Chapter 1n

16.6K 254 6
                                    

"Kau...kau.. Dasar iseng." Yuri terlihat gemas sedang pria itu tertawa renyah.

"Jangan tertawa tidak lucu." Yuri cemberut.

"Hei kenapa hanya melihat senyummu saja dia bisa mengenalimu." Kata pria yang bergigi putih dan rapi itu heran.

"Tentu saja kobe aku ini suaminya." Kata pria itu percaya diri dan mulai memakan mienya.

"Riyu..." Yuri malu wajahnya memerah.

"Ada apa?" Riyu memandang wajah yuri yang memerah.

"Wah ternyata kakak iparku terlihat lebih cantik bila pipinya memerah." Orang yang di panggil kobe terkekeh pelan.

Mata yuri mendelik lalu mencoba mengingat 'Kobe.. Nama yang tidak asing tapi... Siapa yah? Em...' Yuri berkata di dalam hati.

Satu detik

Dua detik

Tiga detik

"Ah aku ingat, coba buka mulutmu." Kata yuri tiba-tiba sambil menatap kobe. Riyu dan kobe kaget.

"A..apa? Ka..kau mau apa?" Kobe panik karena yuri memegang sumpit lalu mengisyaratkan supaya kobe membuka mulutnya.

"Cepat buka mulutmu perlihatkan gigimu." Kata yuri dengan tatapan tajam.

Kobe memandang riyu tetapi yang di pandang hanya tersenyum lalu memakan mienya lagi.

Kobe ketakutan "kakak ipar kau gila kah? Ah riyu tolong aku.." Kobe memundurkan kursinya.

Riyu hanya tertawa "Kobe turuti saja apa kata kakak iparmu ini kalau tidak kau akan tamat." Kata riyu menakuti dan memberi penekanan pada kata tamat lalu tersenyum jahil pada yuri.

"Cepat.." Yuri melirik riyu sekilas lalu mengedipkan sebelah matanya.

'Cantiknya... Ah aku gemas pada mu.' Riyu berkata di hati sambil terus tersenyum manis memandang wajah istrinya.

Dengan takut-takut kobe membuka mulutnya dan yuri menyentuh pelan giginya dengan sumpit.

"Asli.." Gumannya.

"YURI CHAN... Apa yang kau lakukan pada pelangganku." Mine berteriak di samping yuri.

"Huh mine.."

Yuri menghela nafas lalu menggosok telinganya.

"Maaf..kan.." Mine tercengang melihat dua pria tampan yang tengah menatapnya. 'Tampan sekali...' Kata mine di hati di dalam restorannya serasa di penuhi bunga-bunga sakura.

"Maafkan sikap temanku." Kata yuri sambil menutup mulut mine yang terbuka tanpa di sadarinya.

"Tidak apa-apa." Kobe tersenyum sedang riyu melanjutkan memakan mienya.

"Mine..mine.." yuri mencubiti pipi mine yang masih terlihat terpesona pada ketampanan dua orang pria di hadapanya.

"Apa kalian artis?" Mine salah tingkah.

"Bukan kami hanya pria biasa." Lagi-lagi kobe tertawa.

"Sudah-sudah cepat habiskan mie ramen mu." Kata yuri pada kobe dan cepat menarik paksa tangan mine sebelum sahabatnya bertingkah lebih aneh lagi.

Pandangan mine tidak lepas dari kobe dan riyu yang tampak mengobrol sambil memakan mienya.

"Yuri mereka berdua tampan sekali.." Mine memeluk erat yuri.

'Huh apa jadinya bila mine tau salah satu dari mereka itu adalah suamiku huh.' Yuri menghela nafas.

"Lepaskan mine chan kau mau membuat aku kehabisan nafas hah?" Yuri berusaha melepas pelukannya.

"Ah maafkan aku mereka benar-benar tampan... Eh yuri apa yang tadi kau lakukan dengan sumpit itu disana?" Mine masih memandang riyu dan kobe.

"Tidak ada hanya memeriksa giginya." kata yuri enteng.

Mine kaget dan segera memegang kening yuri "Kau tidak gila kan?"

"Apa? Yang benar saja." yuri melepaskan tangan mine 'Aku hanya memastikan bukankah giginya terlihat hitam pada hari pernikahanku?' Yuri tampak berpikir.

"Oh.,tidak mereka mendekat." Mine panik.

"Maaf berapa semuanya." Kobe bertanya pada kasir lalu mengeluarkan beberapa lembaran yen dari dompetnya.

Riyu memandang yuri seperti mengatakan 'Cepat aku menunggumu' Dan yuri hanya mengangguk. Mine berbisik di telinga yuri.

"Yuri Ayo kita kenalan." Mine menarik tangan yuri.

"Tidak mau.. Memalukan tau." Kata yuri menahan tangannya.

"Ah kau payah." mine cemberut.

"Nona kami pulang dulu." Kobe tersenyum ramah pada mine sedang riyu acuh-acuh saja.

"E..oh ya.. Silakan sering-sering mampir kemari." Mine salah tingkah kobe hanya tersenyum lalu melangkah pergi.

"Pria aneh.." kata mine.

"Apa? Yang mana?" Yuri penasaran.

"Yang menatapmu terus. Terlihat dingin dan acuh padaku." Mine memandang yuri.

"Benarkah?" Yuri tersenyum 'Tentu saja dia itu kan suamiku he..he..he.. Ups apa yang aku pikirkan' Yuri berkata di hati.

"Mine aku pulang dulu yah? Sudah malam nih." Yuri bergegas memakai jaketnya.

"Aku antar yah?" Mine mendekati yuri.

"Ti..tidak perlu ada yang menjemputku kok." Kata yuri tanpa sadar.

"Siapa?" Mine penasaran.

"Apa.? E.. Itu supir." Kata yuri kaget.

"Ya sudah hati-hati yah sampai bertemu besok di sekolah.."

Yuri mengangguk.

"O ya ini hampir saja lupa." Mine menyerahkan kaset dvd berjudul love u pada yuri.

"Apa ini?" Yuri heran.

"Setelah nonton film ini kau akan tau apa itu ciuman pertama." Mine tersenyum

Yuri mengangguk dan langsung memasukannya kedalam saku jaket.

"Baiklah sampai jumpa mine." Yuri melambaikan tangan lalu berlari keluar.

"Hati-hati" Teriak mine.

Yuri berlari kemudian berbelok, riyu tengah mendengarkan musik melalui headset sambil menyender pada mobil dan memasukan kedua tangannya ke saku celananya.

Yuri melambaikan tangan lalu berlari kearah riyu yang tengah tersenyum padanya.

"Ayo" Riyu membukakan pintu belakang mobilnya.

Yuri memandang heran.

"Hai kakak ipar malam ini aku akan menginap di apartemen kalian boleh yah?" Kata kobe manja.

Yuri tersenyum lalu segera duduk di jok belakang di ikuti oleh riyu.

"Tentu saja boleh tapi tidak ada kamar tambahan di apartemen kami." Yuri mencari-cari beruangnya di bawah jok.

"Tenang saja tidak masalah" kobe mulai menjalankan mobilnya.

"Apa yang kau cari?" Riyu memandang yuri heran.

"Beruangku." Yuri masih sibuk mencari.

"Itu di jok depan." Riyu mengambilnya -

Early weddingWhere stories live. Discover now