Vol 3 halaman 28

10.4K 177 7
                                    

"Apa?!" sentak Sachiko pada orang yang tengah meneleponnya.

"Dasar tidak berguna, masa melawan satu orang saja tidak bisa hah?!" kali ini kemarahannya kian berkobar.

"Dengar bodoh, katakan padanya jangan berani-berani melawan bila ingin gadis ingusan yang bernama Yuri itu selamat," Sachiko berjalan mondar-mandir, "bodoh ...! Tentu saja kau tidak boleh mengatakan kalau aku yang menyuruh kalian ...! dasar dungu," umpatnya lagi.

"ya, cepat bereskan dia. Baiklah-baiklah aku akan kesana. Ya, apa selain bodoh kau juga tuli hah?!" Sachiko membanting ponselnya ketanah.

"Berengsek, sejak kapan Kenzie pandai berkelahi?" gerutunya kesal.

Setahu Sachiko Kenzie tidak setangguh yang dikatakan suruhannya tadi lewat telepon. Ia tidak percaya, mana mungkin Kenzie bisa melawan sepuluh orang sekaligus dengan tangan kosong. Ia merasa harus memastikannya sendiri.

"Aaarggh...!" geramnya kesal, "percuma menyewa gerombolan preman kalau membereskan satu orang saja tidak becus," Sachiko mengerutu sambil melangkah memasuki mobil sedan merahnya.

Seorang supir yang dari pagi-pagi buta menemaninya hanya bisa terdiam mendengar semua umpatan dan kemarahan majikannya ini.

"Cepat jalan," kata Sachiko ketus, "ke gudang penyimpanan ikan."

Tanpa banyak tanya lagi supir itu segera menyalakan mesin mobil. Dalam situasi seperti ini, tidak bersuara adalah langkah yang paling aman bila tidak ingin menjadi sasaran pelampias kemaharan majikannya itu.

***

Mobil Jeep kuning milik Kenzie sudah penyok disana-sini. Pengemudinya sengaja menjadikan mobil itu sebagai tameng untuk menghindari rantai besi serta tongkat-tongkat pemukul yang dipakai oleh orang-orang tidak dikenal yang menyerangnya secara membabibuta ini.

Kondisi tubuhnya yang baru saja pulih dari sakit membuat ia kurang lincah dalam bergerak. Melawan beberapa orang yang mengeroyoknya sekaligus ditambah udara yang dingin membuat tubuhnya cepat sekali lelah.

Sampai saat ini ia masih belum mengerti, kenapa mereka semua tiba-tiba menyerangnya begini? Kesalahan apa yang sudah diperbuatnya? Sungguh ia tidak habis pikir.

"Hei, kalian pasti salah orang," katanya sambil memelintir tangan lawan kemudian mendorongnya.

"Diamlah brengsek, dan berhentilah melawan kami bila masih menginginkan gadis ingusan bernama Yuri itu selamat," teriak salah satu dari mereka.

"Apa?! Yuri?" tanyanya tidak percaya, ada apa sebenarnya ini? Kenapa mereka menyebut nama Yuri? Pikirnya. "katakan, siapa yang menyuruh kalian?!"

'Buug'

Karena lengah seorang dari mereka berhasil memukul rahangnya, sudut bibirnya jadi berdarah. Ia meludahkan sedikit darah yang hampir tertelan olehnya.

Kini tiga orang pria diantara mereka bersiap menyerangnya. Mereka mulai memutar-mutar tongkat golf dan pemukul bisbol. Ia tetap berdiri tegap, tidak terintimidasi dengan semua itu.

"Ha ...Ha ...Ha ... Kau tidak ingin gadis itu terluka bukan?" salah seorang dari mereka menyeringai garang.

"A-apa? Jangan main-main," ketenangannya mulai runtuh. "kalian ... jangan pernah coba-coba untuk menyentuhnya!" serunya marah.

"Ha ...Ha ...Ha ... .Ha.. Kami tidak bisa menjamin, kecuali ... kalau kau berhenti keras kepala dan berhenti melawan kami."

Sungguh picik sama saja seperti bunuh diri kalau ia diam saja tidak melawan. Dipandangnya mereka satu persatu, "cih, gerombolan pengecut," cibirnya. Matanya mulai bersinar tajam.

Early weddingWhere stories live. Discover now