Chapter 1g

18.6K 299 3
                                    

*jam lima pagi*

Suara sedikit gaduh membuat riyu terbangun dari tidurnya.riyu mengerjap-ngerjap matanya lalu duduk kemudian menguap.pandangannya tertarik melihat ke dapur di mana suara gaduh itu berasal.riyu bangkit berdiri kemudian meregangkan badannya,rasa pegal menyerang tubuhnya,bagaimana tidak riyu harus tidur meringkuk di atas sofa yang kurang panjang.

"ibu,aku masih ngantuk."yuri menguap.

"jangan malas sayang,cepat bantu ibu menyiapkan sarapan."ibu yuri sibuk mengupas udang.

"ibu,ini masih malam lihat langitnya belum terang."yuri duduk dengan malas.

"sayang,ibu harus sudah ada di bandara jam tujuh nanti.jadi cepat bantu ibu sekarang."ibu yuri mulai mencuci udangnya.

Yuri diam-diam tertidur lagi sambil duduk.

"azaki yuri....!!"ibu yuri berkata gemas sambil menciprati air ke muka yuri.

"ibuu... Hentikan..!! baik-baik aku bangun."yuri mengusap wajahnya yang basah dengan punggung tangannya lalu memakai celemek.diam-diam riyu memperhatikan entah mengapa sejak mengenal yuri riyu merasa ada sisi lain dari dirinya yang baru di ketahui.

"sayang,barang-barangmu sudah di bereskan?"ibu yuri mulai menggoreng tempura.

"a..apa?kenapa harus di bereskan bu?"yuri memandang ibunya bingung.

"mulai sekarang kau kan harus tinggal bersama riyu,emm.. Bukankah ibu sudah bilang?"

"a...apa,kenapa?kapan ibu bilang seperti itu?"yuri kaget.

"benarkah ibu belum mengatakannya padamu?ah ibu lupa."ibu yuri tersenyum.

Yuri menahan kesal 'selalu saja begini,kenapa ibu pelupa sekaliii'kata yuri di dalam hati.

"kenapa aku harus tinggal bersamanya bu?"yuri mulai memotong wortel.

"kalian kan sudah menikah,lagi pula memang ini tujuannya supaya ada yang menjaga dan menyayangimu di negara ini karena ayah harus pindah tugas,bukankah lebih baik tinggal bersama.dengan begitu ibu dan ayah akan lebih tenang meninggalkan mu."

"huh,ibu aku baru saja mengenalnya kenapa ibu yakin sekali dia akan menjaga dan menyayangiku,kami tidak saling cinta maksudnya aku tidak tau dia cinta aku atau tidak begitu pun sebaliknya."yuri menghela nafas.

"cinta itu akan tumbuh dengan sendirinya tanpa di sadari oleh kalian,ibu yakin itu."ibu yuri mencuci wortelnya.

Riyu ikut mendengarkan pembicaraan mereka dan memikirkan kata-kata ibu mertuanya.

'apa mungkin aku sudah jatuh cinta padanya?'riyu berkata di dalam hati.

"ah,kau sudah bangun riyu."ayah yuri berjalan lalu duduk menyalakan tv.

Riyu kaget lalu tersenyum.

"bagaimana kuliahmu?ku dengar kau ingin meneruskan perusahaan baja milik ayahmu."ayah yuri memandang riyu.

"begitulah,sekarang baru masuk tahun ketiga.sebenarnya aku ingin menjadi arsitek tapi siapa yang akan meneruskan perusahaan ayah nanti."riyu nampak menerawang.

"kau memang anak baik,beruntung kato memiliki anak sepertimu.kenapa kau tidak kuliah dua jurusan saja sekaligus,ku dengar kau sangat pintar."ayah yuri tersenyum.

"aku biasa saja ayah.aku juga sudah memikirkannya,tapi aku tidak tau apakah ayahku akan setuju?"riyu tampak binggung.

"memangnya kenapa kau berpikiran seperti itu?"ayah yuri mengambil koran.

"ibu pernah bilang,ayah khawatir aku tidak mau meneruskan perusahaan ayah dan lebih memilih menjadi arsitek."riyu menghela nafas.

"dengar nak,memang biasanya tidak baik menjalankan dua pekerjaan yang berbeda tapi menurut ayah sepertinya kau bìsa menjadi arsitek khusus rekontruksi baja.dengan begitu kau tetap dapat mencapai cita-citamu sekaligus berbakti pada orang tua.ayah akan bantu membicarakan ini dengan ayahmu."ayah yuri mulai melihat-lihat korannya.

"terimakasih."riyu tersenyum,dirinya tidak menyangka akan memiliki ayah mertua yang mengerti dirinya.

"ibuu...!!"yuri berteriak panik.

Semua orang jadi kaget dan berjalan ke dapur.

"ada apa yuri?"ayah yuri khawatir.

"i..itu anu.. e..."yuri gugup karena riyu memandangnya terus.

Ibu yuri bergegas menuju dapur."ya ampun.. Sayang,kenapa tempuranya gosong semua."ibu yuri panik.

"ibu jangan menyalahkan aku,dari tadi aku membuat nasi kepal.aku tidak tau dan lagi ibu pergi begitu saja tanpa menitipkan goreng tempura itu padaku."yuri membela diri.

"ha..ha..ha,jangan kaget riyu itu sudah biasa.ayo riyu bantu ayah memeriksa mobil."tiba-tiba ayah yuri tertawa lalu segera pergi dari sana sebelum mendapat tatapan mematikan dari istrinya.riyu tersenyum lalu mengikuti ayah mertuanya.

"aduuh,bagaimana ini?tidak ada yang selamat.huh"ibu yuri membolak-balik tempuranya lalu menghela nafas.

Yuri diam-diam tertawa ibunya memang seperti itu.'ah aku sayang padamu ibu,kau ibu yang unik'yuri berkata di dalam hati lalu memeluk ibunya.

"kau kenapa sayang?"ibu yuri kaget.

"aku pasti akan merindukan ayah dan ibu"yuri berkata sedih.

"ibu juga nak."ibu yuri juga sedih.

*satu jam berlalu*

Riyu membantu yuri memasukan barang-barangnya.

"apa sudah tidak ada lagi?"ini pertanyaan ketiga dari riyu,sudah tiga kali riyu membongkar tali dus barang-barang yuri.

"sepertinya sudah."yuri tampak berfikir,jawaban ini sudah di ulang tiga kali.

Riyu mulai mengikat talinya dengan kesal.

"eh tunggu..!!"yuri tiba-tiba berlari keluar kamar.

Riyu menghela nafas sambil memandang boneka beruang milik yuri,rasanya boneka itu terlihat tidak asing dimatanya.

Tidak lama yuri datang membawa jam bekernya.

"ini yang terakhir.tadi pagi aku lupa membawanya ke dapur."yuri tersenyum.

"benar?coba ingat-ingat lagi."riyu membuka lagi ikatan tali dusnya.

"benar,mungkin kali ini benar.aku mandi dulu ah."yuri bergegas ke kamar mandi.

"jawaban apa itu?dasar"riyu berguman kesal.

"apa?kau bilang apa?"yuri memandang riyu.

"em..boleh mandi bersama?"riyu tersenyum jahil.

"TIDA..K"yuri berteriak.

Early weddingWhere stories live. Discover now