Chapter 1s

16K 244 8
                                    

"Yuri ikut aku." Mine menarik tangan yuri.

"Kita mau kemana?" Yuri bertanya dengan heran.

"Kau tidak boleh kalah." Mine terus menarik tangan yuri.

"Apa?" Yuri tidak mengerti.

"Kau harus mendaftar masuk anggota karate." Mine tersenyum.

"A..apa? Aku tidak mau mine chan.." Yuri meronta.

"Harus yuri chan, kobe sudah menceritakan sesuatu padaku pokoknya kau tidak boleh kalah dengan yang lain lihat para wanita itu seperti kucing yang lapar melihat sensei." Mine menunjuk antrian panjang di hadapannya.

"A..apa? Dia cerita apa?" Yuri panik. 'Ah.. Bocah usìl ingatkan aku untuk menarik giginya sampai lepas nanti..!!' Yuri meruntuk di hati.

"Kobe bilang padaku bahwa..." Mine sengaja mengantung kata-katanya.

"Bahwa apa?" Yuri tidak sabar.

"Huh kenapa sih aku harus tau dari orang lain? Apa kau tidak mengagapku teman lagi hah? Kenapa kau tidak pernah cerita padaku?" Mine sewot.

'Dasar bocah gila cerita apa dia? Jangan-jangan... Huh tamatlah aku..' Yuri menghela nafas pasrah.

"Jadi kau sudah tau?" Yuri menunduk lemah, mine mengangguk semangat.

"Huh.. Maafkan aku mine.. Aku.. Aku.." Yuri tidak dapat meneruskan kata-katanya karena menahan sedih. Hatinya kesal seperempat mati pada kobe. Hari ini mine tau rahasianya lalu mungkin besok.. 'ah... Aku kesal..!' Teriak yuri di hati.

Mine tiba-tiba memeluk yuri "Jadi itu benar? Sudah jangan khawatir, aku mendukungmu yuri chan. Tidak usah malu sensei sangat tampan pantas saja kau jatuh cinta setengah mati padanya."

"A..apa?" Yuri kaget temannya ini bicara apa? Pikirnya.

"Pokoknya kau harus berhasil mendapatkan hati sensei. Berjuanglah untuk menjadi kekasihnya yuri chan.. Aja aja fighting!!" Mine mengepalkan tangannya di udara.

"A..apa?" Yuri kaget sebenarnya bocah usil itu bilang apa pada mine? Pikirnya. Tapi hati yuri sedikit tenang karena yakin kobe tidak mengatakan bahwa yuri dan riyu telah menikah diam-diam.

"Tolong di catat, azaki yuri 17 tahun kelas XII a." Mine sedang mendaftarkan yuri.

"Emm...tolong tulis juga nama hanowa mine 17 tahun kelas XII a." Yuri tersenyum.

"Hei kenapa aku di daftarkan juga?" Mine sewot.

"Kau harus temani aku."

"Kenapa? Bukannya kau yang jatuh cinta pada hmfgmmgh..." Yuri membekam mulut mine karena berbicara keras-keras.

"Sedang apa kalian di sini?" Riyu berdiri di hadapan mereka.

Yuri kaget "Emm.. Mengantar mine mendaftar, ya mine." Yuri gugup sambil menunjuk mine.

Mine berontak dan berhasil melepas tangan yuri dari mulutnya.

"Ah sensei, tidak-tidak yang benar aku mengantar yuri mendaftar. Yuri.. Yuri." mine tidak mau kalah.

Riyu memandang yuri sambil mengangkat sebelah alisnya.

Yuri jadi salah tingkah "Ka..kami ke kelas dulu." Yuri berlari menarik tangan mine.

Riyu nampak heran.

"Sensei ini daftar anggota kita yang baru, semua ada 109 orang." Seorang pemuda seusia yuri memberikan beberapa lembar kertas. Riyu membolak balik membaca kertas di tangannya dan tersenyum melihat nama yang di kenalnya ada di urutan kedua dari bawah.

Sepanjang sisa jam kelasnya yuri duduk tidak tenang karena mine mengajaknya bicara terus di tambah kobe yang tidak berhenti mengganggu ini dan itu. Kebetulan kobe duduk pas di belakang bangku yuri.

'Huh bisa stres aku bìla setiap hari begini..' Kata yuri di hati sambil menghela nafas pasrah.

~ Saat pulang sekolah ~

"Jadi kau tidak tinggal di rumahmu lagi?" Mine berjalan bersama yuri.

Yuri mengangguk.

"Jadi sekarang kau tinggal dimana?"

"Di apartemen." Yuri memainkan rambutnya.

"Wow keren, kapan-kapan aku akan menginap disana." Mine tersenyum ceria.

"A..apa?" Yuri menghentikan langkahnya karena kaget.

"Yuri chan lihat sepertinya itu kobe." Mine tidak menyadari keadaan yuri.

"Emm.. Kobe keren yah? Aku tidak menyangka dia sangat tampan tanpa gigi panjangnya." Mine memperhatikan kobe yang menstater motor sportnya.

"Hei kamu naksir kobe yah?" Yuri mengoda mine.

"A..apa? Siapa yang bilang?" Wajah mine memerah.

"Lalu kenapa wajahmu berubah seperti stroberi."

"A..apa? Tidak mana stroberinya?" Mine menutup wajahnya dengan tangan.

"Ha..ha..ha HEI KOBE..!!" Yuri pura-pura memanggil kobe sambil berlari.

"Ah YURI CHAN..!! apa yang kau lakukan?" Mine mengejar yuri.

Dari dalam mobil riyu tersenyum melihat yuri yang tengah tertawa sambil berkejar-kejaran dengan mine. Dirinya tidak menyangka akan jadi begini kehidupannya, mempunyai istri yang masih 17 tahun masih polos dan sekolah sma. Tanpa kenalan terlebih dulu apalagi pacaran, tetapi anehnya dirinya merasakan sesuatu yang bergejolak di hatinya saat matanya memandang mata coklat muda milik yuri. "Huh.. Ternyata begini rasanya." Riyu menghela napas lalu mulai menjalankan mobilnya.

***

Yuri berjalan menuju apartemennya, hari ini yuri sangat lelah.

"Apa yang di lakukan riyu saat ini yah?" Guman yuri sambil membuka kunci apartemennya.

Yuri memasuki kamarnya berganti pakaian lalu menghempaskan tubuhnya di atas tempat tidur.

"Hei beruang kau tau riyu dan bocah usil itu ada di sekolahku. O ya mengapa ibu belum menelepon ku yah? Ah kenapa kau diam saja? Apa karena hari ini kau belum ku gigit?" Yuri mengajak bicara bonekanya (Hmm..kebiasaanya kambuh).

"Sekarang aku ini seorang istri, apa yang harus ku lakukan?" Yuri tampak menerawang mengingat kegiatan ibunya.

"Em..pagi hari membangunkan ayah, membuatkan sarapan, menyiapkan baju kerja ayah, siang hari emm... Memasak makan siang, mendengar ceritaku di sekolah, membaca majalah, sore hari berbelanja kebutuhan keluarga, menyambut ayah pulang dari kantor lalu minum teh bersama. Malamnya memasak makan malam lalu tidur bersama ayah." yuri berguman.

"Apa? Tidur bersama?"

Early weddingWhere stories live. Discover now