendengar ibunya berbicara dengan seseorang.

"di mana yuri sekarang?"

"sedang mencoba gaun pengantinnya"kata nyonya azaki.

"benarkah,wah aku sudah tidak sabar melihatnya."orang itu tertawa.

"sebentar lagi dia akan keluar"nyonya azaki tersenyum.

Yuri keluar mengenakan gaun putih selutut,dengan hiasan dì depan dan kerut di belakang.

"wah,cantik sekali,sudah sepuluh tahun aku tidak bertemu dengannya."kata seorang wanita setengah baya.

"kemarilah sayang,beri salam pada bibi yoroshìì."nyonya azaki tersenyum.

Yuri melangkah ragu-ragu"selamat sore bibi,senang bertemu dengan anda."yuri bersikap hormat,walau di hati masih kesal pada mereka karena telah seenaknya mengambil keputusan.

"gaun ini cocok sekali dengan tubuh mungilmu,ah sayang sekali anakku sudah pulang terlebih dahulu,mereka sangat serasi."kata nyonya yoroshìì.

"aku sudah tidak sabar ingin bertemu dengannya,sudah sepuluh tahun kita tidak berkumpul."nyonya azaki tersenyum.

Yuri hanya diam mematung. 'apa-apaan mereka ini?jadi ibu juga belum bertemu dengan calon pengantin prianya..? Gawat bagaimana kalau dia adalah lelaki pendek,gendut,bodoh,botak,ompong,hitamdan berkacamata sangat tebal.ah.. Bodohnya aku,kenapa aku nurut-nurut saja?apa aku harus menuruti ide mine tadi yah?.ah,. tidak tidak ini tidak masuk akal,bagaimana ini?'yuri berkata di dalam hati lalu menghela nafas.

^^

Early weddingWhere stories live. Discover now