Chapter 1e

19.4K 329 7
                                    

~jam 6 pagi~

"yuri chan..."seseorang membangunkan yuri.

"emh.."yuri masih mengantuk.

"jangan terlalu erat..."orang itu berkata lembut.

"apa?"yuri masih memejamkan matanya.

"memeluknya.."orang itu berbisik.

Yuri jadi berfikir,matanya masih belum terbuka.

1detik 'apa katanya?'

2detik 'siapa tadi?'

3detik 'seperti bau laki-laki?'

4detik 'suaranya seperti laki-laki?"

5detik yuri membuka matanya.

"GYAAA...!!"yuri berteriak.

'bak buk bak buk bak'^gdubrag^yuri lalu memukul orang yang membangunkannya.

"aaww...!"riyu terjatuh dari tempat tidur lalu mengelus pinggangnya.

"A..APA YANG KAU LAKUKAN?"yuri berteriak sambil memeluk selimutnya.

"ya ampuun kau galak sekali.."riyu masih mengelus pinggangnya.

"salah sendiri,bukankah kau sudah berjanji?"yuri kesal.

"aku menepati janji,lagi pula kau yang tidur sambil memelukku."riyu tersenyum jahil.

"TIDAAA...K!!"yuri histeris.riyu menutup telinganya.

'tok tok tok'

Ada yang mengetuk pintu kamar mereka.Riyu segera bangkit membuka pintu,ternyata pintunya sudah tidak terkunci.

"maaf tuan mengganggu,saya mengantarkan barang dari kamar sebelah."pelayan itu tersenyum.

"terimakasih."riyu mengambil tas lalu tersenyum dan menutup pintu.

Yuri tampak masih kaget.

"sepertinya ini milikmu,aku mau mandi dulu"riyu berjalan ke kamar mandi sambil membuka kaosnya.

Yuri masih terdiam"aku tidak percaya,TIDAAA...K!!"yuri berguman di akhiri dengan teriakan.

Riyu membuka pintu kamar mandinya."kau kenapa?mau mandi bersama?"riyu tersenyum jahil.

"TIDAAA...K!!"yuri berteriak lagì.

Riyu menutup pintu lalu tertawa pelan.

"benar-benar masih polos,kok aku jadi suka menggodanya yah?"riyu menggaruk kepalanya yang tidak gatal lalu mandi.

"ini gila... Aku pusiiing,semua ini gara-gara mereka."yuri kesal lalu menggigit selimutnya.

Kemudian yuri bangkit membuka tasnya.

"ah..bodohnya kenapa aku sampai lupa membawa baju musim panas,masa aku harus memakai baju hangat ini di cuaca panas,uh...ìni gara-gara ide mìne.dasar bodoh."yuri menggerutu sambil mengacak-acak tasnya.

~tiga puluh menit berlalu~

"kau tidak gerah,pake baju setebal ini?"riyu memperhatikan yuri yang sedang mengepang susun tiga rambutnya.

"tidak..!"yuri masih kesal pada dirinya sendiri.

"kau sudah selesai?ayo kita sarapan"riyu berjalan mendahului, saat mereka membuka pintu.

"selamat pagi..."

Ibu mereka salah tingkah,tampak seperti sudah mengintip.

"apa yang ibu dan bibi lakukan di sini?" tanya yuri polos.

"emm.. itu.. Itu.. Untuk mengucapkan selamat pagi betulkan?"nyonazaki gelagapan.

"benar itu,bagaimana tidurnya nyenyak yuri?,riyu menyakitimu tidak?"bibi yoroshii tersenyum.

Yuri mengangguk.

"a..apa.. Apa yang kau lakukan riyu?,bukan kah kau sudah berjanji?"bibi yoroshii mengomel sambil menjewer riyu.

Riyu meringis "aw..aw,apa maksud ibu?hentika..n"

yuri dan ibunya kaget.

"maaf bibi,aku belum selesai menjawab."yuri tidak tega melihat riyu di jewer ibunya.

"a..apa?"bibi yoroshii kaget.

"aku mengangguk untuk jawaban pertama,dan jawaban tidak untuk pertanyaan kedua.lagian kenapa ìbu dan bibi mengurungku di kamar ini tadi malam?" kata yuri kesal pada mereka.

"itu..itu.. Karena..!emm..Ayo kita sarapan saja,kami mau membangunkan ayah kalian dulu yah."nyonya azaki bingung menjawab.lalu menarik tangan bibi yoroshii.

Riyu dan yuri mematung di tempat.

"aneh.."kata yuri heran.

"mencurigakan" riyu berkata mantap.

"kekanak-kanakan"yuri masih heran.

"pasti ada yang di tutupi."riyu mulai berpikir.

"telingamu tidak apa-apa?"yuri memandang prihatin

"hampir saja lepas,untung kau tidak terlambat."riyu menatap lembut mata coklat muda milik yuri.

Yuri jadi gugup.

"aku sudah lapar."yuri berjalan cepat.

"benarkah?aku juga."riyu segera menyamai langkahnya dengan yuri.

~tiga puluh menit berlalu~

"sepertinya kita harus kembali hari ini."ayah yuri meminum kopinya.

"memangnya kenapa ayah?"yuri memandang ayahnya.

"karena ayah dan ibu akan berangkat besok pagi.dan lagi ayah mertuamu tidak bisa meninggalkan kantornya lama-lama"ayah yuri memandang sedih.

"maafkan kami nak.."ayah riyu juga meminum kopinya.

"begitu ya.." yuri menunduk sedih.

"jangan bersedih sayang,riyu akan menjagamu, benarkan?"nyonya azakì membelai lembut rambut yuri.riyu mengangguk.

"jangan bersedih yuri,sekarang kau punya dua ibu dan ayah,sering-sering lah ajak yuri menginap di kyoto riyu,bila kalian libur sekolah.mengerti?"bibi yoroshii juga merasa sedih.

"ya.."jawab riyu.

"aku percayakan anakku padamu riyu.dan yuri kau harus menurut pada suamimu,jangan aneh-aneh mengerti?"ayah yuri menasehati.yuri mengangguk.

"kami punya hadiah untuk kalian.tapi harus di buka besok di bandara."ayah riyu menyerahkan sebuah kotak pada mereka.

"ayo sekarang,kita harus beres-beres jangan ada yang tertinggal bu"ayah yuri tau sifat istrinya yang pelupa.

~satu jam berlalu~

Yuri memeluk bonekanya,di dalam mobil yuri tidak banyak bicara.

Riyu jadi khawatir,sesekali riyu menengok melihat wajah yuri sambil menjalankan mobilnya.

"kau tidak apa-apa?"riyu bertanya sambil fokus mengemudi.

"tidak,."kata yuri lemas.

"hari ini kau terlalu banyak berkata tidak."riyu tersenyum.

Yuri memperhatikan riyu"kenapa kau setuju menikah dengan ku,bagaimana dengan kehidupan dan cinta mu?"yuri menunggu jawaban.

"aku tidak mau membuat orang tua ku sedih,dan lagi pula aku ini anak tunggal,hanya aku harapan mereka.jujur saja aku belum pernah sedekat ini pada wanita.kalau kau bagaimana?"riyu memandang sekilas.

"aku juga tidak mau mengecewakan mereka,walau awalnya aku berniat kabur ke kutub utara bila calon suamiku jelek."yuri menjawab polos.

"benarkah?"riyu tertawa

To be continue

Early weddingDonde viven las historias. Descúbrelo ahora