Chapter 1q

16.2K 245 4
                                    

^ Di kelas yuri ^

"Hoaammm..." Yuri menguap untuk ke tujuh kalinya. Tadi malam yuri tidak dapat melanjutkan tidurnya karena terlalu asik memperhatikan riyu yang tidur di samping tempat tidurnya.

"Yuri chan apa kau tidak tidur semalaman? Ya ampuun lihat matamu merah sekali." Mine memperhatikan mata yuri lekat-lekat.

"Hoaamm... Aku ngantuk." Yuri menguap lalu meletakan kepalanya di atas meja.

"Yuri chan apa kau tidak bisa tidur lagi?" Mine memainkan rambut yuri.

"Emm.." Yuri mengangguk.

"Kau pasti lupa menghitung domba? Iya kan?" Kata mine ceria.

"Domba?" Yuri heran.

"Iya seperti waktu itu rilex lalu..."

"Hitung domba satu-satu? Ah ya aku lupa." Kata yuri cepat. 'Aku benar-benar lupa huh... Riyu kau tampan sekali saat tidur meringkuk seperti itu bulu matamu, hidungmu, bibirmu ah.. Aku tidak percaya kau suamiku.' Gemas yuri di hati tanpa sadar yuri senyum-senyum sendiri.

"Aduh yuri chan kau sakitkah?" Mine sibuk menyentuh kening yuri.

"Apa sih?" Yuri melepas tangan mine.

"Tidak panas, aku bingung matamu merah, menguap terus dan tadi kau senyum-senyum sendiri. Kau kenapa sih?" Mine ribut sendiri sedang yuri sudah mulai tertidur di bangkunya.

"Yuri.. Yuri chan.. Huh kebiasaan cepat sekali dasar tukang tidur." Mine cemberut.

"Yuri.. Yuri bangun." Mine menggoyang-goyang badan yuri.

"YURI CHAN..!!" Mine berteriak di samping yuri.

"Berisik..!! Kenapa teriak-teriak sih?" Yuri terbangun lalu meniup telinganya.

"Habisnya.." Mine mengepang rambut yuri.

"Huh.. Dasar aneh." Guman yuri pelan.

"Eh yuri tau tidak kabarnya hari ini akan ada murid baru di kelas kita seorang pria yang menawan hati jago main basket dan sangat tampan. Aku sudah tidak sabar untuk bertemu dengannya." Mine tampak semangat.

"Oh.." Yuri mendengarkan dengan malas.

"Kau kenapa sih biasanya kau selalu semangat?" Mine menatap heran.

"Aku benar-benar ngantuk mine." Yuri menguap lagi.

"Ya sudah tidur sana, eh jangan-jangan sensei sudah masuk." Mine berbisik.

"Huh.. Coba kalau kau membiarkan aku tidur dari tadi" Yuri menghela nafas sedang mine hanya tersenyum sambil membentuk huruf V dengan jarinya.

Setelah memberi salam pelajaran pun di mulai. Beberapa kali kepala yuri hampir roboh di atas meja. Mine terus saja mengganggunya.

'Tok tok tok'

Semua mata memandang ke arah pintu.

"Masuk" Pinta sensei yamoto.

Pintu pun terbuka perlahan seluruh siswi menahan nafas matanya membulat bahkan ada yang nyaris berteriak melihat orang yang tadi mengetuk pintu.

"Ya ampuun yuri apa dia murid barunya." Mine berbisik wajahnya terlihat kaget.

"Mungkin, kau bilang sangat tampan dan menawan hati?" Yuri tertawa kecil sedang mine hanya mengangkat bahunya.

"Anak-anak hari ini kita akan mendapat teman baru. Silakan perkenalkan namamu." Sensei duduk di kursinya.

Orang itu tersenyum memandang ke sekeliling kelas, para siswi hampir pingsan melihat giginya yang tampak panjang dan keluar dari mulutnya saat tersenyum.

"Selamat pagi perkenalkan nama saya.." Matanya bertemu dengan mata yuri.

"Gawat makhluk bermulut penuh gigi itu memandangmu yuri." Mine panik lalu segera menutup wajah yuri dengan bukunya.

Yuri heran 'Sepertinya aku pernah bertemu dengan mata dan rambut yang seperti itu benar-benar mirip tapi giginya...' Yuri tampak berfikir.

"Nama saya yoroshii kobe." Katanya.

"Apa?" Yuri berusaha menarik buku yang mine letakan di depannya.

"Saya pindahan dari sma gakuein hokaido."

"Hokaido?" Yuri memekik pelan sedang mine sibuk menutupi wajahnya dengan buku.

'Mungkinkah? Tapi giginya? Tidak mungkin' Yuri berkata di hati tanpa terasa mulutnya terbuka lebar.

"Mohon kerjasamanya." Katanya membungkuk lalu tersenyum kembali para siswi mengurut dada melihat senyumnya yang nyaris membuat giginya yang nampak panjang melompat dari mulutnya.

"Di sana masih ada dua bangku kosong silakan duduk di tempat mana saja yang kau mau." Sensei kembali sibuk menulis di papan tulis.

Orang itu melangkah mendekati bangku di belakang yuri.

"Awas ada lalat yang masuk kakak ipar." Katanya berbisik pada yuri sambil berlalu.

Yuri segera menutup mulutnya yang tanpa terasa telah terbuka.

"Apa katanya?" Yuri masih berfikir.

Satu detik kakak ipar..

Dua detik dia bilang kakak ipar.?

Tiga detik berarti dia.. Dia..

"TIDAA..K.!" Tanpa sadar yuri berteriak di kelas, semua mata memandang aneh pada yuri.

"Kau baik-baik saja azaki yuri?" Sensei yamoto memandang heran.

"Aku..aku izin ke kamar kecil." Yuri segera berlari keluar kelas, mine tampak heran.

"Kenapa yuri? Aneh.." Guman mine.

Yuri terus berlari lalu masuk kekamar mandi "Huh ini tidak mungkin aku bisa gila bocah usil itu kenapa bisa ada di kelasku ya ampuun bagaimana kalau semua penghuni sekolah ini tau bahwa aku dan riyu sudah.. Ah gawat." Yuri berbicara di depan cermin lalu membasuh mukanya.

"Aku harus membuat mulut usilnya tidak bicara yang tidak-tidak, pokoknya harus." Yuri mengepalkan tangannya lalu melangkah ke kelasnya dengan lemas.

Detik-detik di kelas terasa sangat lama sekali, yuri tampak gelisah sedang mine terus berguman tidak jelas sambil sesekali melirik ke bangku belakang.

'Toottt..'

Akhirnya bel istirahat berbunyi juga.

Yuri segera membereskan bukunya para siswi nampak berbisik-bisik sambil terus memandang ke arah murid baru tadi.

"Hai gadis ada yang mau kenalan denganku?" Lagi-lagi anak baru itu tersenyum menampakan giginya yang panjang.

Para siswi histeris lalu mereka berlari keluar kelas.

Mine dan yuri masih sibuk membereskan bukunya.

"Hai aku lapar." Anak baru itu berkata manja lalu menarik tangan yuri keluar kelas.

Yuri kaget sedang mine panik dan mulai berteriak.

Early weddingWhere stories live. Discover now