Vol 3 halaman 26

11.5K 196 15
                                    

Berulang-ulang Kenzie membaca pesan yang baru saja masuk ke dalam ponselnya. Isi pesan itu membuat konsentrasi mengemudinya terpecah menjadi dua.

Dari kaca spion mobil Jeepnya terlihat jelas sebuah mobil sedan berwarna merah tampak berada tidak jauh di belakang mobilnya.

Kenzie mempercepat laju mobilnya, tanpa berpikir lagi ia membelokan mobilnya ke arah kanan. Ia penasaran, apa benar mobil merah dengan ciri-ciri yang Yoshi sebutkan dalam pesannya ini tengah mengikutinya?

Kenzie merasa harus memastikannya dahulu karena menurut beberapa pengalaman temannya yang satu itu kadang terlalu sembrono dalam bertindak dan memutuskan sesuatu. Ya, walau ketepatan insting temannya itu seringkali benar. Entah karena kebetulan atau keberuntungan.

"Kenzie kau salah jalan, seharusnya kita berbelok di perempatan sana."

"Apa?! Benarkah? Kalau begitu kita harus berbalik," Kenzie segera membalikan mobilnya.

Ia pura-pura lupa dihadapan Yuri. Ia tidak mau membuat istri dari temannya ini ketakutan atau mengetahui ada sebuah mobil yang kini tengah mengikuti mobilnya.

Setelah ia membalikan mobilnya, ternyata mobil merah itupun ikut-ikutan berbalik. Walau sekarang mobil yang mengikutinya itu berada di antara mobil-mobil yang ada di belakangnya, namun mata Kenzie tetap dapat melihatnya dengan jelas karena warna mobil itu yang tampak mencolok dan mengkilat tidak seperti mobil-mobil disekitarnya.

Senyuman jahil tiba-tiba terukir diwajah Kenzie. Sebuah ide yang baru saja terpikir olehnya membuat ia tiba-tiba membelokan mobilnya kearah kiri.

"Hei, kau salah lagi Kenzie. Seharusnya belok ke kanan bukan ke kiri," Yuri menegurnya lagi.

"O ya? Bukankah jalan yang benar itu ke kiri?"

"Ke kanan Kenzie, yang benar itu ke kanan ..." kata Yuri sedikit gemas.

Kenzie menanggapi Yuri sambil memerhatikan kaca spionnya kemudian tersenyum.

"Ya ampun ... Kenzie ...! Kau salah lagi. Kenapa belok sih? harusnya lurus kesana, lurus Kenzie lurus."

"Hah? Ya-ya," katanya sambil memutar mobilnya lagi.

Kenzie terus seperti itu, berbelok ke jalan ini lalu memutar balik mobilnya. Belok lagi ke jalan yang itu setelah lima menit melaju ia memutar balik mobilnya lagi.

Lagi dan lagi, Yuri sampai kesal dan gemas dibuatnya.

Kenzie hanya senyum-senyum mendengar Yuri yang heboh setiap kali ia salah membelokan mobilnya. Sebenarnya senyum Kenzie itu mengembang karena kegeliannya pada mobil merah yang dari tadi mengikutinya. Mobil itu tampak kerepotan, ia yakin penumpang yang ada di dalam mobil itu kini tengah mengamuk karena kesal.

"Kita sampai," Kenzie melepas kacamata hitamnya.

Mobil Jeep kuningnya berhenti tepat di depan gerbang sekolah Yuri yang sudah tertutup.

Cepat-cepat Kenzie melirik Yuri yang tampak bergegas turun, mereka pasti sudah terlambat pikirnya.

"Ya ampun, Mine ...! Kenapa kau malah tidur?!" Yuri melihat temannya tertidur di jok belakang sambil memeluk majalah langganannya.

Kenzie yang mendengar kata-kata Yuri langsung menoleh kebelakang, "hmm ... Pantas suaranya tidak terdengar dari tadi."

Yuri mendelik kesal, "itu gara-gara dari tadi kau salah jalan terus."

Kenzie menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal, "maaf," katanya menyesal.

Ia sungguh tidak memperhitungkan hal ini sewaktu mendapatkan ide tadi. Iseng-iseng ia melirik jam tangannya, sekarang waktu sudah hampir menunjukan pukul sembilan.

Early weddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang